Senin, 19 November 2018

Buku "sentimen Bahasa Politik" Diluncurkan di Festival Literasi Gunung Salak


        Hari ini jelang pilpres 2019, ada realitas bahasa di dunia politik yang terbelah; penuh sindiran, hujatan bahkan kebencian. Mulai dari capres-cawapres, koalisinya, dan pendukungnya semua menari di atas “panggung politik” hanya untuk satu tujuan, yaitu meraih kekuasaan. Kini teks politik dalam bentuk kata-kata dan kalimat terurai mengotori bahasa kita, bahasa di jagat media sosial.  Komentarnya bernada miring, kata-katanya bermuatan negatif. Itulah sentimen bahasa politik. Akibat emosi yang berlebihan. Atau karena iri hati; alias tidak senang. Bentuk reaksinya menjadi penuh "sentimen".
         Di tengah maraknya fenomena bahasa politik yang penuh sentimen, mahasiswa semester 7 Pendidikan Bahasa Indonesia Unindra justru meluncurkan buku “Sentimen Bahasa Politik” pada Minggu, 18 November 2018 di Festival Literasi Gunung Salak TBM Lentera Pustaka. Buku ini hadir  sebagai kajian ilmiah teks bahasa politik yang beredar di media massa atau media sosial. Teks bahasa politik pun harus didekati dari persfektif bahasa. Bukan hanya didasari pragmatisme politik semata.

“Melalui buku Sentimen Bahasa Politik, saya mengajarkan mahasiswa untuk menuliskan secara ilmiah mengapa bahasa politik penuh sentimen. Agar mereka belajar, bahasa yang penuh sentimen jangan dibalas dengan sentimen. Maka di situ, kita butuh kesantuanan berbahasa. Kami mendekati teks bahasa politik sebagai realitas berbahasa, menelaah isi bahasanya lalu ditulis secara ilmiah” ujar Syarifudin Yunus, Dosen Menulis Ilmiah Unindra di sela acara peluncuran dan bedah buku.
Berbahasa politik penuh sentimen hanya menjadi sebab rugi; untuk orangnya, untuk bangsanya, bahkan untuk orang yang dibelanya. Ketika sentimen bahasa politik bergelimpangan. Maka di situ kita lupa. Bahwa menjauhkan bahaya dan dampak buruk dari apa yang dikatakan itu lebih utama daripada memperjuangkan manfaatnya. Menolak terganggunya keharmonian dan persatuan sebagai bangsa itu lebih penting daripada memenangkan orang yang belum tentu bisa memperjuangkan mimpinya.
         Inilah buku kumpulan artikel ilmiah Sentimen Bahasa Politikyang terbit di tengah hingar-bingar dunia politik jelang Pilpres 2019. Buku ini merupakan “buah pena” mahasiswa Semester VII (Reguler Sore) Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI 2018/2019 peserta mata kuliah “Menulis Ilmiah”. Sebuah cara belajar beda dalam dalam Menulis Ilmiah; karena menulis hanya terjadi bila ditulis.
Buku ini merupakan bentuk konkret pembelajaran Menulis Ilmiah yang lebih berani, dalam menuliskan dan mempublikasikannya. Karena menulis adalah sebuah keberanian, bukan pelajaran. Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini menjadi bukti mahasiswa bisa menulis sekalipun “dipaksa”.
Sentimen bahasa politik, sungguh hanya kesia-siaan. Karen orang-orang sentimen sering lupa. Bahwa menjauhkan "bahaya" dan dampak buruk dari apa yang dikatakan itu lebih utama daripada memperjuangkan manfaatnya. Menolak terganggunya keharmonian dan persatuan sebagai bangsa itu lebih penting daripada memenangkan orang yang dibelanya.

Ketika sentimen terungkap dalam kata-kata, maka kalimat pun retak persis seperti dunia politik, itu Sentimen Bahasa Politik. #MenulisIlmiahUnindra #SentimenBahasaPolitik

Mahasiswa Unindra Luncurkan Buku 'Politik Orang Susah' di TBM Lentera Pustaka


         Tahun politik memang menggelitik. Beragam isu “digoreng” hanya untuk meraih kekuasaan secara akrobatik. Maka “Tempe setipis ATM” pun jadi hidangan politik. Kata “rakyat” kin dieksploitasi untuk dan atas nama orang susah. Sayang, kata-kata itu hanya terucap dari orang kaya. Sementara orang susah hanya dijadikan isu. Di tahun politik, orang kaya bertutur kata bak orang susah. Hanya untuk meraih kekuasaan. Lalu, gimana politik di mata orang susah?
Berangkat dari realitas itulah, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI meluncurkan buku Politik Orang Susah di Festival Literasi Gunung Salak – TBM Lentera Pustaka, Minggu 18 November 2018.
         Buku yang merupakan kumpulan karya jurnalistik berupa berita fakta (fact news), menyajikan tulisan hasil liputan mahasiswa seputar orang susah alias orang biasa tentang politik.  Mereka yang ada di pasar, di jalanan, di kampung dituliskan sebagai karya jurnalistik dengan bimbingan dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik, Syarifudin Yunus. Ada 98 mahasiswa menuliskan berita fakta sebagai representasi keterampilan menulis secara faktual.

         Di buku ini pula, mahasiswa dilatih untuk kenal cara kerja jurnalistik, di samping mampu menjadikan jurnalistik sebagai media untuk berbagi peristiwa penting dan informasi yang layak diketahui publik. Belajar jurnalistik sambil menuliskan dan mempublikasikan tulisannya.
            “Buku Politik Orang Susah menjadi bukti nyata mahasiswa berani menulis, bukan hanya bicara.  Dengan menulis setiap ide harus bisa dipertanggungjawabkan. Saya mengharuskan mahasiswa untuk menulis. Agar pikiran mereka lebih terbuka dan bisa menemukan realitas yang jujur” ujar Syarifudin Yunus di sela peluncuran buku  di Gunung Salak Bogor.
         Menyadari pentingnya keterampilan menulis mahasiswa, buku ini pun menjadi cermin sikap kritis, kemampuan reportase dan menulis berita yang dimiliki mahasiswa. Ketika orang tidak pantas memiliki tulisan yang baik; maka ia sangat senang dengan yang buruk…
Peluncuran buku ini sekaligus untuk mendekatkan mahasiswa dengan aktivitas jurnalistik. Karena di tengah dinamika politik dan media sosial, mahasiswa harus bisa memilah mana fakta mana opini? Sehingga ke depan, mahasiswa harus menjadikan menulis sebagai perilaku, bukan hanya pelajaran. Untuk itu, dosen pun harus mampu menjadi contoh.
Buku ini berpesan. Bahwa bila politik hanya bicara kepentingan. Maka mahasiswa harus tetap kritis untuk mengangkat realitas yang esensi bukan sensasi. Politik orang susah, jangan sampai membuat terbelah.
         Buku Politik Orang Susah adalah fakta. Mahasiswa pun mampu ”mencoretkan” karya jurnalistik atas fakta-fakta yang ditemuinya, di masyarakat nyata. Maka dari jurnalistik; siapapun bisa belajar bahwa tidak ada yang bisa mengendalikan liputan dan bacaan yang enak. Karena itu semua pasti lahir dari tulisan yang sulit dibuat…. Politik Orang Susah #PolitikOrangSusah #JurnalistikUnindra

300-an Orang Hadiri Festival Literasi Gunung Salak TBM Lentera Pustaka


Luar biasa. Gelaran Festival Literasi Gunung Salak (FLGS) pada Minggu, 18 November 2018 menjadi momentum TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka untuk tegakkan budaya baca anak-anak di kampung-kampung. Dihadiri 300-an undangan, FLGS menampilkan beragam acara yang menarik sebagai bentuk kampanye pentingnya membaca dan menulis di kalangan anak-anak usia sekolah untuk wujudkan budaya literasi.
Mengambil tema “Tanpa Buku Kita Merana”, FLGS digelar sebagai rangkaian acara peringatan 1 tahun berdirinya TBM Lentera Pustaka. Rangkaian acara Festival Literasi Gunung Salak yang untuk kali pertama diselenggarakan ini sangat menarik dan membludak sebagai sinyal baik tegaknya budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah.

Beberapa acara di FLGS 2018, antara lain:
·   Syukuran dan Renungan Lentera; dilaksanakan pada Sabtu malam, 17 Nov 2018 yang dihadiri oleh 60 anak pembaca aktif dan tokoh masyarakat. Bersyukur atas tegaknya budaya baca dalam setahun terakhir, di samping renungan yang membuat “isak tangis” anak-anak tatkala menyadari betapa pentingnya membaca buku.
·   Senam Literasi; sebagai senam rutin anak-anak TBM Lentera Pustaka sebelum memulai “jam baca” 3 kali dalam seminggu. Senam literasi sebagai cara untuk membangun semangat baca anak-anak.
·   Aksi Literasi Anak-anak TBM Lentera Pustaka; yang menampilkan 12 show anak-anak TBM mulai dari parade baca buku, tarian literasi, tarian khas Sunda, dan apresiasi kepada anak-anak pembaca berprestasi. Keberanian dan kreativitas anak-anak menjadi bukti berhasilnya budaya literasi yang dikembangkan TBM Lentera Pustaka.
·   Peluncuran dan bedah buku “Sentimen Bahasa Politik” dan “Politik Orang Susah” karya mahasiswa semester 5 dan 7 Pendidikan Bahasa Indonesia Unindra. Tidak kurang dari 150 mahasiswa menulis kajian ilmiah dan liputan jurnalistik tentang politik selama perkuliahan hingga dikemas menjadi 2 buah buku yang menarik.
·  Musikalisasi Puisi dan Stand Up Comedy Literat; yang memberi spirit agar anak-anak selalu rajin dan tekum dalam membaca untuk sebuah harapan masa depan yang lebih baik.
·  Festival Jajanan Kampung Literasi; yang diberikan secara gratis kepada seluruh undangan yang hadir dan menyaksikan Festival Literasi Gunung Salak 2018 ini.

FLGS yang diselenggarakan selama 5 jam penuh, dimulai dan diakhir dengan “on time”, tepat waktu. Inilah sinyal kian tegaknya budaya literasi di kalangan anak-anak dan masyarakat. Maka ke depan, tata kelola taman bacaan masyarakat pun tidak boleh monoton. Tapi harus menyajikan kemasan yang kreatif dan inovatif sehingga animo masyarakat kian marak.
Untuk diketahui, di usianya 1 tahun, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki 60 anak pembaca aktif yang terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan jam baca 3 kali seminggu, tradisi baca anak-anak TBM Lentera Pustaka patut diacungi jempol. Karena sebelum ada taman bacaan, anak-anak sama sekali tidak pernah mendapat akses buku bacaan.
“Festival Literasi Gunung Salak 2018 ini adalah bagian dari kampanye pentingnya budaya literasi di kalangan anak-anak kampung. Setiap kita punya tanggung jawab sosial untuk memberi akses bacaan kepada anak-anak. Agaranak-anak tidak tergilas oleh zaman yang serba digital di masa depan. Festival Literasi Gunung Salak merupakan ikon baru dalam mewujudkan budaya literasi anak-anak” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang tengah menempuh studi S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Unpak di sela acara.


Festival Literasi Gunung Salak merupakan simbol pentingnya mendekatkan anak-anak dengan buku, tentu dengan cara asik lagi menarik. Sekaligus perlunya kepedulian orang dewasa untuk membangun tradisi baca di kalangan anak-anak usia sekolah.

TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan pentingnya membaca buku sebagai aksi nyata agar TIDAK ADA LAGI ANAK PUTUS SEKOLAH. Karena selama ini, di wilayah ini 81% penduduknya hanya sebatas SD dan 9% SMP. Melalui buku dan bacaan, diharapkan “semangat belajar dan sekolah” anak-anak menjadi meningkat. Sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.

TANPA BUKU KITA MERANA, begitulah slogan yang harus dibenamkan. FLGS menjadi meomentum TBM Lentera Pustaka untuk menegakkan budaya baca anak-anak.
Karena ada banyak cara untuk meluaskan dunia anak-anak. Cinta buku dan bacaan adalah yang terbaik dari segalanya … Maka wujudkan kepedulian Anda demi tegaknya budaya literasi anak-anak… #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi2018
===========================
Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:
TBM Lentera Pustaka
Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610
Telp:  0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)
No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku ...



Jumat, 16 November 2018

TBM Lentera Pustaka Gelar Festival Literasi 2018; Kampanyekan Lawan Hoaks via Budaya Literasi


Lawan Hoaks via Budaya Literasi; TBM Lentera Pustaka Gelar Festival Literasi 2018

 

Hoaks atau kebohongan beredar di mana-mana? Apalagi di tahun politik seperti sekarang. Hanya untuk meraih kekuasaan, berapa banyak politisi dan pendukungnya berubah jadi senang “berbagi kebohongan”. Hoaks jadi mainan, hoaks jadi kegemaran. Banyak orang pintar, bahkan tidak sedikit yang berpendidikan tinggi. Tapi saat yang sama, mereka pun menjadi bagian dari kebohongan. Apa yang salah bila hoaks atau kebohongan ada di dekat kita?

Kenapa hoaks membahana, kenapa kebohongan digemari zaman now?
Jawabnya hanya satu. Karena mereka tidak punya budaya literasi. Mereka tidak suka membaca dan tidak suka menulis. Membaca pun tidak apalagi menulis? Maka cara termudah adaah, mereka membagi hoaks, membagi kebohongan tanpa bisa di versifikasi lagi setiap informasi. Berangkat dari kondisi itulah, sangat penting hari ini untuk mengembalikan semuanya ke budaya literasi; kebiasaan masyarakat untuk kembali membaca lalu menulis. Jangan banyak bicara bila tidak suka membaca dan tidak suka menulis. DIAMLAH, bila tak suka membaca tak suka menulis.

Budaya literasi adalah kebiasaan membaca dan menulis. Hanya dengan banyak membaca dan menulis, peradaban suatu bangsa dan masyarakatnya menjadi lebih baik. Membaca adalah sumber budi pekerti, menulis adalah contoh peradaban baik. Maka, membaca dan menulislah ….


Berangkat dari kegundahan itulah, TBM Lentera Pustaka menggelar Festival Literasi Gunung Salak (FLGS) pada Minggu, 18 November 2018 di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Untuk kali pertama, FLGS digelar sebagai bentuk kampanye pentingnya membaca dan menulis di kalangan anak-anak usia sekolah untuk wujudkan budaya literasi. Mengambil tema “Tanpa Buku Kita Merana”, FLGS digelar sebagai rangkaian acara peringatan 1 tahun berdirinya TBM Lentera Pustaka sebagai taman bacaan masyarakat yang kini telah memiliki 60 anak pembaca aktif yang terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan jam baca 3 kali seminggu, tradisi baca anak-anak TBM Lentera Pustaka patut diacungi jempol. Karena sebelum ada taman bacaan, anak-anak sama sekali tidak pernah mendapat akses buku bacaan.

“Festival Literasi Gunung Salak kami gelar sebagai rasa syukur atas adanya budaya literasi di kalangan anak-anak Kampung Warung Loa ini. Mereka mampu membaca 5-8 buku per minggu. Festival Literasi Gunung Salak sebagai ikon baru dalam mewujudkan budaya literasi” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang tengah menempuh studi S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.


Beragam acara disajikan di FLGS 2018, seperti 1) Syukuran & Doa 2) Renungan Lentera, 3) Pemutaran Film Literasi, 4) Senam Literasi, 5) Stand Up Comedy Literat, 6) Musikalisasi Puisi Wacana, 7) Bedah Buku “Sentimen Bahasa Politik, 8) Peluncuran Buku “Politik Orang Susah”,  9) Aksi Literasi Anak TBM LP, 10) Parade Baca Buku, 11) Musik Literasi, dan 12) Jajanan Kampung Literasi. Sekitar 250 orang akan hadir di acara Festival Literasi Gunung Salak pada Minggu, 18 November 2018 pukul 08.00-17.00 WIB di TBM Lentera Pustaka Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor.

“Festival Literasi Gunung Salak merupakan simbol pentingnya mendekatkan anak-anak dengan buku, tentu dengan cara asik lagi menarik. Sekaligus perlunya kepedulian orang dewasa untuk membangun tradisi baca di kalangan anak-anak usia sekolah” tambah Syarifudin Yunus.

Untuk diketahui, setelah 1 tahun beroperasi, TBM Lentera Pustaka kini jadi “tempat nongkrong” 60 anak pembaca aktif dari 100 anak yang menjadi anggota. Dengan jam baca 3X dalam seminggu, kini rata-rata tiap anak mampu “melahap” 5-8 buku per minggu. Untuk mewujudkan gairah membaca di kalangan anak-anak, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki koleksi 2.850 buku dan dikenal sebagai taman bacaan yang kreatif dan inovatif.

TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan pentingnya membaca buku sebagai aksi nyata agar TIDAK ADA LAGI ANAK PUTUS SEKOLAH. Karena selama ini, di wilayah ini 81% penduduknya hanya sebatas SD dan 9% SMP. Melalui buku dan bacaan, diharapkan “semangat belajar dan sekolah” anak-anak menjadi meningkat. Sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.

TBM Lentera Pustaka ingin memberikan akses yang luas kepada anak-anak untuk membaca. Bukan hanya main. Karena tanpa baca, anak-anak akan merana. Tidak adanya bacaan atau buku, sungguh akan menjadi momok yang terus melanggengkan kebodohan dan kemiskinan. Maka dari spirit inilah, TBM LENTERA PUSTAKA mengajak masyarakat dan berbagai pihak yang mampu untuk bergabung dan ikut serta berpartisipasi dalam “pengadaan buku bacaan” dan menjadi relawan di TBM Lentera Pustaka.

TANPA BUKU KITA MERANA, hadiri dan ramaikanlah Festival Literasi Gunung Salak pada 18 November 2018. Sebagai wujud kepedulian Anda demi tegaknya budaya literasi anak-anak.

Sungguh, kita pasti dapat melawan kebohongan hanya dengan budaya literasi yang ada pada diri kita sendiri ….#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

===========================
Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:
TBM Lentera Pustaka
Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610
Telp:  0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)
No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku ...



Selasa, 13 November 2018

Festival Literasi Gunung Salak, Cara TBM Lentera Pustaka Wujudkan Budaya Literasi

Mengambil tema “Tanpa Buku Kita Merana”, TBM Lentera Pustaka menggelar Festival Literasi Gunung Salak (FLGS) pada Minggu, 18 November 2018 di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Untuk kali pertama, FLGS digelar sebagai bentuk kampanye pentingnya membaca di kalangan anak-anak usia sekolah untuk wujudkan budaya literasi.
FLGS merupakan rangkaian acara peringatan 1 tahun berdirinya TBM Lentera Pustaka, sebagai taman bacaan masyarakat sebagai sarana untuk menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak usia sekolah. Dan itu semua terbukti dalam satu tahun. Kini, ada sekitar 60 anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka yang terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan jam baca 3 kali seminggu, tradisi baca anak-anak TBM Lentera Pustaka patut diacungi jempol. Karena sebelum ada taman bacaan, anak-anak sama sekali tidak pernah mendapat akses buku bacaan.

“Terus terang, kami sangat bangga. Karena sejak adanya TBM Lentera Pustaka, anak-anak jadi disiplin membaca. Dan hasilnya sangat mengagumkan, mereka mampu membaca 5-8 buku per minggu. Karea itu, kami gelar Festival Literasi Gunung Salak sebagai ikon baru dalam mewujudkan budaya literasi” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang tengah menempuh studi S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.

Beragam acara disajikan di FLGS 2018, seperti 1) Syukuran & Doa 2) Renungan Lentera, 3) Pemutaran Film Literasi, 4) Senam Literasi, 5) Stand Up Comedy Literat, 6) Musikalisasi Puisi Wacana, 7) Bedah Buku “Sentimen Bahasa Politik, 8) Peluncuran Buku “Politik Orang Susah”,  9) Aksi Literasi Anak TBM LP, 10) Parade Baca Buku, 11) Musik Literasi, dan 12) Jajanan Kampung Literasi. Sekitar 250 orang akan hadir di acara Festival Literasi Gunung Salak pada Minggu, 18 November 2018 pukul 08.00-17.00 WIB di TBM Lentera Pustaka Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor.

“Festival Literasi Gunung Salak merupakan simbol pentingnya mendekatkan anak-anak dengan buku, tentu dengan cara asik lagi menarik. Sekaligus perlunya kepedulian orang dewasa untuk membangun tradisi baca di kalangan anak-anak usia sekolah” tambah Syarifudin Yunus.


Untuk diketahui, setelah 1 tahun beroperasi, TBM Lentera Pustaka kini jadi “tempat nongkrong” 60 anak pembaca aktif dari 100 anak yang menjadi anggota. Dengan jam baca 3X dalam seminggu, kini rata-rata tiap anak mampu “melahap” 5-8 buku per minggu. Untuk mewujudkan gairah membaca di kalangan anak-anak, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki koleksi 2.850 buku dan tiap bulan menggelar “event bulanan” dengan menghadirkan “tamu dari luar” untuk berbagi dan memotivasi anak-anak TBM Lentera Pustaka.

TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan pentingnya membaca buku sebagai aksi nyata agar TIDAK ADA LAGI ANAK PUTUS SEKOLAH. Karena selama ini, di wilayah ini 81% penduduknya hanya sebatas SD dan 9% SMP. Melalui buku dan bacaan, diharapkan “semangat belajar dan sekolah” anak-anak menjadi meningkat. Sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.

TBM Lentera Pustaka ingin memberikan akses yang luas kepada anak-anak untuk membaca. Bukan hanya main. Karena tanpa baca, anak-anak akan merana. Tidak adanya bacaan atau buku, sungguh akan menjadi momok yang terus melanggengkan kebodohan dan kemiskinan. Maka dari spirit inilah, TBM LENTERA PUSTAKA mengajak masyarakat dan berbagai pihak yang mampu untuk bergabung dan ikut serta berpartisipasi dalam “pengadaan buku bacaan” dan menjadi relawan di TBM Lentera Pustaka.


Semoga ke depan, TBM Lentera Pustaka akan terus kreatif dan inovatif dalam menumbuhkan semangat membaca di kalangan anak-anak yang selama ini tidka mendapat akses bacaan. Atas dasar itu pula, TBM Lentera Pustaka pun kini tengah menjalankan program “1.000 tanaman polybag” untuk mewujudkan “zona baca hijau” di sepanjang jalan menuju TBM, di samping menggagas berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka”, sebuah objek wisata literasi menyusuri sungai sambil membaca.

TANPA BUKU KITA MERANA, hadiri dan ramaikanlah Festival Literasi Gunung Salak pada 18 November 2018. Sebagai wujud kepedulian Anda demi tegaknya budaya literasi anak-anak.

Ketahuilah, hanya dengan membaca maka kita tidak pernah sendirian ….#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

===========================
Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:
TBM Lentera Pustaka
Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610
Telp:  0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)
No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku ...

Senin, 05 November 2018

HUT Ke-1 TBM Lentera Pustaka; Tak Boleh Ada Anak Putus Sekolah


Hari ini, 5 November 2018, Tamab Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor memasuki usia 1 tahun. Satu tahun, tentu usia yang masih sangat muda atau baru merintis. Sekaligus menjadi perlunya komitmen yang kuat untuk tetap “mengabdi” bagi tegaknya budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah. Dirgahayu TBM Lentera Pustaka !
Di usia setahun ini, TBM Lentera Pustaka akan tetap fokus pada dua hal 1) mampu menekan angka putus sekolah dan 2) memperluas akses bacaan bagi 80-an anak yang menjadi anggotanya.


Atas dasar itu, perjuangan TBM Lentera Pustaka masih sangat panjang. Ikhtiar untuk terus membuat program dan kreasi agar anak-anak yang tetap mau membaca. Dan bahkan mampu memperluasnya hingga ke anak-anak usia sekolah di kampung yang lain. Karena TBM Lentera Pustaka sangat percaya. Bahwa melalui bacaan, maka akan terjadi perubahan cara pikir di anak-anak untuk tetap sekolah. Tidak boleh putus sekolah …

Perlu diketahui, sebagai landasan berdiriya TBM Lentera Pustaka. Adalah berangkat dari kegelisahan, kelkhawatiran. Karena secara realitas, Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor secara statistik menunjukkan rerata tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya tamat SD mencapai 81,9%, tamat SMP 8,9%, dan tamat SMA 8,3%. Itu berarti, sekitar 90,8% tingkat pendidikan masyarakat hanya sebatas SMP. Kondisi inilah yang menjadi dasar “kegelisahan” TBM Lentera Pustaka harus berdiri dan beroperasi di wilayah tersebut.

Alhamdulillah, setelah setahun berdiri pun, TBM Lentera Pustaka telah berhasil menorehkan “catatan fakta dan data” yang cukup membanggakan. Beberapa capaian TBM Lentera Pustaka salam setahu beroperasi adalah sebagai berikut:

PENCAPAIAN TBM LENTERA PUSTAKA

Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kaki Gn. Salak

Kec. Tamansari Kab. Bogor

Data per November 2018

No.
INDIKATOR
Nov 2017
Nov 2018
Capaian
1.
Jumlah Anggota
40 anak
110 anak
175%
2.
Anak Pembaca Aktif
24 anak
80 anak
233%
3.
Jumlah Koleksi Buku
900 buku
2.850 buku
216%
4.
Rata-rata jumlah buku dibaca per minggu
1 buku
8 buku
700%
5.
Jam Baca Rutin per minggu
2 kali
3 kali
-
6.
Jumlah Anak Baca di Jam Baca Rutin
15 anak
35 anak
133%
7.
Event bulanan menghadirkan “tamu dari luar” untuk berbagi ilmu/keterampilan
-
Setiap bulan
-
8.
Jumlah Petugas Baca
2 orang
2 orang
-
9.
Fasilitas TBM Lentera Pustaka
7 box buku
7 box buku, free wifi, karpet baca
-
10.
Program Motivasi Bulanan

1.    Pembaca Terbaik
2.    Jajan Bulanan
-
“Saya bersyukuru, di usia 1 tahun ini, TBM Lentera Pustaka berhasil menorehkan capaian yang sesuai harapan. TBM ini berjalan sesuai niatnya. Melalui TBM Lentera Pustaka, kita berharap cara pandang tentang pendidikan dan masa depan harus diubah dan digeser ke literasi. Semakin banyak buku yang dibaca, maka anak akan semakin termotivasi untuk tetap sekolah" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.
Berangkat dari realitas itulah, TBM Lentera Pustaka hadir. Agar anak-anak usia sekolah SD hingga SMA di desa ini dan masyarakatnya bisa memperoleh “akses bacaan”. Untuk membiasakan anak-anak membaca buku bukan bermain, untuk mendekatkan anak-anak dengan buku bacaan.

Karena itu, TBM Lentera Pustaka mengundang dan mengajak Bapak/Ibu/Sahabat yang peduli terhadap masa depan anak-anak bangsa untuk memberikan kontribusi kepada anak-anak usia sekolah (SD-SMP-SMA) di Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari (Kaki Gunung Salak) Bogor dalam bentuk:
1.     Berikanlah sumbangan atau donasi buku layak baca ke TBM Lentera Pustaka
2.     Donasikan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk pelaksanaan operasional dan keberlanjutan TBM Lentera Pustaka di masa mendatang.
3.     Menjadi relawan atau volunteer untuk “terjun langsung” membimbing dan mendidik anak-anak dan masyarakat di TBM Lentera Pustaka agar lebih berdaya guna.

Sekali Lagi, di usianya seumur singkong ini, TBM Lentera Pustaka berkomitmen untuk mampu menkan angka putus sekolah, di samping memperluas akses bacaan anak-anak usia sekolah. Melalui jam baca seminggu 3 kali, TBM Lentera Pustaka berharap anak-anak pembaca aktif dapat “melahap” buku lebih banyak lagi.

Karena TBM Lentera Pustaka yakin, tranpa baca hidup akan merana. Maka, bacalah di TBM Lentera Pustaka.

Sungguh, siapapun boleh menjadi apa saja. Bahkan boleh menjadi apapun. Tapi itu semua pasti sia-sia, bila tidak tidak diikuti niat baik untuk meninggalkan “warisan” yang penuh makna untuk anak-anak yang gemar membaca.

Maka jangan tunda lagi, bergegaslah untuk membantu taman bacaan, memberdayakan anak-anak usia sekolah melalui bacaan. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? SELAMAT ULANG TAHUN KE-1 TBM LENTERA PUSTAKA. Salam Literasi …. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

===========================
Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:
TBM Lentera Pustaka
Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610
Telp:  0818 194172 – 0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)
No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku ...
#BUKUadalahTELADAN #TBMLenteraPustaka