Senin, 31 Oktober 2022

Orang-orang Di Balik Layar Taman Bacaan

Kebanyakan orang menganggap jadi terkenal itu penting. Mengejar prestise ataupun ketenaran. Tapi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM), menjadi terkenal itu tidak penting. Apalagi popularitas sangat jauh dari taman bacaan. Maka wajar, taman bacaan sering disebut sebagai “jalan sunyi” pengabdian. Karena sifatnya sosial dan tidak banyak orang yang gandrung untuk meningkatkan kegemaran membaca di masyarakat.

 

Di balik layar TBM, di belakang taman bacaan. Sesungguhnya ada orang-orang yang selalu merapikan rak-rak buku, menata koleksi buku bahkan menghitung jumlahnya. Membersihkan debu yang menempel di buku. Bahkan di taman bacaan, harus ada “jam baca”, ada aktivitas literasi. Dan itu semua dirancang oleh orang-orang di balik layar TBM. Orang-orang yang tetap berkarya tanpa perlu dilihat orang lain. Tidak perlu menjadi terkenal asal taman bacaan tetap berjalan dan bermanfaat untuk anak-anak yang membaca. Karena taman bacaan adalah ladang amal dan pengabdian. Taman bacaan harus diurus agar bermanfaat. Tanpa perlu dikenal luas apalgi jadi popular.

 

Di balik layar TBM. Itulah cara kerja para wali baca dan relawan yang ada di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Untuk memastikan beroperasi 6 hari dalam seminggu. Melayani aktivitas kelas praseskolah, taman bacaan, gerakan berantas buta aksara, anak difabel, koperasi simpan pinjam, rajin menabung, hingga motor baca keliling. Semuanya dilakukan apa adanya hingga usia taman bacaan di tahun kelima sekarang ini. Wali baca dan relawan di TBM Lentera Pustaka, merekalah orang-orang di baik layar taman bacaan.

 

Sementara di luar sana, banyak orang berjuang untuk menjadi pusat perhatian publik. Di media sosial, ingin popular seperti selebriti. Bertekad untuk dikagumi dan diacungi jempol banyak orang. Tapi di taman bacaan, orang-orang di balik layar kerjanya tidak terlihat. Tapi memastikan aktivitas di taman bacaan tetap berjalan. Di balik layar, bekerja ikhlas dan apa adanya saja. Itu sudah cukup di taman bacaan.

 


Di balik layar TBM, selalu ada orang-orang yang hanya tahu mengabdi tanpa mau dipuji. Karena taman bacaan dijadikan ladang amal, media untuk menebar manfaat kepada orang lain. Di balik layar TBM, orang-orang yang mengabdi di taman bacaan atas dasar:

1.      Berniat tulus ikhlas untuk menebera kebaikan

2.      Tidak haus akan pujian orang lain apalagi acunagn jempol

3.      Prioritasnya perbuatan baik bukan popularitas.

4.      Selalu berkarya nyata, bukan hanya omongan

5.      Tidak suka menonjolkan diri asal bisa berkontribnusi

 

Jadi di balik layar TBM, pegiat literasi sejatinya tidak suka mengumbar kehebatannya. Tidak ingin dipuji apalagi dijadikan pusat perhatian. Prioritasnya hanya mengabdi dan berkarya. Tanpa harus umbar ke sana ke mari. Karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Biarkan waktu yang akan membuktikannya.

 

Di balik layar TBM, selalu ada orang-orang yang hidupnya ibarat peribahasa "mutiara akan terlihat berkilau sekali pun dia tenggelam di dalam lumpur". Hanya untuk bermanfaat terhadap orang lain. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka



 

Sabtu, 29 Oktober 2022

5 Ciri Masyarakat Literat versi TBM Lentera Pustaka


Diskursus tentang pentingnya masyarakat Indonesia literat sering kali dibahas. Slogannya, menuju masyarakat yang literat. Tentu, masyarakat literat bukan hanya soal sadar membaca atau menulis. Bukan pula sebatas kecakapan dalam 6 literasi dasar (baca-tulis, sains, digital, numerasi, finansial, dan budaya-kewargaan.Tapi literasi yang memberdayakan dan mampu memahami realitas kehidupan.

 

Masyarakat literat adalah masyarakat yang sadar dan mau maju. Sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan lalu mampu diimplementasikan dalam kehidupan. Untuk tatanan masyarakat yang lebih aik, lebih maju dari waktu ke waktu untuk seluruh ranah kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Maka literasi menjadi “kendaraan” penting untuk disosialisasikan. Karena dengan tingkat literasi yang memadai, maka tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi lebih baik. Literasi yang mampu menjadikan masyarakat sekitar lebih berdaya, tidak mudah cepat bereaksi. Masyarakat yang tidak gampang menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian, serta bijak dalam bermedia sosial.

 

Literasi, bisa jadi salah satu cara efektif untuk membangun karakter bangsa. Melalui aktivitas positif dan bermanfaat yang ada di masyarakat. Seperti aktivitas taman bacaan masyarakat (TBM) untuk membangun kegemaran membaca anak-anak, di samping lebih dekat dengan buku-buku bacaan sekalipun hidup di era digital. Atas dasar itu, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor terus menjunjung tinggi komitmen dan konsistensi dalam menjalankan proses literasi di taman bacaan. Mulai dari aktivitas baca di taman bacaan, kelas prasekolah, gerakan berantas buta aksara, motor baca keliling, koperasi simpan pinjam, gerakan rajin menabun, literasi digital, literasi finansial. Atas dukungan dari berbagai pihak seperti wali baca, relawan, komunitas, dan CSR korporasi. Tidak kurang dari 250 orang menjadi penggun layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Taman bacaan yang buka 6 hari dalam seminggu.

 


Hari ini, mewujudkan masyarakat Indonesia yang literat bukan hanya penting, Tapi mendesak agar tercipta tatanan masyarakat yang mampu memahami realitas, menerima perbedaaan, dan tidak menjadi “budak” media sosial apalagi gawai. Karena masyarakat literat lebih kental dengan ciri-ciri seperti:

1.      Terhindar dari hoaks dan ujaran kebencian

2.      Berlaku ramah dan sopan santu kepada sesama

3.      Menjadikan ilmu pengetahuan lebih bermanfaat untuk orang lain

4.      Membangun semangat kebersamaan untuk maju

5.      Memiliki empati dan peduli kepada sesama dan lingkungan

 

Masyarakat literat, pasti sadar. Untuk selalu meningkatkan pengetahuan masyarakat yang bermanfaat. Selalu paham dan sadar untuk mengambil keputusan yang berpihak kepada kemaslahatan orang banyak. Tidak egois, tidak destruktif dalam hal apapun. Masyarakat yang literat adalah masyarakat yang memiliki jiwa literasi, dalam sikap dan perilaku keseharian. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 

3 Tips Meraih Penghargaan di Taman Bacaan, Apa Saja?

Agak mengejutkan. Saat Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAP) Kabupaten Bogor memberikan penghargaaan kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka atas prestasi yang telah dicapai sebagai “Kampung Literasi” dalam meningkatkan literasi masyarakat Kabupaten Bogor di Aula Perpustakaan Kab. Bogor (28/10/2022) kemarin. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, TBM Lentera Pustaka berhasil menorehkan prestasi sebagai taman bacaan yang dikenal aktif dan komprehensif dalam menjalankan program literasi.

 

Penghargaan yang ditandatangai H. Tb. A. Luthfi Syam, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor menyebut “prestasi”. Yaitu sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Taman bacaan berprestasi, tentu telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya. Saat menerapkan tata kelola taman bacaan, mengatur jam baca, mengajak anak-anak membaca, meningkatkan koleksi buku bacaan, hingga kini menjalankan 14 program literasi yang ada.

 

Penghargaan yang diraih TBM Lentera Pustaka di tahun 2022 ini sekaligus menjadi bukti pentingnya ikhtiar literasi dan taman bacaan di tengah masyarakat. Sejak berdiri tahun 2017 lalu, dari awalnya hanya 1 program kini mengelola 14 program literasi. Mulai dari aktivitas, seperti 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), dan 14) Rooftop Baca. Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku serta didukung 5 wali baca dan 15 relawan, TBM Lentera Pustaka dikenal taman bacaan paling komprehensif dan kreatif. Tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 


Atas penghargaan itu, TBM Lentera Pustaka menegaskan akan 3 (tiga) hal penting di taman bacaan, yaitu:

1.      Prestasi atau kinerja, bahwa taman bacaan tidak cukup dikelola berdsar rutinitas namun harus lebih kreatif agar mampu menorehkan prestasi atau kinerja yang dapat diapresiasi pihak lain.

2.      Promosi, bahwa apapun aktivitas yang dilakukan taman bacaan harus dipromosikan. Agar publik tahu dan mengenal aktivitas yang dijalankan taman bacaan sehingga mampu mengundang kepedulian pihak lain untuk berkiprah di taman bacaan atau mendonasikan buku bacaan.

3.      Kolaborasi, bahwa pada akhirnya taman bacaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa kolaborasi. Harus ada dukungan dari warga sekitar, pengelola, relawan, komunitas, bahkan CSR korporasi untuk memastikan berjalannya aktivitas di taman bacaan.

 

Bila penghargaan pihak lain adalah hasil, maka proses di taman bacaan menjadi kata kuncinya. Taman bacaan harus berproses untuk meraih prestasi, promosi, dan kolaborasi. Taman bacaan yang bertumpu pada praktik baik dan kemanfaatan untuk masyarakat.

 

Maka penting di taman bacaan. Bahwa tidak ada seorang pun yang akan mengikuti taman bacaan bila taman bacaannya tidak tahu mau ke mana harus melangkah?

Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 

Kamis, 27 Oktober 2022

Asosiasi DPLK Gelar Ujian Sertifikasi DPLK, Perkuat Kualitas SDM Dana Pensiun

Sebagai wujud komitmen memmemperkuat komptensi dna kualitas sumber daya manusia (SDM) industry dana pensiun, Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) menggelar ujian Sertifikasi DPLK batch 18 yang diikuti 23 peserta dari 9 DPLK/Lembaga (28/10/2022) di Jakarta. Ujian sertifikasi ini ditujukan untuk meningkatkan standar kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan keahlian para tenaga pemasar dan staf yang bekerja di unit bisnis DPLK dalam memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa.

 

“Setelah pandemi Covid-19, kali ini Ujian Sertifikasi DPLK dilakukan secara offline dan sebelumnya peserta sudah mengikuti tutorial selama dua hari. Materinya mencakup pengetuan dasar dan pemasaran DPLK, operasional dan bisnis proses, investasi, dan regulasi-risk. Sertifikasi ini, salah satu peran Asosiasi DPLK kepada anggotanya” Ujar Syarifudin Yunus, Panitia Ujian Sertifikasi DPLK sekaligus Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK.

 

Sertifikasi DPLK dilakukan sesuai amanat dari POJK 15/2019 tentang Tata Kelola Dana Pensiun dna POJK No.1/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Dan hingga kini, tidak kurang 580 tenaga pemasar dan staf di unit bisnis DPLK yang telah tersertifikasi. Sehingga harapannya, industri DPLK dapat menerapkan perilaku profesional dan kompetensi yang memadai dalam menyediakan program pensiun kepada pekerja, pemberi kerja, dan masyarakat. Ujian Sertifikasi DPLK ini menggunakan format pilihan berganda dengan 100 soal dengan nilai kelulusan minimal 60. Saat ini, tingkat kelulusan ujian sertifikasi DPLK mencapai 85%.

 


Dalam kesempatan ini, Asosiasi DPLK juga mengimbau pentingnya mengikuti Ujian Sertifikasi DPLK, khususnya para tenaga pemasar dan staf di unit bisnis DPLK, manajer investasi, dan pihak lain yang berhubungan dengan DPLK sebagai bagian dari upaya menjaga standar layanan dan pengetahuan tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonesia. Hal dilakukan untuk memberikan layanan yang terbaik kepada publik, di samping menjaga perilaku profesional pelaku DPLK.

 

Untuk diketahui, hingga Juni 2022, industri DPLK telah mengelola aset lebih dari Rp 117 triliun dengan jumlah peserta mencapai 3,1 juta pekerja. Selain itu, industri DPLK pun telah melakukan serangkaian antisipasi dan diskusi terkait Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK) yang akan mengamandemen UU 11/1992 tentang Dana Pensiun. Harapannya, pasca diundangkannya RUU P2SK, industry DPLK dapat tumbuh lebih signifikan, di samping kesadaran pemberi kerja dan pekerja akan pentingnya program pensiun semakin meningkat. Salam #YukSiapkanPensiun #SertifikasiDPLK #EdukasiDanaPensiun

 

Mampu Wujudkan Kampung Literasi, TBM Lentera Pustaka Raih Penghargaan DAP Kabupaten Bogor

Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2022, Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAP) Kabupaten Bogor memberikan penghargaaan kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka atas prestasi yang telah dicapai sebagai “Kampung Literasi” dalam meningkatkan literasi masyarakat Kabupaten Bogor. Penghargaan diberikan dalam acara “Gebyar Penyerahan Hadiah dan Penghargaan” oleh Eko Sri Haryanti, SP ari DAP Kab. Bogor yang diterima M. Fadhil (Relawan TBM Lentera Pustaka) di Aula Perpustakaan Kab. Bogor hari ini (28/10/2022).

 

“Penghargaan ini diberikan khusus kepada TBM Lentera Pustaka yang telah berhasil menjadi Kampung Literasi di Kabupaten Bogor melalui program literasi yang komprehensif dan aktif. Apa yang dicapai TBM Lentera Pustaka ikut meningkatkan indeks literasi masyarakat Kab. Bogor. Kami sangat mendukung aktivitas taman bacaan” ujar H. Tb. A. Luthfi Syam, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor saat penyerahan penghargaan.

 

Sebagai pengakuan dari pihak pemerintah daerah di bidang perpustakaan, TBM Lentera Pustaka menilai penghargaan dari DAP Kab. Bogor ini menjadi pemicu untuk terus memberi kontribusi nyata terhadap ikhtiar meningkatkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Di samping untuk menekan angka putus sekolah dan pernikahan dini di kaki Gunung Salak Bogor. Sejak berdiri 5 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka sebagai kampung literasi mampu menjadi sentra kegiatan literasi masyarakat dan mengembangkan program literasi yang signifikan.

 

“Penghargaan dari DAP Kab. Bogor ini justru jadi motivasi TBM Lentera Pustaka untuk berkiprah lebih gigih dalam gerakan literasi. Karena itu kami mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dan bergabung di aktivitas taman bacaan sebagai ladang amal semua orang. Karena literasi dapat berjalan efektif bila melibatkan banyak pihak, berkolaborasi agar lebih inklusif dan konsisten” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM lentera Pustaka.

 


Penghargaan yang diraih TBM Lentera Pustaka ini sekaligus menjadi bukti ikhtiar literasi yang dijalankan di TBM Lentera Pustaka. Sejak berdiri tahun 2017 lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini menjalankan 14 program literasi  yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb),  13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), dan 14) Rooftop Baca. Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku serta didukung 5 wali baca dan 15 relawan, TBM Lentera Pustaka dikenal taman bacaan paling komprehensif dan kreatif. Tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Perhargaaan dari DAP Kab. Bogor ini pun melengkapi catatan prestasi yang diraih TBM Lentera Pustaka selama ini, seperti: 1) ) Ramadhan Heroes dari Tonight Show NET TV, 2) Terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia untuk program “Kampung Literasi” dari Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI, 3) Terpilih "31 Wonderful People tahun 2021" kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan dari Guardian Indonesia, 4) Sosok Inspiratif Spiritual Journey PLN, dan 5) Terpilih sebagai “Jagoan 2021” dari RTV.

 

Pada November 2022 ini pun, TBM Lentera Pustaka akan menggelar Festival Literasi Gunung Salak #5, ajang kreasi dan pestanya rakyat taman bacaan sekaligus meluncurkan 5 buku seri literasi pertama kali di Indonesia. Demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat di tengah gempuran era digital. Salam literasi #PrestasiTamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka #DAPKabBogor #TBMBerprestasi



Pegiat Literasi Nggak Mungkin Bisa Senangkan Semua Orang

Siapa pun, nggak boleh lelah mengalah. Agar tidak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Mengalah dari berdebat, mengalah dari perbuatan yang sia-sia. Percayalah, mengalah itu bukan berarti kalah. Tapi untuk menghargai diri sendiri agar tidak terjebak pada perbuatan buruk. Sekaligus meyakini adanya keadilan Tuhan. Siapa yang menanam, maka dia yang memanen. Dan pegiat literasi di mana pun, nggak mungkin bisa senangkan semua orang.

 

Taman bacaan nggak boleh lelah mengalah. Demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Selagi tetap melaksanakan aktivitas di taman bacaan, membimbing anak-anak yang membaca. Memberantas buta aksara, mengajar calistung anak kelas prasekolah. Mengelola koperasi simpan pinjam. Bahkan mengaji dan menyantuni anak yatim binaan dan jompo binaan. Lakukan semuanya dengan istikomah dan sabar. Sekalipun diomongin, dimusuhi, bahkan dibenci tetaplah mengalah. Karena perbuatan baik itu memang selalu ada orang-orang yang tidak suka. Maka lebih baik mengalah dalam kondisi apapun.

 

Namanya hidup, salah paham tidak bisa dihindari. Konflik bisa saja terjadi. Prasangka pun akan selalu ada. Maka solusinya, lebih baik memilih jalan untuk mengalah. Taman bacaan dan pegiat literasi lebih baik fokus pada tujuannya. Menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi. Biarkan saja orang lain yang bersikap merasa paling benar, merasa pintar atau hebat. Karena kepintaran dan kehebatan mereka tidak ada mengurangi kebaikan taman bacaan. Mengalah demi kebaikan bukan berati kalah. Tapi tetap fokus pada tujuan kemaslahatan umat.

 

Di tam


an bacaan, mengalah bukan berarti kalah. Diam pun bukan berarti lemah. Tapi hanya cara untuk tetap fokus pada aktivitas literasi dan taman bacaan. Agar tetap fokus menebar manfaat kepada pengguna layanan taman bacaan. Saat dizolimi tidak usah membela diri atau emosi. Tapi cukup dengan menunjukkan karya nyata di taman bacaan. Tidak perlu membela diri apalagi membalasnya. Cukup sabar dan tawakal. Biarkan waktu yang akan membuktikannnya?

 

Terbukti di TBM Lentera Pustaka, sepanjang 5 tahun berjalan, mengalah menjadi solusi terbaik. Agar tetap menjalankan aktivitas tiada henti di taman bacaan, di samping prestasi pun terus silih berganti. Tamu dan komunitas yang datang berbakti sosial dan membuat event terus berdatangan, donasi buku terus mengalir, dan dukungan CSR korporasi terap berjalan. Jadi, mengalah hanyalah cara agar di kesempatan lain bisa mencapai hal yang lebih besar dan lebih baik.

 

Taman bacaan, sejatinya hanya melakukan apapun untuk program literasi di taman bacaan. Karena taman bacaan memang tidak pernah berusaha menyenangkan semua orang. Mustahil taman bacaan disenangi semua orang.

 

Taman bacaan cukup seperti air. Selalu mengalah tapi nggak pernah kalah. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustala

 

Rabu, 26 Oktober 2022

Taman Bacaan Nggak Usah Peduli Omongan Orang

Sebelum bisa mencapai tujuan, siapapun harus berproses terlebih dahulu. Taman bacaan pun begitu. Berproses mengajak anak-anak membaca, mengumpulkan buku-buku, menyusun program literasi, hingga mensosialisasikan ke warga sekitar. Semuanya butuh proses.

 

Jadi, apapun tidak usah buru-buru ingin punya hasil. Nikmati saja proses berliterasi di taman bacaan. Jalani dan terus evaluasi hingga taman bacaan bisa menemukan jalannya sendiri. Faktanya, tidak akan ada hasil tanpa ada proses. Toh, “proses tidak akan pernah mengkhianati hasil”. Siapa pun yang saat ini sedang berproses untuk mencapai sesuatu. Maka suatu hari nanti, pasti akan mendapatkan hasilnya. Tidak akan pernah tertukar. Siapa yang menanam pasti dia yang memanen!

 

Taman bacaan nggak usah peduli omongan orang. Jalani proses apapun di taman bacaan. Suka duka, pahit manis berjuang di taman bacaan itu pelajaran. Bahwa menebar kebaikan menabur manfaat untuk orang lain itu tidak mudah. Selalu ada tantangannya, bahkan kadang menggemaskan. Maka jalani prosesnya di taman bacaan. Di mana pun, selalu ada yang tetap mendoakan ada pula yang menjatuhkan.

 


Berproses di taman bacaan, itulah yang dijalani TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat berdiri 5 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka hanya punya 1 program yaitu taman bacaan dengan 14 anak pembaca aktif. Tapi siapa sangka di tahun 2022 ini, TBM Lentera Pustaka telah menjalani 14 program literasi yang luar biasa, yaitu:

 

1.     TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, tamansari, Sukajaya). Dengan waktu baca 3 kali seminggu.

2.     GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf dengan waktu belajar 2 kali seminggu.

3.     KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah atau PAUD dengan waktu belajar 2 kali seminggu.

4.     YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni setipa bulan dan 4 diantaranya mendapat beasiswa belajar, dari siswa SD hingga perguruan tinggi.

5.     JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut yang tidak berpenghasilan dan mendapatkan santunan bulanan.

6.     TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel sebagai sarana aktualisasi diri dan bermain di taman bacaan

7.     KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam sebagai upaya pemberdayaan ekonomi dan menghndari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi.

8.     DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku-buku bacaan

9.     RABU (RAjin menaBUng) untuk mengajarkan pentingnya menabung dan hidup hemat kepada anak-anak.

10. LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat dan teknologi informasi seminggu sekali ke setiap anak.

11.   LITFIN (LITerasi FINansial) sebagai sarana edukasi literasi keuangan akan pentingnya mengelola keuangan sejak dini.

12.   LIDAB (LIterasi ADAb) sebagai sarana mengajarkan adab ke anak-anak seperti memberi salam, mencium tangan, berkata-kata santun, dan budaya antre.

13.   MOBAKE (MOtor BAca KEliling) untuk sediakan akses bacaan ke kampung-kampung.

14.   Rooftop Baca, tempat membaca di lantai dua dengan view Gunung Salak.

 

Sekali lagi, jalani saja proses di taman bacaan. Karena tidak hasil yang optimal tanpa didukung proses yang sungguh-sungguh. Faktanya, banyak taman bacaan dikelola setengah hati. Komitmennya hanya separuh maka konsistensinya pun terabaikan. tidak didukung proses yang memadai.

 

Proses adalah kata kunci di taman bacaan. Harus terus ditegakkan, harus terus dikobarkan. Dan di taman bacaan, jangan pedulikan omongan orang. Apalagi orang-orang yang tidak mau membantu, abaikan saja mereka. Karena yang tahu proses di taman bacaan, hanya Allah SWT dan pegiat literasi itu sendiri. Oke? Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

 

Prodi S2 PBI FBS UNJ Gelar Kuliah Literasi sebagai Ikhtiar Merdeka Belajar

Bertajuk "Membangun Gerakan Literasi sebagai Ikhtiar Merdeka Belajar", Prodi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia FBS UNJ menggelar kuliah literasi dengan menghadirkan narasumber Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka dan Dosen Unindra. Dibuka oleh Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., dosen pengampu literasi sekaligus Dekan FBS UNJ menegaskan pentingnya mahasiswa mendapat pencerahan praktik baik literasi yang ada di masayarakat, khususnya yang dijalankan oleh Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Ikut hadir dalam kuliah ini Dr. Miftahul Khaira (Koorprodi S-2 PBI FBS UNJ), Dr. Sintowati, Dr. Siti Ansoriyah, dan 34 mahasiswa S-2 PBI FBS UNJ.

 

“Setelah berdiskudi di dalam kelas tentang literasi, maka saatnya kini kami mengajak mahasiswa S-2 untuk mendapat pencerahan secara langsung dari pegiat literasi. Bagaimana jatuh bangun dalam menegakkan literasi di masyarakat” ujar Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. dalam sambutan pembukanya.

 

Dalam pemaparannya, Syarifudin Yunus, menjelaskan spirit yang harus diperkuat dalam gerakan literasi di Indonesia. Yaitu komitmen untuk membumikan gerakan literasi dan kegemaran membaca di masyarakat, di kampung-kampung. Sebagai ikhtiar untuk menyeimbangkan aktivitas bermain gawai yang kian menyita waktu. Karena itu, mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia punya peran penting untuk ikut aktif dalam menebar virus literasi secara nyata ke masyarakat. Caranya, menjadikan disiplin ilmu Bahasa Indonesia sebagai “kendaraan literasi” untuk meningkatkan kualitas dumber daya manusia melalui bacaan dan kegiatan literasi. Karena sejatinya, selain kemampuan dalam berbahasa, literasi pun cerminan dari kemampuan memahami realitas yang ada di masyarakat. Apapun bentuknya.

 


Untuk, persepsi literasi dan taman bacaan yang dianggap sebelah mata harus bisa diubah menjadi hal yang fundamental dalam tatanan masyarakat. Literasi dan taman bacaan sekalipun bersifat pendidikan nonformal (pendidikan masyarakat) harus diperjuangkan setara dengan pendidikan formal. Minat baca rendah bukanlah persoalan utama, melainkan ketersediaan akses bacaan di masyarakat yang masih minin. Karena itu, literasi harus dilihat sebagai gerakan bukan hanya pengamatan. Agar terwujud tujuan besar literasi, yaitu menjadi “social empowerment” bukan lagi “self empowerment”.

 

Tidak ada teori paling benar dalam literasi, selain praktik baik yang nyata dalam menegakkan literasi dan kegemaran membaca di masyarakat. Karena itu, literasi harus dijadikan kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Lebih kreatif dan inovatif agar mampu mengundang daya tarik masyarakat. Membangun gerakan literasi yang berkelanjutan itulah yang kisahnya diceritakan dalam kuliah literasi Prodi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia FBS UNJ. Tentang praktik baik dalam membudayakan literasi di masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah.

 

Patut diketahui, sejak berdiri tahun 2017 lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini menjalankan 14 program literasi  yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 31 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), dan 14) Rooftop Baca. Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku serta didukung 5 wali baca dan 18 relawan, TBM Lentera Pustaka dikenal taman bacaan paling komprehensif dan kreatif. Tidak kurang dari 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Harapannya ke depan, mahasiswa S-2 PBI FSB UNJ pun bisa menjadi pelaku literasi secara konkret di masyarakat. Untuk mewujudkan manusia Indonesia yang literat. Untuk mengubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #KuliahLiterasi #PendidikanBahasaIndonesia #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

 

Senin, 24 Oktober 2022

Bulan Bahasa 2022, Siswa SMAN 82 Jakarta Siap Daha 82 Menulis

Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, SMAN 82 Jakarta melakukan Gelar Wicara "Menulis Itu Mudah dan Menyenangkan” untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis dalam menulis kepada 110 siswa (25/10/2022). Dibuka oleh Sugiyanti, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 82 Jakarta, gelar wicara ini menghadirkan Syarifudin Yunus, dosesn Unindra dan pegiat literasi TBM Lentera Pustaka sekaligus memperkuat gerakan literasi yang berkaitan dengan kemampuan menulis. Ikut hadir pula sekolah kolaborasi, guru dan siswa dari SMA Gita Kirti 3.

 

“Gelar wicara menulis itu mudah dan menyenangkan, kami lakukan sebagai bagian dari semarak Bulan Bahasa tahun 2022. Untuk membekali siswa keterampilan menulis yang baik. Puncaknya nanti, seluruh siswa SMAN 82 Jakarta akan menggelar Daha 82 Menulis sebagai praktik baik penulisan siswa” ujar Sugiyanti, M.Pd. saat memberi sambutan.

 

Dalam pemaparannya, Syarifudin Yunus menyampaikan setiap siswa akan lebih mudah menulis apabila sumber tulisannya berdasar pada 1) pengetahuan, 2) pengalaman, dan 3) perasaan. Jadi, jangan tulis apapun di luar dari ketiga hal tersebut, Agar lebih mudah dalam menuangkan ide dan gagasannya. Oleh karena itu, menulis harus dicoba dan berani. Caranya adalah mulailah menulis dari sekarang, menulis yang banyak, jadikan menulis sebagai kebiasaan, menulislah dengan tujuan, dan menulis harus tuntas. Para siswa pun diberi contoh nyata dalam membuat tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Dengan berbekal 3 kata dari 3 siswa, dapat disusun paragraph yang menarik.

 


Selain memotivasi siswa untuk memiliki keterampilan menulis, gelar wicara ini pun menjadi pembekalan siswa SMAN 82 Jakarta yang akan melakukan aktivitas “Daha 12 Menulis” pada Jumat Minggu ini, di mana semua siswa akan menulis narasi secara massal di halaman sekolah. Sebagai upaya praktik baik penulisan untuk siswa di sekolah.

 

“Gelar wicara menulis untuk siswa SMA ini sangat bagus. Agar tiap siswa jadi lebih berani menulis, mampu mengekspresikan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam bentuk tulisan. Sebuah terobosan yang patut diikuti sekolah lain saat memperingati Bulan Bahasa setiap tahunnya” ujar Syarifudin Yunus saat pemaparan materi.

 

Untuk menjadikan menulis sebagai aktivitas yang menyenangkan, siswa SMAN 82 Jakarta diberikan tips untuk selalu rileks saat menulis, nikmati proses menulis,  bikin asyik saja, jadilah pembaca pertama atas tulisan sendiri, dan jangan lupa posting bila sudah menulis. Tuangkan ide dan gagasan ke dalam 200-300 kata, maka jadilah tulisannya.

 

Hingga akhirnya, menulis tidak lahgi sebagai pelajaran tapi perbuatan. Seperti kata pepatah, scripta manent verba volant, yang tertulis akan abadi dan yang terucap akan hilang. Maka menulis, adalah modal penting tegaknya budaya literasi siswa dan sekolah. #Daha82Menulis #GelarWicaraMenulis #LiterasiSekolah #TBMLenteraPustaka



Minggu, 23 Oktober 2022

The Show Must Go On, Spirit Taman Bacaan dan Pegiat Literasi Di Manapun

Saat ditanya bagaimana bisa konsisten dalam mengelola taman bacaan?

Maka jawabnya, the show must go on di taman bacaan, bahkan di mana pun kita berada. Semua harus berjalan sebagaimana mestinya. Harus ada yang diperbuat untuk lebih baik. Karena tidak ada urusan atau soal apapun yang bisa selesai tanpa dikerjakan. Mau berdalih apapun, hidup ini terus berjalan. Apapun kondisinya, taman bacaan harus tetap berjalan. Untuk menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat.

 

Siapa pun boleh punya mimpi di masa depan. Siapa pun boleh punya luka di masa lalu. Tapi semua itu tidak ada artinya tanpa tindakan yang dilakukan hari ini. Harus tetap melangkah maju, tidak bisa tidak, Jalani saja dan nikmati prosesnya, karena the show must go on. Semua harus berjalan sebagaimana mestinya. Kata orang biijak, “belajarlah dari yang kemarinhiduplah untuk hari ini, berharaplah untuk besok. Asal jangan berhenti melangkah maju”.

 

Jangankan taman bacaan, setiap manusia pun pasti punya kekurangan punya kelebihan. Itu semua bukan bahan pembicaraan, melainkan kombinasi yang harus diselaraskan. Pasti ada orang yang tidak suka tapi ada juga orang yang suka. Ada mimpi yang bisa dicapai tapi pasti ada harapan yang sulit dicapai. Itu semua realitas dan hukum alam. Toh, hidup harus terus berjalan maka jalani dengan baik. Siap atau tidak, suka atau tidak, semua harus dihadapi dan harus tetap berjalan. Karena siapapun tidak ada yang bisa menolak datangnya pagi atau menghindari dari gelapnya malam. Semua akan datang silih berganti, dan harus dihadapi.

 

Maka semangat itulah yang dipegang erat oleh Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sejaka berdiri 5 tahun lalu, tidak banyak orang peduli, mencibir, bahkan hanya 14 anak yang mau bergabung ke taman bacaan. Jatuh bangun, suka duka yang ada semua dinikmati dan dijalani saja. Asal tetap komit dan konsisten berada di taman bacaan sebagai jalan hidup, sebagai ladang amal untuk semua orang yang paham. Dan kini, TBM Lentera Pustaka sudah menjadi tempat membaca 130 anak-anak usia sekolah yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan, kini tiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu. Selain aktivitas taman bacaan, TBM Lentera Pustaka juga menjalankan program GErakan BERantas BUta AksaRA (Geberbura), KElas PRAsekolah (Kepra), Ramah Difabel, YAtim BInaan (YABI), JOMpo BInaan (JJOMBI), Koperasi Simpan Pinjam, dan MOtor BAca KEliling (Mobake). Tidak kurang dari 250 orang jadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 


"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12). Taman bacaan dan pegiat literasi di dalamnya, dilarang memperbanyak prasangka. Cukup kerjakan apa yang harus dilakukan. Karena “the show must go on”.  Tidak usah peduli pada orang-orang yang hanya kerjanya ngomong atau berpikir negatif. Apalagi orang-orang yang kepo, gemar bergibah atau bergosip tanpa pernah mampu berbuat baik kepada orang lain. Jangan mau dirusak oleh orang-orang yang tidak bermanfaat dan tidak berkontribusi kebaikan sama sekali.

 

Siapa pun di taman bacaan. Cukup perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa-doa dengan kesungguhan hati. Hingga tiba waktunya dicukupi, diberkahi, dan dilindungi Allah SWT. Jangan merasa lelah atas masalah. Jangan berhenti untuk melangkah. Hingga berkah datang melimpah di kemudian hari. Agar semua yang dikerjakan di taman bacaan bernilai pahala disisi Allah SWT.

 

Saat di taman bacaan, jangan lupa katakan. Kepada orang-orang di luar sana, kepada para netizen. Bahwa taman bacaan dan urusan apapun tidak pernah bisa diselesaikan pakai lidah atau jari seperti di media sosial. Tapi harus dikerjakan secara nyata pakai hati. Karena the show must go on. Literat itu tindakan, bukan omongan. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka