Saya
tidak tahu namanya. Seseorang hanya mengirim WA dan bertanya "Apakah ini
TBM Lentera Pustaka?". Saya jawab iya. Lalu beliau minta alamat Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) yang saya dirikan di Kampung Warung Loa di Kaki Gn. Salak Bogor. Maka
alamat pun saya berikan.
Tidak
disangka dan tidak diduga. Ternyata, beliau pagi ini mengantar "5 dus
donasi buku cerita" untuk 60 anak-anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka.
Tentu, demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak
kampung usia sekolah. Itu hanya cara sederhana untuk menyumbang buku k taman
bacaan.
Memang
sejak 3 tahun lalu, tepatnya 5 November 2017, saya mendirikan Taman Bacaan Masyarakat
Lentera Pustaka. Tujuan utamanya adalah untuk meredam angka putus sekolah di Desa
Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor yang tergolong tinggi, mencapai 81% hanya di
level SD. Maka saya menempuhnya dengan mendirikan taman bacaan di garasi rumah
yang tadinya saya gunakan untik istiraha tiap week end. Namun karena anak-anak
saya sudah besar dan jarang dikunjungi, di situlah niatan membangun TBM Lentera
Pustaka berlangsung. Hanya ingin mengubah “mind set” anak-anak melalui buku
bacaan. Agar tetap sekolah, sekaligus membangun tradisi baca.
Karena di mata
anak-anak, semakin rajin baca maka anak akan semakin semangat belajar. Sehingga
terhindar dari putus sekolah. Dan Alhamdulillah, hingga kini mereka tetap
sekolah dan hebatnya mampu membaca 5-8 buku per minggu. Seminggu 3 kali, tiap
rabu sore – Jumat sore – Minggu pagi, anak-anak di kampung itu selalu membaca. Padahal
sebelumnya ad ataman bacaan, sama sekali mereka tidak punya tradisi baca.
Seiring
waktu berjalan, sungguh saya terus bersyukur. Selalu saja ada orang-orang yang
peduli dan baik hati di lingkaran taman bacaan ini. Seperti Asuransi Jiwa Tugu
Mandiri (AJTM) dan Asosiasi DPLK (ADPLK) yang pada tahun 2020 ini menjadi
sponsor CSR Korporasi untuk membantu program membaca anak-anak, program literasi
keuangan, dan membantu biaya operasional taman bacaan Lentera Pustaka. Karena
di TBM Lentera Pustaka, ada 4 tenaga honor (2 petugas baca dan 2 petugas
pendukung). Saya berharap, taman bacaan Lentera Pustaka bisa jadi ladang amal
dan berkah buat semua pihak yang peduli.
Lalu,
bagaimana cara menyumbang buku ke taman bacaan?
Mudah
saja. Karena buku adalah jendela ilmua pengetahuan. Maka buku baru atau buku
bekas asal masih layak baca, tentu dapat disumbangkan oleh siapapun. Maka cara
menyumbang buku ke taman bacaan adalah sebagai berikut:
1.
Kumpulkan
saja buku baru atau buku bekas layak baca yang ada di rumah atau di komunitas Anda.
2.
Jangan
lupa, buku yang dikumpulkan adalah buku-buku a) buku cerita sejarah atau
dongeng, b) buku bacaan anak-anak usia sekolah, c) buku ensiklopedia, d) buku
umum sperti motivasi, sejarah, agama, dan sebagainya. Asal jangan buku
pelajaran sekolah.
3.
Setelah
buku terkumpul silakan cari taman bacaan di sekitar tempat tinggal Anda, lalu
hubungi pengurus-nya dan buatlah jadwal penyerahan sumbangan buku.
4.
Terakhir,
penyerahan buku di taman bacaan sambil foto-foto dan bertanya lebih jauh
tentang taman bacaan tersebut.
Jadi
mudah kan untuk menyumbang buku ke taman bacaan? Asal punya kepedulian, punya
kepekaan sosial. Siapapun bisa menyumbang buku ke taman bacaan.
Nah, salah satu taman
bacaan yang menerima sumbang buku adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka. Ini taman bacaan yang dikenal unik dan kreatif karena menerapkan model
“TBM Edutainment” seperti ada senam siletasi, salam literasi, doa literasi,
membaca bersuara, laboratorium baca tiap minggu, event bulanan, dan jajanan
keliling gratis.
Lokasi TBM Lentera
Pustaka berada Jl. Masjid
Nurul Iman No. 77 RT 02/12 Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab
Bogor 16610. Taman bacaan ini didirikan oleh Syarifudin Yunus, seorang pegiat
literasi dan Dosen Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang kini tengah
menyelesaikan studi S3-Program Doktor Manajemen Pendidikan di Pascasarjana
Universitas Pakuan Bogor.
Silakan googling TBM Lentera Pustaka, banyak aktivitas
menarik di taman bacaan ini. Bahkan TBM Lentera Pustaka sering menjadi
narasumber di DAAI TV dan TV Parlemen untuk topik “gerakan literasi”. Jadi,
menyumbang buku ke TBM Lentera Pustaka pun tidak masalah. Silakan menyumbang
buku bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia
sekolah. Apalagi di tengah gempuran era digital seperti sekarang.
Intinya, siapapun
boleh jadi apapun. Siapapun boleh jadi apa saja yang hebat-hebat. Punya
pangkat, punya jabatan. Bahkan punya gaya hidup dan status sosial yang keren.
Tapi tanpa rasa peduli dan sikap mau berbagi, itu hanya sia-sia belaka. Karena
manusia, bukan atas apa yang dimiliki tapi atas apa yang diberikan buat orang
lain.
Percayalah,
orang-orang peduli itu kian banyak. Bahkan mulai tahun 2020 ini, saya tadinya
setiap Minggu ada dan ke TBM Lentera Pustaka untuk membimbing anak-anak laboratorium
baca dan mengajar ibu-ibu buta aksara dalam program GErakan BERantas BUta
aksaRA (GEBERBURA). Tapi sekarang, cukup 2 minggu sekali saja. Karena tiap
2 minggu pula ada relawan dari para mahasiswa yang tergabung dalam BEM Faperta
IPB yang akan hadir untuk membimbing anak-anak baca dan mengajar ibu-ibu
buta aksara. Saling bergantian, antara saya dan mahasiswa BEM Faperta IPB. Mereka
anak-anak muda yang peduli.
Hari gini, jangan lagi
sumbangan hanya sebatas pikiran atau niatan. Ubah niat baik jadi aksi nyata.
Sekalipun hanya menyumbang buku bacan ke taman bacaan.
Terima kasih kepada hamba Allah yang saya tidak kenal di foto ini dan seluruh
pihak yang telah peduli pada TBM Lentera Pustaka selama ini. Ini warisan kita
semua, saat nanti "pulang" ke hadirat-Nya ... Wallahu a'lam. Jadilah
orang peduli #OrangPeduli #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen