Senin, 29 April 2019

Lab Baca Di Sungai Taman Bacaan Lentera Pustaka


Tidak mudah, upaya membangun tradisi baca di kalangan anak-anak. Maka diperlukan cara beda untuk mengelola taman bacaan. Karena seperti kata banyak orang, membaca seringkali dianggap membosankan.


Berangkat dari asumsi itulah, Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gn. Salak Bogor mengembangkan tata kelola taman bacaan masyarakat (TBM) berkonsep Edutainment, sebuah cara beda mengelola taman bacaan yang memadukan prinsip edukasi dan entertainment. 


Salah satu upaya yang dijalani adalah "Laboratorium Baca" tiap hari Minggu. Sebuah aktivitas membaca di alam (sungai, kebun, jalan, dsb) sambil diajarkan "cara memahami isi bacaan" melalui teknik metaforma yang langsung dipimpin Syarifudin Yunus yang sekaligus sehari-hari bekerja sebagai Dosen Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

Melalui Lab Baca, anak-anak diharapkan lebih tertarik dan rajin untuk membaca. Karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. Tanpa baca kita merana ....


Taman Bacaan Lentera Pustaka Aktif Berantas Buta Huruf

Sejak November 2018, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka aktif menyelenggarakan program pemberantasan buta huruf kepada para ibu di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor yang belum bisa membaca dan menulis. Aktivitas ini diberi nama "GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) Lentera Pustaka.

Sebagai tanggung jawab sosial, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus, mengajar secara langsung sekitar 6 ibu-ibu yang kini menjadi murid GeberBura. Seminggu 2 kali, para ibu buta huruf belajar di TBM Lentera Pustaka.

Harapannya, ibu-ibu ini nantinya bisa membaca dan menulis. Sehingga dapat membantu anak-anaknya yang sedang sekolah....

Semangat ya ibu-ibu, mari kita baca mari kita tulis .... salam GEBERBURA #GeberBura #LenteraPustaka



TBM Lentera Pustaka Gelar "Ngabuburit Baca" Selama Ramadhan 2019


"Ngabuburit Baca" Program Taman Bacaan Lentera Pustaka Selama Ramadhan


Ada banyak cara menyambut dan mengisi hari-hari selama bulan suci Ramadhan. Tapi satu yang pasti, jangan anggap bulan puasa sebagai beban. Tapi jadikan sebagai bulan yang penuh rahmat-Nya. Maka, semangat dan niat baik harus dioptimalkan selama bulan puasa.

Untuk membangun tradisi baru di bulan puasa, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka selenggarakan program "Ngabuburit Baca" selama di bulan Ramadhan tahun 2019. Dengan ngabuburit baca, tiap jam baca sore hari sekitar 60 anak pembaca aktif akan 1) mengaji khotmil Quran dan 2) membaca buku bacaan tentang akhlak dan religius. Kegiatan ini berlangsung 3 hari (Rabu-Jumat-Sabtu) dalam seminggu. Bahkan tiap Sabtu, TBM Lentera Pustaka pun akan siapkan takjil dan menu berbuka puasa.

"Program 'Ngabuburit Baca' mulai diterapkan tahun ini. Setelah anak-anak terbiasa membaca buku, kini saatnya membangun akhlak mereka. Karena akhlak adalah landasan peradaban manusia. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ikut bertanggung jawab dalam membentuk akhlak anak-anak" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.


Melalui "Ngabuburit Baca" selama bulan puasa, anak-anak diharapkan bisa lebih cinta dan dekat kepada Allah SWT. Sehingga mereka sadar, bahwa mereka adalah insan istimewa yang Allah tahu dan pasti "mengistimewakan" mereka, anak-anak yang rajin membaca. Maka harus lakukan apa yang disenangi Allah, bukan meratapi keadaan.

Ngabuburit Baca selama bulan puasa juga menjadi bagian TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan akan pentingnya membaca buku di kalangan anak-anak sekolah. Apalagi di tengah gempuran era digital dan pergaulan anak yang tidak jelas. Maka untuk selamatkan masa depan anak-anak, sangat penting membangun tradisi baca dan budaya literasi.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari di Kaki Gunung Salak Bogor saat ini  dikenal sebagai taman bacaan yang kreatif dan inovatif. Sekitar 60 anak pembaca aktif yang ada telah mampu membaca 5-10 buku per minggu. Sebuah capaian yang patut disyukuri.

"Zaman telah berubah. Maka kita harus mencari cara agar anak-anak mau membaca. Karena tidak ada masa depan tanpa membaca. Kita ingin anak-anak tetap bergelut dengan buku di bulan puasa" ujar Syarifudin Yunus, yang juga Dosen Unindra dan mahasiswa S3 Pascasarjana Unpak.


Untuk diketahui, saat ini TBM Lentera Pustaka memiliki koleksi 3.000 buku bacaan dan dikelola oleh 2 petugas honorer, di samping menyediakan fasilitas free wifi. Ke depannya, kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan "kampung baca" sebagai komitmen membangun tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak. Bahkan lebih dari itu, TBM Lentera Pustaka pun tengah melakukan studi penjajakan untuk mengembangkan "Wisata Literasi Lentera Pustaka", sebuah wisata edukasi berbasis membaca buku sambil melakukan perjalanan di sungai dan kebun yang dilengkapi spot-spot foto menarik.

"Kita tahu, peradaban zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin anak-anak di sini tetap bergelut dengan buku. Demi tegaknya tradisi baca, di samping mampu melawan ganasnya era digital atau smartphone," tambah Syarifudin Yunus lagi.

Maka pesan penting di bulan puasa. Jangan habiskan waktu anak-anak untuk bergelut dengan masalah. Tapi beri kesempatan mereka untuk bergelut dengan buku.

Ngabuburit Baca selama bulan puasa di TBM Lentera Pustaka. Pada akhirnya ingin bertutur "bila kita ingin anak-anak mencintai agama dan Allah SWT. Maka belajar dan mendekatlah kepada-Nya".

Selamat Bulan Puasa, salam "Ngabuburit Baca" TBM Lentera Pustaka... #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi #RamadhanDiTamanBaca


Selasa, 23 April 2019

Karena Unik, DAAI TV Liput TBM Lentera Pustaka


Karena Unik, DAAI TV Liput Taman Bacaan Lentera Pustaka

Membangun tradisi baca anak-anak usia sekolah memang tidak mudah. Perlu ada cara unik dan beda dalam mengelola taman bacaan.

Berangkat dari keunikan dalam tata kelola taman bacaan itulah, DAAI TV meliput aktivitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor pada Selasa, 23 April 2019. Disambangi crew DAAI TV, Medi (Reporter) dan Adit (Kameramen), TBM Lentera Pustaka cara unik dalam meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah.

Dihadiri sekitar 40 anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka, DAAI TV meliput aktivitas membaca yang tergolong menyenangkan. Beberapa keunikan yang selama ini diterapkan di taman bacaan masyarakat yang terletak di Kaki Gn. Salak Bogor ini antara lain:
1.      Adanya aktivitas salam literasi – doa literasi dan senam literasi sebelum anak-anak memulai kegiatan membaca.
2.      Anak-anak TBM Lentera Pustaka selalu membaca buku secara bersuara sehingga terdengar bising dan ramai. Hal ini ditujukan untuk a) melatih vocal anak dalam membaca dan b) melatih konsentrasi dalam memahami isi bacaan.
3.      Adanya kegiatan “laboratorium baca” di sungai atau kebun untuk memberikan suasana yang berbeda dalam membaca, di samping melatih “teknik metaforma” yaitu cara mudah memahami isi bacaan.
4.      Adanya ajaran budaya “antre” secara praktik melalui pesta jajanan kampung gratis untuk semua anak-anak sebagai penerapan budaya antre.
5.      TBM Lentera Pustaka pun memadukan kegiatan membaca dengan penjajakan “Wisata Literasi” yaitu perjalanan wisata menyusuri sungai dengan basis membaca buku.
Keunikan dalam tata kelola taman bacaan inilah yang menjadi alasan DAAI TV menyambangi TBM Lentera Pustaka yang terletak sekitar 75km dari kota Jakarta.
“TBM Lentera Pustaka didirikan untuk memberi akses bacaan kepada anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu yang sebelumnya tidak ada sama sekali. Target besarnya adalah membentuk budaya baca anak-anak, di samping dapat menekan angka putus sekolah yang tergolong tinggi di daerah ini” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka kepada DAAI TV hari ini.


Patut diketahui, DAAI TV sebagai stasiun TV swasta di Indonesiayang mengudara sejak tahun 2007 memposisikan diri sebagai “Televisi Cinta Kasih” menganggap aktivitas membaca yang diterapkan TBM Lentera Pustaka sarat akan pesan moral dan cinta kasih, di samping memberi inspirasi, dan bersifat kreatif edukatif.

Di tengah gempuran era digital, DAAI TV melihat TBM Lentera Pustaka masih tetap fokus dan bersemangat dalam menanamkan rasa cinta anak-anak kepada buku bacaan, seminggu 3 kali untuk membaca. Hal ini sesuai dengan cerminan visi DAAI TV untuk “menjernihkan hati manusia, mencerahkan dunia” dan misinya “menjadi stasiun televisi berbudaya humanis terfavorit bagi seluruh keluarga”.

“Saya berharap, liputan DAAI TV ke TBM Lentera Pustaka di Kaki Gn. Salak ini dapat memotivasi anak-anak agar lebih giat membaca untuk menambah pengetahuan, di samping dapat mempromosikan pentingnya budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah” tambah Syarifudin Yunus.

Perlu diketahui, saat ini TBM Lentera Pustaka merupakan tempat membaca bagi sekitar 60 anak pembaca aktif yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sejak vberdiri 2 tahun lalu, kini rata-rata per anak mampu membaca 5—10 buku per minggu. Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku, saat ini TBM Lentera Pustaka pun tengah fokus mengembangkan aktivitas pemberdayaan masyarakat lainnya seperti 1) GErakan BERantas BUta aksaRA (Geber Bura) bagi kaum ibu-ibu yang tidak bisa baca-tulis, 2) Pengembangan Wisata Literasi Lentera Pustaka sebagai objek wisata berbasis membaca buku dengan menyusuri sungai sejauh 1,2kn, dan 3) pengembangan “zona baca hijau – kampung baca” dengan penanaman 1.000 pohon polybag yang akan diletakkan di pinggir jalan.


Maka dari itu, dengan mengusung konsep “TBM-Edutainment”; tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment, TBM Lentera Pustaka fokus untuk menjalankan program taman bacaan dengan “cara yang beda” Agar TBM bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi “motor penggerak” aktivitas sosial dan masyarakatnya.

Membaca itu perilaku dan kebiasaan langka di era milenial. Apalagi ditambah himpitan ekonomi dan puluhan tahun tanpa akses bacaan seperti taman bacaan masyarkat. Maka TBM Lentera Pustaka mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi. Karena hanya dengan membaca, kita dapat ikut serta menyelamatkan masa depan anak-anak.

Melalui buku dan perilaku membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad “tidak ada lagi anak yang putus sekolah” sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA. Maka, taman bacaan masyarakat adalah momentum semua pihak untuk ikut berbuat menyiapkan masa depan anak-anak yang lebih baik. Semua pihak harus turun tangan dan mau berkontribusi nyata terhadap taman bacaan dimanapun berada.

Mari ubah niat baik jadi aksi nyata.
Jangan bilang kita cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata. Tapi cinta itu  tentang pengabdian dan kepedulian yang tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Karena “tanpa baca, kita merana” …. #TBMLenteraPustaka #BacaBUkanMaen #BudayaLiterasi



Senin, 22 April 2019

Donasi Alumni SMPN 4 Jakarta ke TBM Lentera Pustaka


Aksi Peduli Taman Bacaan Alumni SMPN 4 Jakarta di TBM Lentera Pustaka

Kepedulian adalah milik semua orang.
Berangkat spirit itulah, alumni SMPN 4 Jakarta Angkatan 1986 khususnya tim Rohis menyalurkan "aksi sosial" ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka sore ini, Senin 22 April 2019 di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian sosial kepada anak-anak usia sekolah yag rajin membaca di taman bacaan, di samping anak-anak yatim binaan dalam naungan TBM Lentera Pustaka.

Sederhana sekali, TBM Lentera Pustaka dipilih karena salah seorang alumni SMPN 4 Jakarta melihat kegiatan ygan dilakukan di media sosial Bapak Syarif selaku pendiri taman bacaan yang sangat menginspirasi dalam mengangkat minat baca dan belajar mengaji anak-anak yatim dan dhuafa di lingkungan sekitar TBM Lentera Pustaka.

Di tengah gempuran era digital, alumni SMPN 4 Jakarta merasa penting mendukung kegiatan literasi dan melestarikan tradisi baca di kalangan anak-anak. Karena buku bacaan adalah sumber pengetahuan sekaligus sumber kearifan dalam kehidupan.

Penyerahan aksi sosial alumni SMPN 4 Jakarta Angkatan 1986 dilakukan oleh Maya Sari Dewi (Bintaro), Monica Lina (Palembang), Yanti Massole (Hamburg), Erni Viron (Bintaro), dan Bastian Syarif (Jakarta) yang diterima langsung oleh Wiwit dan Susi, petugas baca TBM Lentera Pustaka. "Kami senang bisa ikut peduli terhadap anak-anak pembaca dan anak yatim di taman bacaan ini. Semoga TBM Lentera Pustaka dapat terus berkembang dan bermanfaat untuk anak-anak usia sekolah dan anak yatim. Bantuan kami yang tidak seberapa ini semoga bisa jadi semangat mereka agar giat belajar” ujar Maya saat penyerahan.


Kepedulian alumni SMPN 4 Jakarta ini patut diapresiasi. Karena seperti komunitas alumni pada umumnya, komunitas alumni tidak hanya sebatas reuni atau kumpul-kumpul semata. Tapi mampu berkontribusi kepada masyarakat, khususnya dukungan dan kepedulian kepada program sosial seperti taman bacaan dan anak yatim. Tentu, aksi sosial seperti ini patut diapresiasi dan didukung oleh alumni di manapun, pada jenjang pendidikan apapun.

"TBM Lentera Pustaka berterimakasih dan menyambut baik aksi sosial alumni SMPN 4 Jakarta angkatan 86. Ini bukti grup alumni yang peduli terhadap gerakan literasi, di samping dukungan terhadap upaya mencerdaskan masyarakat," kata Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka merupakan salah satu taman bacaan yang dikenal kreatif dan inovatif. Melalui program "TBM Edutainment", program membaca diterapkan dengan cara yang menyenangkan, di samping adanya unsur hiburan setiap bulan untuk memotivasi anak-anak dalam membaca. Saat ini TBM Lentera Pustaka memiliki 3.000 koleksi buku bacaan dengan jam baca 3 kali seminggu. TBM Lentera Pustaka kini menjadi tempat membaca bagi 60-an anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu yang selama ini sulit mendapatkan akses buku bacaan. Semua dilakukan demi tegaknya budaya literasi di kalangan anak-anak.

Karena budaya literasi, tentu bisa tercipta bila ada kepedulian berbagai pihak. Untuk masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik, tabikk #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi



Minggu, 14 April 2019

Anak-anak TBM Lentera Pustaka Belajar Prakarya "Decopage"


Menggali Potensi Anak-anak TBM Lentera Pustaka via Prakarya “Decopage”

Bila ada taman bacaan masyarakat (TBM) yang selalu menyelenggarakan event bulanan, tentu ada di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kaki Gn. Salak Bogor, yaitu TBM Lentera Pustaka. Selain untuk melepas kejenuhan membaca, anak-anak TBM Lentera Pustaka diharapkan mampu menggali potensi diri melalui event bulanan yang selalu menghadirkan “bintang tamu dari luar”.

Hari ini, Minggu 14 April 2019, event bulanan TBM Lentera Pustaka menghadirkan seorang kreator Indah Bakti (Alumni PBSI FBS UNJ) yang mengajarkan anak-anak membuat kreasi “Decopage”, prakarya yang terbuat dari sabun + tisu bergambar yang dimanfaatkan sebagai hiasan dinding atau souvenir. Antusiasme anak-anak TBM Lentera Pustaka pun terbilang besar dan penuh semangat. Dan faktanya, hasil prakarya decopage anak-anak TBM Lentera Pustaka terbilang sangat bagus.

“Sepertinya anak-anak di sini punya potensi bagus untuk membuat decopage. Jika dilatih terus, prakarya ini bisa jadi alternatif untuk mendapatkan uang dari kreativitas anak-anak. Karena ada banyak hiasan yang bisa dibuat melalui decopgae” ujar Indah Bakti di sela acara event bulanan TBM Lentera Pustaka.


Menimbang antusiasme dan potensi yang dimiliki anak-anak TBM Lentera Pustaka, maka aktivitas prakarya akan terus dilanjutkan. Karena itu, TBM Lentera Pustaka pun menetapkan membuka kelas latihan prakarya pada setiap Sabtu sore, khusus melatih potensi prakarya. Melalui latihan prakarya, harapannya, sekitar 60-an anak yang rajin membaca seminggu 3 kali ini bisa menggali optensi dan keterampilan dalam membuat hiasan yang bisa dijual, atau minimal menjadi karya kreasi anak-anak taman bacaan.

Berbekal sabun yang ditempeli tisu bergambar dengan finishing di-pernis, hasilnya luar biasa; sabun bisa menjadi hiasan yang menarik. Bisa dijadikan hiasan dinding ataupun souvenir yang punya “nilai jual”. Anak-anak TBM Lentera Pustaka terlihat senang dan gembira bisa praktik membuat prakarya decopage.

Indah Bakti yang didampingi suaminya hadir sebagai naras umber event bulanan TBM Lentera Pustaka sebagai wujud kepedulian sosial sekaligus sumbangsih atas keterampilan yang dimilikinya. Alumni PBSI FBS UNJ yang juga adik kelas Pendiri TBM Lentera Pustaka ini yakin anak-anak TBM Lentera Pustaka bisa mengembangkan keterampilan decopage lebih maksimal. Sehingga dapat menjadi produk kreativitas anak yang layak dipasarkan dan dijual ke konsumen yang membutuhkan.


Event bulanan TBM Lentera Pustaka selalu digelar setiap bulan sebagai bagian untuk membangun suasana membaca yang menyenangkan bagi anak-anak. Di samping “pesta jajanan kampung” untuk anak-anak yang selalu rajin membaca.

Untuk diketahui, TBM Lentera Pustaka saat ini dikenal sebagai taman bacaan masyarakat yang kreatif dan inovatif. Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Dengan koleksi 3.000 buku, TBM Lentera Pustaka saat ini menjadi “tempat membaca” bagi 60-an anak pembaca aktif.

Ke depan, TBM Lentera Pustaka mengajak masyarakat, generasi milenial dan professional untuk berkiprah secara nyata dalam mengembangkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak. Karena prinsipnya, kepedulian sosial bukanlah sekadar niat baik tapi harus diwujudkan dalam aksi nyata.

“Kami selalu gelar event bulanan. Agar anak-anak bisa interaksi dengan naras umber dari luar. Sehingga tergali potensi anak untuk masa depannya, di samping tetap rajin membaca” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

Melalui kegiatan membaca secara rutin, TBM Lentera Pustaka setidaknya ingin menekan angka putus sekolah anak-anak. Agar mereka punya masa depan yang lebih baik …. Tabikk #TBLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi




Minggu, 07 April 2019

TBM Lentera Pustaka Jadi Basis Edukasi Literasi Keuangan Anak


TBM Lentera Pustaka Menjadi Basis Edukasi Literasi Keuangan Anak

Adalah fakta, ingkat literasi keuangan atau pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap industri keuangan masih sangat rendah, baru mencapai 20%. Sementara negara tetangga jauh lebih baik seperti Filipina 27%, Malaysia 66%, Thailand 73%, dan Singapura 98%.

Maka konsekuensinya, edukasi literasi keuangan sangat penting dilakukan. Apalagi bagi anak-anak usia sekolah. Terkhusus lagi yang ada di kampung-kampung atau di daerah yang jauh dari akses edukasi keuangan.

Berangkat dari kondisi yang ada, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka sebagai salah satu taman bacaan di Kaki Gunung Salak secara rutin telah menjadi sentra edukasi literasi keuangan anak-anak. Selain aktivitas membaca seminggu 3 kali, sekitar 60-an anak-anak usia sekolah di TBM Lentera sebulan sekali pun memperoleh “pelajaran informal” terkait cara mengelola uang.

Dengan didukung oleh Chubb Life dan AJ Tugu Mandiri, TBM Lentera Pustaka aktif meningkatkan literasi keuangan anak, khususnya dalam membangun budaya menabung, cara mengelola uang jajan, annggaran, hutang piutang hingga investasi.

Seperti yang dilakukan pada Minggu, 7 April 2019, anak-anak TBM Lentera Pustaka diajarkan tentang pilihan “jajan atau nabung?”. Dibimbing oleh Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang sekaligus Edukator Dana Pensiun mempraktikkan cara mengatur uang jajan untuk menabung.

“Hari ini, saya ajarkan anak-anak untuk menabung secara praktik. Mereka saya kasih uang Rp. 5.000 untuk jajan selama 15 menit. Apa saja bisa dibeli. Setelah itu, anak-anak ada yang punya sisa 4.000 atau yang 2.000. Nah, distulah saya jelaskan pentingnya menabung. Kenapa jajan kenapa nabung. Praktik itu lebih baik daripada teori” ujar Syarif, begitu panggilan pria yang tengan menempuh S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Unpak Bogor.


Edukasi literasi keuangan dipilih TBM Lentera Pustaka agar anak-anak paham cara memperlakukan uang. Karena uang adalah alat bukan tujuan. Maka anak-anak harus diajarkan cara bersikap terhadap uang.  Hal ini sekaligus dapat mempersiapkan anak-anak menuju kesuksesan finansial di masa depan, saat mereka dewasa.

“Edukasi literasi keuangan anak-anak akan berhasil. Bila kita mau memberi kesempatan anak-anak untuk praktik mengelola uang” tambah Syarif.

Melalui kegiatan ini, TBM Lentera Pustaka pun memposisikan diri sebagai basis edukasi literasi keuangan anak. Sehingga lembaga keuangan seperti asuransi, bank, asset manajemen, sekuritas atau dana pensiun bisa ikut aktif “terjun ke lapangan” dalam memberi edukasi keuangan kepada anak-anak.

Melalui edukasi literasi keuangan, TBM Lentera Pustaka pun ingin menebarkan spirit kepada anak-anak. Tentang Jangan pernah menghitung uang di kantong orang. Tapi bersikap bijaklah dalam mengeloa uang sendiri”…. Tabikk


Selasa, 02 April 2019

"Menulis itu Tanda Membaca" ujar Syarifudin Yunus


"Menulis itu tanda membaca" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka. 

Maka wajar, ia selalu menulis setiap hari. Dari malam ke malam, setiap malam, ia menghabiskan waktunya dengan menulis. Seberapa sibuk, seberapa lelah. Syarifudin Yunus tidak pernah melewatkan waktu untuk tidak menulis. Menulis baginya, sudah menjadi darah dagingnya. Bukan hanya sekadar ekspresi perasaan, pengetahuan maupun pengalaman yang dialaminya.

Sebagian orang bilang menulis itu sulit.
Namun tidak demikian buat Syarifudin Yunus. Karena menulis buatnya adalah obat. Obat dari penyakit hati, obat dari penyakit sosial. Bahkan obat untuk “nakalnya pikiran” yang tidak sempat terkatakan. Menulis adalah terapi penyembuhan diri dari dunia yang bukan dirinya, penyembuhan dari rekayasa diri yang kian dicintai banyak orang. Bahkan ketika dunia enggan menoleh dan merangkul pun bisa diekspresikan melalui tulisan.

Siapapun, sangat boleh sedih atau gembira. Siapapun boleh benci lalu cinta.
Namun itu semua, sangat sayang bila tidak diekspresikan ke dalam tulisan. Karena menulis hanya butuh niat dan perilaku. Untuk mengabadikan setiap peristiwa demi peristiwa yang dialami.

Scripta manent verba volant; yang tertulis akan abadi, yang terucap akan lenyap.

Syarifudin Yunus atau lebih dikenal Syarif Yunus, lahir di Jakarta pada 15 Maret 1970. Meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1994) dari Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta) dan Magister Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta (2006). Kini tengah melanjutkan studi S3 Program Doktor Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor atas beasiswa dari Universitas Indraprasta PGRI tempatnya mengajar.


Menikah dengan Preli Oktosari, dikaruniai tiga anak; Fahmi Rifli Pradana (22th), Farid Nabil Elsyarif (17th), dan Farah Gammathirsty Elsyarif (12th). Bekerja lebih dari 24 tahun sebagai Dosen dan aktif mengajar di Universitas Indraprasta PGRI (sejak 1994) dan pernah menjadi pengajar luar biasa di Universitas Negeri Jakarta (sejak 2010). Pernah berkiprah sebagai Wartawan Majalah Forum Keadilan (1996) dan sangat dekat dengan bidang jurnalistik, komunikasi, kehumasan, penyuntingan, menulis, bahasa dan sastra. Keahliannya di bidang Bahasa Indonesia pun menjadikannya sebagai Ahli Bahasa Bawaslu DKI, di samping berbicara di berbagai seminar dan workshop Pendidikan Bahasa Indonesia, Penulisan, dan Komunikasi.

Hingga akhir tahun 2108, sudah 25 buku yang dituliskan; 1) Jurnalistik Terapan(2010),2)Bunga Rampai Problematika Bahasa Indonesia(Ed.-2010),3)Kumpulan Puisi & Cerpen “Kata Anak Muda” (Ed.-2011),4) Antologi Puisi “Perempuan Dimana Mereka?” (Ed.-2012),5)Antologi Puisi “Potret Orang-Orang Metropolitan” (Ed.-2013),6)Antologi 44 Cerpen “Surti Bukan Perempuan Metropolis”(Maret 2014),7) Antologi 85 Cerpen “Kecupan Di Pintu Langit” (Mei 2014),8) Antologi 70 Cerpen “Di Balik Jendela Kampus” (Juli 2014), 9) Kumpulan 30 Cukstaw Cerpen “Surti Tak Mau Gelap Mata”(November 2014), dan 10) Antologi Puisi Kritik Sosial “Tiada Kata Dusta Untuk Presiden” (November 2014), 11) Kompetensi Menulis Kreatif (April 2015), 12) Kumpulan Cerpen “Hati Yang Mencari Ibu” (Mei, 2015), 13) Kumpulan Cerpen “Bukan Senyuman Terakhir” (April 2016), 14) Kumpulan Cerpen “Resonansi Cinta Yang Terbelah” (Mei 2016), 15) Kumpulan Artikel Ilmiah “Bahasa Di Panggung Politik; Antara Kasta dan Nista” (Desember 2016), Kenapa Kau Membenciku (2017), Cerita Bibir Di Atas Tangan (2017) Oasis Dari kampus (2017), Jangan Mencintai perempuan Biasa (2018), Noda Di Ruang Kelas (2018), Sentimen Bahasa Politik (2018), Politik Orang Susah (2018), Jakarta Di Atas Kertas (2019).

Maka jelas sudah, menulis adalah perilaku. Karena tidak akan pernah ada tulisan tanpa ditulis. Menulis bukan dipikirkan, diseminarkan, didiskusikan bahkan direncanakan. Menulis hanya bisa terjadi bila dilakukan, seberapa sulitnya.
Selain memiliki pengalaman lebih dari 24 tahun sebagai Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Indraprasta PGRI, Syarifudin Yunus pun menjadi konsultan di DSS Consulting selepas dari praktisi bidang dana pensiun dan asuransi jiwa.  Pernah bekerja di Principal Indonesia (1999-2001), Manulife Indonesia (2001-2006), AIA Financial (2006-2012), dan Manulife Indonesia (2012-2016). Kini memposisikan diri sebagai “pengabdi sosial” sebagai Pengelola Komunitas Peduli Anak Yatim CARAKA MUDA YAJFA di Kreo, Cileungsi, Gn. Salak Bogor dengan 34 anak yatim binaan dinaunginya (1994-sekarang), Penggagas Komunitas Ranggon Sastra Unindra (2006), Penggagas Klub Jurnalistik KJPost Unindra (2009).

Saat ini aktif di berbagai organisasi, antara lain: Ketua IKA BINDO UNJ (sejak 2009- sekarang), Sekjen IKA FBS UNJ (2013-2017) sekarang sebagai Wakil Ketua IKA FBS UNJ (2017-2021), Wasekjen IKA UNJ (2017-2020), dan Pengurus Asosiasi DPLK Indonesia sebagai Kepala Humas dan Pelayanan Konsumen (2003-sekarang), di samping aktif di Perkumpulan Ahli & Dosen Republik Indonesia (ADRI).


Pengabdian sosialnya semakin menjadi bagian dalam hidupnya. Sejak 2017, Syarifudin Yunus menjadi Pendiri dan Kepala Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor dan pengabdi sosial GErakan BERantas BUta aksaRA (Geber Bura) bagi kaum buta huruf di Kaki Gn. Salak Bogor. Owner & Education Specialis Gema Didaktika (2006-sekarang), dan Juri Bilik Sastra Award RRI hingga sekarang.

Kesibukan atau aktivitas yang padatnya sama sekali tidak menyurutkan Syarifudin Yunus untuk tetap menulis. Karena menulis bukan hanya berbagi inspirasi kepada pembaca. Tapi menulis pun dapat memotivasi orang lain melalui coretan tangannya, di samping mendapatkan upah dari tulisan-tulisannya yang dihasilkannya. Namun baginya satu yang pasti. Bahwa “menulis menjadi tanda dirinya berpikir sambal menyedikitkan berbicara”.
Berkat menulis pula berbagai catatan prestasi dan pengalaman pernah diraihnya, antara lain: Dosen Berprestasi Universitas Indraprasta PGRI Jakarta (2009), Asia Communicator’s Conference di Hongkong (2002 & 2004), Pemenang ‘Relawan Sejati’ Manulife Indonesia (2002), Winner Citizenship Award-Star of Excellence Manulife Financial Asia di Hongkong (2003), meraih Gold Quill of Excellence Award – Crisis Communication Team dari International Association Business Communicator (2002), Inisiator & Presenter Corporate Social Responsibilty (CSR) Award 2005 – 3rd The Best Practise in Social Program, Inisiator & Pemenang Rekor Bisnis Award bidang CSR dari Harian SINDO & Tera Foundation (2010), Pemenang Marketing Dream Team Champion 2010 dari Majalah SWA & MarkPlus, dan Peraih Rekor Bisnis Award 2014 bidang Employee Benefits dari Koran Sindo & Tera Foundation (Mei 2014), Nara Sumber ASEAN Literary Festival – ALF 2016.

Berbagai aktivitas yang digelutinya, telah mengantarkan dirinya meneguk inspirasi dari 9 negara, seperti: Hongkong, Singapore, Malaysia, Thailand, Shanghai Cina, Perth Australia, Seoul Korea Selatan, Tokyo Jepang, Madinah-Mekah Saudi Arabia.

Satu tradisi yang selalu dilakukannya hingga kini “selalu menulis setiap malam dan mempertahankan kreativitas”. Komitmennya sederhana: ingin terus menulis dan berkarya. Maka menurut Syarifudin Yunus, “menulislah sebelum berbicara karena di situ ada kejujuran…” #TGS #Menulis