Kamis, 31 Agustus 2023

Literasi Pendirian DPLK, Kata Kuncinya di Edukasi dan Akses Digital

UU No. 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) pada Pasal 137 ayat (3) menyebut “Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dapat dibentuk oleh badan hukum yang telah memiliki izin usaha dari OJK sebagai bank umum, bank umum syariah, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi jiwa syariah, manajer investasi, manajer investasi syariah, atau lembaga lain yang diatur lebih lanjut dalam POJK setelah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan. Itu berarti, DPLK tidak lagi hanya dapat didirikan oleh bank umum dan asuransi jiwa tapi bank umum syariah, asuransi jiwa syariah, manajer investasi, manajer investasi syariah, dan lembaga lain yang akan diatur OJK pun dapat mendirikan DPLK.

 

Sesuai dengan FAQ yang dikeluarkan OJK pada nomor 5 ditegaskan bahwa saat ini belum ada pengaturan terkait kriteria manajer investasi (lembaga jasa keuangan lainnya) yang dapat mendirikan DPLK. Namun berdasarkan ketentuan Pasal 2 POJK Nomor 14/POJK.5/2016 tentang Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Perubahan PDP dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan   (POJK   14/2016),  pihak   yang   akan   mendirikan   DPLK   harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a.    berbentuk badan hukum Indonesia dan berkantor pusat di Indonesia;

b.    paling singkat dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum mengajukan permohonan, dinyatakan sehat oleh OJK; dan

c.    memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK.

Begitu pula kriteria lembaga lain yang dapat mendirikan DPLK selanjutnya akan diatur lebih lanjut dalam POJK setelah berkoordinasi dengan Menteri (Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan).

 

Sambil menanti Peraturan OJK terkait pendirian DPLK (kelembagaan dana pensiun), pada dasarnya pendirian DPLK harus mendapat persetujuan dari OJK. Karena itu, lembaga jasa keuangan yang sudah ditentukan sesuai UU PPSK dapat mendirikan DPLK harus menyiapkan 1) pernyataan tertulis Pendiri, 2) Peraturan Dana Pensiun (PDP), dan 3) menunjjuk Pengurus dan Dewan Pengawas. Oleh karena itu, ada 3 (tiga) hal yang patut diperhatikan untuk mendirikan DPLK, yaitu 1) izin atau pengesahan dari OJK, 2) kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelola DPLK, dan 3) kesiapan sistem teknologi informasi yang memadai untuk DPLK.

 

Lalu pertanyaannya, kenapa lembaga jasa keuangan lain atau manajer investasi perlu mendirikan DPLK? Tentu saja, regulasi seperti UU PPSK yang mengatur pendirian DPLK bukan tanpa alasan. Pasti karena ada potensi besar untuk menyediakan dana pensiun kepada ratusan juta pekerja di Indonesia. Data menyebut saat ini ada 136 juta pekerja di Indonesia, dengan komposisi 60% di sektor informal (81 juta pekerja) dan 40% di sektor formal (55 juta pekerja). Karena itu, strategi bisnis dan metodologi untuk penetrasi pasar DPLK harus menjadi acuan. Potensi memang besar tapi harus diimbangi dengan 1) edukasi yang masih dan berkelanjutan dan 2) kemudahan akses masyarakat memiliki DPLK melalui digitalisasi.

 


Semua orang tahu dana pensiun itu penting. Semua orang paham manfaat DPLK itu besar. Tapi faktanya hari ini, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun. Bahkan 7 dari 10 pensiuanan di Indonesia mengalami masalah keuangan di hari tua. Tidak sedikit pensiunan yang hidupnya di masa pensiun bergantung kepada anak atau orang lain. Bahkan tidak sedikit pekerja formal yang jaya di masa bekerja tapi gagal mempertahankan gaya hidup di masa pensiunnya. Semuanya terjadi akibat tidak tersedianya dana pensiun yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua, saat tidak bekerja lagi. Jadi soalnya bukan DPLK-nya tapi bagaimana cara mampu meningkatkan kepesertaan pekerja pada program DPLK.

 

Mendirikan atau tidak mendirikan DPLK, tentu sangat bergantung pada strategi bisnis dari lembaga jasa keuangan atau manajer investasi itu sendiri. Tapi prioritas yang dituju dengan pendidian DPKK hanyalah 1) meningkatkan kepesertaan pekerja di DPLK dan 2) memperbesar aset kelolaan DPLK yang lebih signifikan,  Maka lembaga jasa keuangan atau manajer investasi, harus benar-benar memahahami tujuan pengaturan industri Dana Pensiun (sesuai UU No. 4/2023 tentang PPSK) yaitu 1) meningkatkan pelindungan hari tua bagi masyarakat, khususnya para pekerja, 2) Meningkatkan literasi dana pensiun, 3) Mendorong kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan program pensiun, dan 4) mempercepat akumulasi sumber dana jangka panjang sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan.

 

DPLK itu ada agar “kerja yes, pensiun oke”. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #EdukasiDanaPensiun

 

Literasi Itu Ulurkan Tangan Bukan Banyak Omong

Banyak kejadian di sekitar kita. Banyak peristiwa yang bisa dilihat dengan kasat mata. Tapi apa yang banyak dilakukan orang? Hanya berkomentar, hanya mengomentari. Tanpa mau membantu atau berbuat apapun.

 

Melihat orang berjalan lalu terjatuh, malah berkomentar, “Ke mana mata tuh orang bisa sampai jatuh”.

Melihat rumah orang rumahnya berantakan, malah mengomentari, “Katanya orang berpendidikan, kok rumahnya berantakan ya?”

Melihat anak-anak yang kerjanya nongkrong, malah menghardik, “Pada mau jadi apa sih tuh anak-anak, kok kerjanya nongkrong”.

 

Ada realitas yang salah di zaman begini. Banyak orang lebih senang mengomentari daripada mengulurkan tangan untuk membantu. Bila melihat orang jatuh ya harusnya ditolong untuk berdiri lagi. Bila melihat rumah orang berantakan ya bantu untuk merapihkan. Dan bila melihat anak-anak yang nongkrong ya dinasihati untuk membaca buku di taman bacaan. Itulah sikap dan akhlak yang diperlukan hari ini. Bukan malah mengomentari, bahkan menghardiknya.

 

Apapun, cukup ulurkan tanganmu.

Bila tidak bisa membantu, maka jangan mengomentari. Bila tidak bisa memberi manfaat, jangan mengganggu. Bila tidak bisa menyenangkan, jangan membuat sedih. Dan bila tidak bisa memuji, maka jangan mencela. Harusnya selama kamu masih bisa berdiri, ulurkan tanganmu untuk orang-orang yang telah jatuh. Bukan hanya bisa mengomentarinya.

 

Spirit “ulurkan tanganmu saja” itulah yang dipegang Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ketika banyak anak-anak yang putus sekolah maka disiapkan beasiswa untuk mereka. Ketika daerah dan anak-anak tidak punya akses bacaan, maka dibuatkan taman bacaan. Ketika kaum ibu terjerat rentenir dan utang berbunga tinggi, maka didirikan koperasi simpan pinjam. Ketika anak-anak usia dini tidak punya tempat belajar calistung, maka disediakan tempat belajar calistung seminggu dua kali. Ketika masih ada kaum ibu buta huruf, maka diajarkan baca tulis hingga kini. Dan ketika ada kampung yang tidak punya akses bacaan, disiapkan motor baca keliling yang berkunjung. Semuanya gratis dan tidak berbayar. Hingga kini, tidak kurang 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan. Jadi, cukup ulurkan saja tanganmu untuk membantu yang layak dibantu.

    


Hati-hati, roda kehidupan itu berputar. Jangan sampai berbalik. Siapapun bisa jatuh, bisa berantakan rumahnya, bisa anak kita yang nongkrong. Maka lebih baik, ulurkan tanganmu kepada orang lain untuk membantunya. Apapun kondisinya, bantu semampu yang bisa dibantu. Cukup ulurkan tanganmu, selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja dengan cara-Nya.

 

Jangan sampai, lisan atau mulut kita hanya bisa mengomentari kehidupan orang lain. Hanya bisa berkomentar tentang masalah atau keadaan orang lain. Tanpa bisa membantunya, apalagi memberikan solusi. Hati-hati, karena kita tidak pernah tahu apa yang dialami orang lain. Tidak tahu apapun yang terjadi.

 

Cukup ulurkan saja tanganmu, bantu apa yang bisa dibantu. Bila tidak bisa mengulurkan tangan, maka cukup diam saja. Itu sikap dan akhlak yang baik. Salam literasi!

 

Rabu, 30 Agustus 2023

Literasi Dana Pensiun, Inilah 5 Akibat Pekerja yang Tidak Siap Pensiun

Ada yang bertanya kepada saya, apa sih akibatnya bila seorang tidak punya dana pensiun ?

Maka jawab saya, ada 5 (lima) akibat yang signifikan bila seoarang pekerja tidak punya dana pensiun. Yaitu 1) si pekerja itu gagal memenuhi kebutuhan hidupnya di hari tua karena tidak adanya dana yang cukup, 2) si pekerja akan jadi beban atau tanggungan anak atau orang lain di masa pensiun, 3) si pekerja mengalami masalah keuangan di masa pensiun saat tidak bekerja lagi, 4) si pekerja tidak mampu membiayai kesehatan ketika sakit di hari tua, dan 5) si pekerja sudah pasti gagal mempertahankan gaya hidup seperti saat masih bekerja.

 

Survei membuktikan bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan di hari tua, 2 dari 10 pensiunan masih bekerja lagi, dan hanya 1 dari 10 pensiunan yang benar-benar sejahtera di masa pensiun. Itu berarti, sebagian besar pensiunan tidak punya dana yang cukup untuk hari tua. Maka suka tidak suka, dana pensiun sangat diperlukan untuk menjaga kesinambungan penghasilan atau ketersediaan dana untuk masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Oleh karena itu, mempersiapkan masa pensiun sejak dini patut dilakukan bagi setiap pekerja di Indonesia.

 

Lalu, ada yang menyangkal tidak perlu dana pensiun karena sudah punya program Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan? Betul karena JHT kan bersifat program pensiun bersifat wajib. Tapi JHT sejatinya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar di hari tua seperti pangan dan sandang. JHT tidak akan bisa memenuhi gaya hidup atau kebutuhan tersier, seperti kesehatan, rekreasi, perawatan kendaraan, apalagi renovasi rumah.

 

Tingkat penghasilan pensiun (TPP) atau replacement ratio menyebut seorang pekerja membutuhkan dana sebesar 70-80% dari gaji terakhir di masa pensiun. Sebagai contoh, bila gaji terakhir si pekerja Rp. 10 juta, maka dibutuhkan dana sebesar 7-8 juta per bulan di masa pensiun (saat tidak bekerja lagi). Nah, program JHT bila terpenuhi paling besar bisa meng-cover 20% saja dari kebutuhan hidup di hari tua. Maka kekurangannya, 50-60% tingkat penghasilan pensiun itulah yang diperoleh dari dana pensiun. Bila tidak dipenuhi, maka akan bermasalah secara keuangan. Begitu kira-kira penjelasannya.

 


Nah, salah satu cara yang bisa ditempuh pekerja untuk lebih siap pensiun atau punya dana yang cukup di hari tua adalah dengan menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK bertujuan untuk menjaga kesinambungan penghasilan setiap pekerja di masa pensiun sekaligus menjadi solusi keuangan agar dapat memenuhi standar gaya hidup seorang pekerja di hari tua. Semua pekerja yang berpenghasilan dan sadar akan pentingnya masa pensiun dapat menjadi peserta DPLK, baik 1) mendaftar sendiri sebagai peserta individu atau 2) diikutsertakan melalui perusahaan.

 

Harus dipahami, DPLK adalah sarana paling tepat untuk mempersiapkan masa pensiuan yang Sejahtera. Bukan asuransi pensiun atau asuransi pesangon. Karena di DPLK, seriap pekerja yang menjadi peserta akan memperoleh 3 (tiga) keuntungan, yaitu: 1) ada pendanaan yang pasti untuk masa pensiun, 2) ada hasil investasi yang signifikan selama menjadi peserta DPLK, dan 3) mendapat fasilitas perpajakan saat dana dicairkan ketika masa pensiun tiba. Bahkan bagi Perusahaan yang mengikutsertakan pekerjanya di DPLK, maka iuran dari Perusahaan dapat dikompensasikan sebagai bagian dari pembayaran imbalan pascakerja atau uang pesangon sesuai dengan PP 35/2023 tentang PKWT dan Pemutusan Hubungan Kerja.

 

Sudah pasti, setiap pekerja ingin punya jaminan kesinambungan penghasilan di masa pensiun. Di samping ingin memiliki alokasi dana yang pasti untuk hari tua. Maka cara sederhana yang dilakukan adalah menjadi peserta DPLK. Agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa pensiun seperti masa bekerja. Kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #EdukatirDanaPensiun

Survei Pegiat Literasi, 93% Mahasiswa S1 Setuju Skripsi Tidak Lagi Wajib Jadi Syarat Kelulusan

Sebagai pembuktian atas kebijakan baru Permendikbudristek No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terkait dengan skripsi tidak lagi jadi syarat wajib kelulusan meraih sarjana S1. Untuk lulus S1, mahasiswa diberikan tugas akhir yang tidak harus skripsi, tapi bisa berbentuk prototipe, proyek, maupun bentuk sejenis lainnya.

 

Saya pun melalukan survei singkat kepada 50 mahasiswa semester 7 dan alumni S1 yang lulus dalam 3 tahun terakhir secara daring. Saat ditanya, sebagai mahasiswa S1 atau alumni S1, apakah Anda setuju skripsi tidak lagi jadi syarat kelulusan atau menjadi sarjana? Maka jawabnya, 93% setuju skripsi tidak lagi jadi syarat wajib kelulusan, hanya 7% yang menjawab tidak setuju.

 

Menurut partisipan survei ini, skripsi hanya bersifat formalitas untuk mencapai gelar sarjana, bukan merupakan cerminan idealisme disiplin ilmu yang dipelajarinya. Bahkan ada yang yang menyebut skripsi malah jadi beban. Karena bagi mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menulis ilmiah, skripsi bisa jadi penyebab stress dan frustrasi, Hingga akkhirnya tidak menutup kemungkinan akhirnya skripsi disusun alakadarnya atau plagiasi. Tanpa implikasi terhadap dunia kerja atau praktik di masyarakat yang signifikan.

 


Memang benar, kebijakan skripsi tidak lagi wajib jadi syarat kelulusan S1 sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi, masing-masing fakultas, masing-masing prodi (program studi). Namun langkah antisipasi patut dilakukan, untuk mereformasi tata cara penyelesaian studi yang tidak hanya bertumpu pada skripsi. Karena survei membuktikan, 93% mahasiswa atau alumni S1 setuju skripsi tidak lagi jadi syarat kelulusan S1.

 

Maka perguruan tinggi patut menindaklanjutinya. Agar terjadi dinamika ilmiah dan tradisi akdemik baru di kalangan kampus. Sebagai bukti dari “merdeka belajar” sekaligus menyingkirkan “teori di atas kertas” menjadi “kiprah nyata di lapangan”. Salam merdeka belajar! #PegiatLiterasi #SurveiSkripsi #TBMLenteraPustaka

SMA TQT Madinatul Quran Gelar Pelatihan Menulis Siswa

Sebagai upaya meningkatkan gairah menulis siswa, SMA TQT Madinatul Quran Depok menggelar “pelatihan menulis” yang diikuti 40 siswa kelas X dengan menghadirkan narasumber Syarifudin Yunus, M.Pd (Penulis, Dosen Unindra, dan Pendiri TBM Lentera Pustaka). Kegiatan penguatan literasi sekolah ini dibuka oleh Ust Ayat Bahrul. M.Pd.I (KepSek SMA Tahfizh Al Qur'an Terpadu Madinatul Qur'an Depok) didampingi Muhamad Azis S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia).

 

“Alhamdulillah, hari ini para siswa kelas X SMA TQT Madinatul Quran mendapat giliran untuk meningkatkan keterampilan menulis. Saya berharap nantinya ada siswa yang mahir menulis. Sehingga mampu membuat karya yang abadi. Jadi skill menulis itu penting untuk siapapun”” ujar Ust Ayat Bahrul. M.Pd.I, KepSek SMA TQT Madinatul Qur'an Depo saat membuka acara workshop.

 

Bertajuk “Menulis itu Menyenangkan”, Syarifudin Yunus dalam pemaparannya memberikan tips dan praktik penulisan yang mudah. Agar para siswa lebih berani menulis dan mengekspresikan ide-gagasannya untuk dituangkan menjadi karya, baik artikel maupu buku. Untuk itu, resep menulis yang paling sederhana adalah jadikan 1) pengetahuan,2) pengalaman, dan 3) perasaan untuk dituliskan, sekecil apapun. Sebagai generasi cerdas dan ber-akhlak Islami, maka untuk langkah praktis menulis harus bertumpu pada 5 (lima) prinsip menulis, yaitu: 1) menulis dari sekarang, 2) menulis yang banyak, 3) menulis sebagai kebiasaan, 4) menulis dengan tujuan, dan 5) menulis hingga tuntas, termasuk cara mengembangkan tulisan.

 


Melalui pelatihan menulis ini, para siswa diajarkan praktik menulis secara langsung. Mulai dari mencari ide melalui satu kata, menyusun kalimat, hingga membuat paragraf tulisan. Dari kata sederhana yang kemudian dikembangkan menjadi kalimat hingga jadi satu paragraf. Tiap siswa diajak mampu mencari bahan tulisan. Jadi menulis itu menyenangkan dan mudah dilakukan. Agar menulis menjadi lebih mudah untuk dibiasakan.

 

"Saya apresiasi pelatihan menulis yang digelar SMA TQT Madinatul Quran ini. Bukti sekolah ini selalu memperkuat literasi di sekolah, di samping mampu mengjak siswa untuk menulis dan menerbitkan buku. Sangat bagus, bila siswa diajarkan untuk lebih banyak menulis daripada berbicar " ujar Syarifudin Yunus di sela pemaparannya.

 

Melalui pelatihan menulis ini, nantinya, siswa akan diajak membuat tulisan dan akan diterbitkan bertepatan dengan Hari Guru, 25 November nanti. Buku tentang kisah bagaimana santri menghafal Al Quran yang menginspirasi. Karya tersebut pun akan jadi bukti proses menulis dan literasi yang dilakukan siswa di sekolah. Dengan bimbingan guru nantinya dijadikan karya berbentuk buku atas nama SMA TQT Madinatul Quran. Pelatihan menulis yang berlangsung selama 2 jam ini pun mendapat sambutan antusias siswa, dengan pertanyaan yang disajikan.

 

Scripta manent verba volant, yang tertulis akan abadi dan yang terucap akan hilang. Maka menulis bukan hanya untuk ekspresi diri tapi juga menjadi simbol tegaknya peradaban literasi di kalangan siswa dan sekolah. Allahu Akbar #SMATahfizhMadinaturQuran #LiterasiSekolah #PelatihanMenulis




Selasa, 29 Agustus 2023

Literasi Kehidupan untuk Kamu yang Bersedih Hati

Hai sahabat, bukankah kebutuhan manusia akan matahari itu sangat besar?  

Pasti jawabnya, iya kan. Tapi kenapa kita tidak pernah menangis dan bersedih kala ia menghilang terbenam di sore hari? Apa karena matahari pasti menjalan rutinitasnya untuk terbut di pagi hari dan terbenam di sore hari? Atau kita tidak pernah memperhatikan gejala alam seperti itu? Saat matahri terbenam, kita tidak pernah enangi atau bersedih hati. Jawabnya adalah karena kita yakin bahwa esok pagi matahari itu akan terbit kembali.

 

Begitu pula gunung yang punya pemandangan indah. Tiba-tiba tertutup kabut dan hilang keindahannya. Kenapa kita tidak menangis dan bersedih hati? Jawabnya karena setelah kabut menyelimuti gunung pasti akan digantikan dengan pemandangan bersih yang menyegarkan mata. Gunung yang indah dan cerah menyegarkan pikiran dan hati siapapun yang memandangnya. Selalu berganti gunung yang berkabut dengan yang cerah.

 

Seharusnya keyakinan kita dalam menyikapi susah dan senangnya hidup. Di dunia ini, setiap orang tentu akan dihadapkan dengan suatu masalah yang datang silih berganti. Selalu ada suka dan duka, selalu ada senang dan sedih. Ada sehat dan sakit yang silih berganti. Setelah sedih pasti ada senang, dan sebaliknya pun begitu. Maka tenanglah dalam menghadapi masalah apapun. Semabari mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang terjadi. Semuanya pasti bisa dilalui asal niat yag kuat dan ikhtiat yang bagus.

 

Apapun pasti silih berganti. Senang dan sedih, suka dan duka. Lalu, mengapa kita tidak juga merasa yakin? Bukankah kala menanti matahari untuk terbit itu butuh waktu 12 jam. Tapi mengapa kita tidak pernah bersedih dalam penantian bahkan kita tertidur nyenyak kala menanti sang matahari terbit lagi?

 


Setelah setahun lamanya kita bersenang-senang, kenapa kita begitu resah saat kesusahan atau cobaan datang sehari saja? Mengapa rasa sedih yang hanya 1 hari seketika membuat kita frustasi? Seolah rasa senang dan bahagia tidak akan pernah kembali lagi? Patut direnungkan, mengapa di awal datangnya kesusahan atau musibah, selalu menjadi awal hilangnya keyakinan kita pada janji Allah SWT?

 

Bersikap dalam keadaan yang silih berganti, saat senang dan susah, itulah pentingnya literasi kehidupan. Jangan pernah “membuka pintu” untuk maksiat dan dosa saat kesusahan datang menerpa. Karena siapapun saat terjatuh, pasti akan segera mampu berdiri tegak kembali.

 

Sungguh, sangat disayangkan bila keyakinan akan janji Allah SWT itu hilang dan pergi tanpa bekas. Akibat kita kurang yakin dan kurang bersyukur. Sehingga gampang menyerah kala diuji dan diberi kesusahan. Padahal jika kita menyadari, bahwa sunnatullah itu pasti berganti. Jika malam semakin gelap dan pekat, itulah pertanda pagi yang cerah dan teang tidak lama lagi datang menjelang. Hingga siapapun mampu menyaksikan sinar cerah matahari.

 

Jadi berlatihlah dalam hidup. Bila kesusahan dan sedih datang menghampiri, itu pertanda kemudahan dan kebahagiaan akan segera hadir untuk kita. Tetaplah sabar dalam segala keadaan dan ikhtiar terus yang baik, Insya Allah “semua akan indah pada waktunya” Salam literasi!

Senin, 28 Agustus 2023

Pendidikan Anak di Taman Bacaan, Seperti Apa?

Semua orang tua sepakat. Mendidik anak di zaman begini tidak mudah. Terlalu banyak godaan untuk melepaskan anak-anak pada aktivitas yang sulit dikontrol bahkan berdampak negatif. Mulai dari main handphone seharian, nongkrong tidak karuan, atau bermain yang tidak ada manfaatnya. Maka mendidikan anak, memang jadi tugas terberat orang tua di mana pun.

 

Sayangnya, sebagian besar orang tua berpikir bahwa pendidikan anak hanya “diserahkan” ke sekolah. Asal sudah sekolah, sudah cukup. Sekolah dianggap segalanya. Padahal, pendidikan anak bukan hanya soal baik kelas dan lulus, apalagi hanya sebatas nilai akademik. Tapi soal sikap dan kepribadian anak. Karena itu, pendidikann anak semestingnya dibangun di rumah dan di lingkungan terdekat.

 

Banyak orang tua lupa. Mendidik anak tujuan utamanya itu bukan pintar dan kaya. Tapi soleh dan ber-akhlak. Anak-anak yang punya adab atas ilmu yang dimilikinya. Sehingga ilmu-ilmu dunia yang dikuasai anak-anak jadi tidak salah pakai. Ilmu yang bermanfaat dan baik untuk semua orang. Ketahuilah, anak-anak di mana pun punya tingkat kecerdasan yang berbeda. Rezekinya pun sudah dijamin Allah SWT. Maka yang penting adalah mendidiknya dengan sikap yang positif dan aklah yang baik.

 

Faktanya sekarang, anak yang pintar belum tentu punya adab. Anak yang kaya pun bisa jadi tidak punya akhlak. Akhirnya jadilah anak-anak yang bikin kesal orang tua, bikin sesak dada orang tuanya sendiri. Maka pendidikan anak sesungguhnya bertumpu pada sikap dan akhlak anak itu sendiri. Karena itu peran orang tua dan lingkungan sangat penting, bukan hanya diserahkan ke sekolah.

 


Berangkat dari realitas itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor mengambil peran untuk mendidik anak sebagai tanggung jawab sosial. Taman bacaan yang tidak hanya menjadi tempat membaca anak-anak. Tapi lebih dari itu, taman bacaan yang secara sukarela membantu para orang tua untuk membantu kapasitas orang tua dalam mendidik anak. Melalui cara-cara yang asyik dan menyenangkan namun tetap menjunjung tinggi nilai-bilai akhlak dan adab. Selain membaca buku, anak-anak usia sekolah di TBM Lentera Pustaka selalu dimotivasi akan kebaikan dan sikap positi, membaca doa sebelum membaca, budaya antre, sholawatan hingga berinteraksi sosial bersama di taman bacaan.

 

Di TBM Lentera Pustaka, anak-anak yang membaca buku selalu diajarkan untuk menjaga akhlak dan kebaikan hati melalui nasihat-nasihat literasi, bersikap jujur, berperilaku baik kepada sesama, hingga diajarkan sopan-santun sebagai landasan adab anak dalam kehidupan. Semakin rajin ke taman bacaan, maka anak-anak pun semakin terbiasa dengan sikap dan akhlak kebaikan yang konkret. Baik sebagai perbuatan bukann hanya omongan.

 

Sufyan Al Tsauri RA menyebut, “Seyogyanya setiap orang tua itu memaksakan anaknya terhadap ilmu agama dan aklah yang baik. Karena kelak ia akan ditanya tentangnya. (Hilyatul Auliya, 6/320). Artinya, orang tua memang hendaknay lebih memperhatikan pendidikan akhlak anak. Bukan justru mencukupkan hanya dengan ilmu dunia dan memperhatikan karier dunianya saja.

 

Mendidik anak yang baik sangat penting ci zaman begini. Karena sebaik-baik simpanan masa depan bukanlah harta warisan dan kesuksesan karier dunia anaknya. Tapi sebaik-baiknya simpanan adalah anak yang soleh, anak yang ber-akhlak dan berbudi pekerti luhur, Sehinggga mampu berbakti dan menyenangkan hati orang tua. Bahkan saat sudah meninggal pun, orang tua lebih membutuhkan doa anak-anak solehnya daripada kekayaan dan prestasi dunia mereka.

 

Maka benar apa kata Tan Malaka, bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali. Begtulah gerakan literasi dan taman bacaan berbuat di Tengah Masyarakat. Sala,m literasi! #TamanBacaan #PendidikanAnak #TBMLenteraPustaka




Minggu, 27 Agustus 2023

Lomba Giat Literasi Peringati HUT RI, Seperti Apa?

Dihadiri 250-an anak-anak dan warga, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak menggelar “Lomba Giat Literasi” dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI (27/8/2023). Menariknya, sekitar 120 lomba untuk juara dan bingkisan untuk seluruh peserta disediakan oleh 4 lembaga yaitu Bank Sinarmas, DPLK Allianz, DPLK BNI, dan Asosiasi DPLK.

 

Lomba yang setiap tahun digelar ini mendapat respon yang antusias dari anak-anak taman bacaan dan warga. Diawali dengan upacara bendera, lalu keliling kampung “kampanye ayo baca”, dan diikuti pelaksanaan lomba-lomba yang diikuti anak-anak TBM, Kelas PRAsekolah, dan kaum ibu-warga sekitar taman bacaan. Tarian kreasi anak-anak TBM pun dihadirkan dengan estetis dan mendapat tepuk riuh yang luar biasa. Bertindak sebagai fasilitator Lomba Giat Literasi adalah wali baca, relawan, dan mahasiswa BEM Faperta IPB. Turut hadir Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka dan Epul Saepullah, Carlos, Ramdan dari Tim Bank Sinarmas yang mendukung penuh kegiatan literasi dai taman bacaan ini.

 

“Lomba Giat Literasi ini selalu digelar TBM Lentera Pustaka saat memperingati HUT Kemerdekaan RI. Selain untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme, lomba ini menjadi cara untuk menjadikan taman bacaan sebagai tempat asyik dan menyenangkan yang bukan hanya untuk membaca buku” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di sela acara.

 

Di tengah jeda sholat zuhur, setiap anak dan orang tua yang hadir pun diberikan kupon “jajanan kampung gratis” untuk ditukarkan jajanan yang mangkal di taman bacaan. Selain untuk melatih budaya antre, jajanan kampung gratis ini sekaligus menjadi cara TBM Lentera Pustaka untuk menyenangkan anak-anak yang rajin dan betah secara rutin datang ke taman bacaan. Jajanan kampung gratis sebulan sekali ini jadi acara andalan yang selalu ditunggu-tunggu oleh pengguna layanan TBM Lentera Pustaka, baik anak-anak maupun kaum ibu yang mengantar anak-anaknya membaca.

 


Patut diketahui, saat in TBM Lentera Pustaka melayani aktivitas literasi 6 hari dalam seminggu. Saat ini TBM Lentera Pustaka yang dikenal taman bacaan komprehensif ini menjalankan 15 program literasi, yaitu:  1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling),  14) Rooftop Baca, dan 15) Melek Al Quran. Tidak kurang 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya yang dibimbing 12 wali baca dan relawan. Berbagai korporasi sering melalukan kegiatan CSR di TBM Lentera Pustaka, di samping menjadi mitra ddari BEM Faperta, KKN UIN Syarif Hidayatullah, STIA Al Hidayah dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

 

Di tahun ke-6 perjalanannya, TBM Lentera Pustaka ke depan akan mengintensifkan aktivitas MOtor BAca KEliling (MOBAKE) atau motor pustaka yang menyasar kampung-kampung yang tidak tersedia akses bacaan selama ini. Saat ini tersedia 2 motor baca keliling, dan rencananya tahun depan akan ditambah 2 motor lagi CSR untuk memperkuat pergerakan literasi di sekitar kaki Gunung Salak. Bahkan nantinya, TBM Lentera Pustaka akan membuka layanan “wisata driver motor baca” untuk umum. Siapapun yang ingin mendapatkan pengalaman mengendarai motor baca dan melayani kegiatan membaca anak-anak usia sekolah di kampung-kampung yang tidak ada akses bacaan. Agar nantinya, siapapun punya pengalaman berliterasi sambil membangkitkan kepedulian kepada anak-anak dalam membaca buku. Salam literasi #LombaGiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 



Jumat, 25 Agustus 2023

Untuk Sahabat Literasi yang Tidak Sedang Baik-Baik Saja

Sahabat literasi yang sedang tidak baik-baik saja. Tenang saja, jalani dan bersikaplah realistis. Karena tidak ada manusia yang selalu baik-baik saja di dunia ini. Selalu ada pasang surut. Selalu ada saat gembira, selalu ada kala sedih. Karena kehidupan di dunia ini memang didesain untuk menguji manusia. Orang kaya pun punya masalah, orang pintar pun punya problema.

 

Alur kehidupan siapapun, memang tidak sepenuhnya berjalan lurus. Masalah akan silih berganti datang menguji setiap orang. Keadaan tidak baik-baik saja, bisa terjadi kapanpun. Tanpa diduga tanpa direncanakan. Maka masalah apapun, seharusnya bisa diterima dengan lapang dada. Memang tidak mudah menjalaninya tapi sesuatu yang haru dijalani.

 

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117).

 

Bisa saja hari ini, keadaan sulit mungkin sedang menghampirimu. Perasaan berat mungkin sedang menimpamu. Namun kamu perlu ingat bahwa sulit bukan berarti tidak bisa diatasi. Berat bukan berarti tidak bisa dipikul, Percayalah, Allah SWT pasi akan menolongmu.

 

Di dunia ini, kamu akan selalu menemukan kehidupan orang lain sepertinya lebih baik dari kehidupanmu. Jangan tergoda, jangan pesimis. Karena semua sudah ada porsinya, sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan. Cukup perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa.

 


Jika kamu punya masalah, maka akan ada orang lain yang lebih bermasalah darimu. Jika kamu pusing, maka akan ada yang lebih pusing darimu. Jika kamu tidak punya uang, maka akan ada yang lebih tidak punya uang darimu. Dan jika kamu lelah, maka akan ada yang lebih lelah darimu. Dan seterusnya dan seterusnya.

 

Jadi apapun yang terjadi, hadapi saja dengan sabar. Sesulit apapun, jangan lupa untuk bersyukur. Sebab sabar dan Syukur, akan menambah nikmat kita. Sebab sabar dan syukur, akan menjadikan kita lebih tenang, Sebab sabar dan syukur akan menddapat ganjaran yang setimpal. Dan sebab sabar dan Syukur, Allah SWT akan mencintai dan meninggikan derajat hamba-Nya. Sebab Dia-lah yang akan memudahkan urusanmu. Hanya Dia yang menolongmu dalam setiap kesulitan dan mengangkat beban berat di pundakmu.

 

Teruntuk kamu sahabat literasi yang sedang tidak baik-baik saja. Tetaplah sabar dan syukur di pagi ini. Karena kamu masih bisa bangun pagi dalam keadaan aib-aibmu ditutupi oleh-Nya dan masih diberi kesempatan untuk berbuat baik. Tetap semangat, karena ada Allah SWT bersamamu. Salam literasi!

Literasi Masalah, Selalu Ada Kebaikan di Balik Sesuatu yang Belum Sempurna

Kenapa kamu hari ini? Nggak punya uang jelang akhir pekan. Atau keletihan akibat kerja pagi siang malam. Lagi benci pada seseorang. Atau pengen ini pengen itu tapi nggak mampu. Nikmati saja, nggak usah terlalu pusing. Percayalah, di balik sesuatu yang belum sempurna selalu ada kebaikan di dalamnya.

 

Apapun yang terjadi, itu sudah kehendak Allah SWT. Nggak punya uang, keletihan, atau benci sekalipun itu bukti manusia tidak sempurna. Tapi bila ikhlas menjalaninya, Insya Allah jadi kebaikan untuk diri kita sendiri. Nggak usah gundah, apalagi resah. Percayalah, semua takdir Allah SWT itu baik. Maka wajar, terjadinya pun tidak dapat diduga oleh si manusianya.

 

Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Selalu ada pelajaran dari apa yang dihadapi. Karena semua takdir Allah SWT itu baik. Hanya saja, otak manusia yang merasakannya jelek. Terkesan sulit diterima, lalu menyalahkan orang lain. Menuding, menghakimi orang lain seolah apa yang terjadi akibat perbuatan orang lain. Jangan bermentalitas “korban”.

 

Seperti pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Masih banyak kok yang belum sempurna. Dari segi program literasinya, dari tata kelola taman bacaannya, bahkan relawannya. Bahkan terkadang bingung, kenapa taman bacaan masih ada yang membenci? Walau tidak sebanding dengan orang-orang yang mencintainya. Itulah yang belum sempuran di taman bacaan, tapi pegiat literasi tetap ikhlas dan sabar menjalani aktivitas taman bacaan. Maka di balik hal-hal yang belum sempurna, ada akhlak baik dari pegiat literasi. Tapi ada pula yang gemar pada akhlak buruk, kerjanya hanya berbuat buruk.

 

Sudah pasti, nggak ada manusia yang sempurna, Seperti nggak ada kehidupan yang abadi. Jadi apapun, perbaiki niatnya. Baguskan ikhtiarnya. Lalu perbanyak doanya. Insya Allah, di bali sesuatu yang belum sempuran selalu ada kebaikan di dalamnya. Kerjakan yang harus dikerjakan sebaik-baiknya. Setelah itu, cukup bersabar dan bersyukur.  Selebihnya serahkan kepada Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.

 

Sekalipun belum sempurna, kerjakanlah sesuatu yang baik. Bekerja yang benar, membaca buku, bersosial di taman bacaan itu semua baik. Dan kebaikan itu nggak akan pernah bohong. Hanya mulut manusia yang mampu berbohong. Lalu membelokkan kebenaran. Siapapun, bila sudah berani membelokkan kebenaran maka di situ sudah nggak ada kebaikan lagi. Derajat kebaikan itu bukan kata manusia. Tapi “harga” kebaikan yang paling tinggi itu terletak pada hati yang terpuaskan oleh Allah SWT. Maka jika kita menginginkan kebaikan, segeralah laksanakan. Tapi bila menginginkan kejelekan, segeralah hardik diri sendiri karena telah menginginkannya tanpa perlu menyalahkan orang lain.

 


Bila hari ini, ada orang yang gemar menceritakan masalahnya kepada orang lain. Atau menebar aib dan menyalahkan orang lain, jauhi saja. Karena orang itu, berarti nggak tahu arti kehidupan. Nggak paham bahwa manusia nggak ada yang sempurna. Dan nggak pernah yakin bahwa Allah SWT maha segalanya, nggak paham bila ada kebaikan di balik yang belum sempurna. Coba deh dicek, memang bila sudah bercerita yang buruk-buruk, Terus masalah selesai atau orang lain jadi baik?

 

Banyak orang lupa, bahwa orang lain pun belum tentu mengerti masalah sebenarnya. Apalagi yang subjektif dan sepihak doang. Lah orang lain juga punya masalah sendiri, boro-boro ngurusin masalah lain. Nggak semua orang peduli sama masalah kita. Bahkan nggak sedikit di zaman begini, masalah kita malah dijadikan konten media sosial. Jadi, bahan gunjingan dan gosip orang lain tanpa ada solusinya. Karena di dekat kita, selalu ada saja sebagian orang yang justru senang bila kita bermasalah.

 

Jadi apapun yang belumm sempurna, jalani saja. Dan fokus pada solusi, bukan pada masalah. Nggak semua maslaah bisa diceritakan kepada orang lain. Karena orang lain pun punya masalah sendiri. Cukup ceritakan yang positif dan baik. Abaikan yang negtaif dan buruk. Karena di dalamnya selalu ada kebaikan untuk yang mampu menjalaninya.

 

Masa haru gini, masih nggak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk? Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka