Zaman now,
semua orang ingin bahagia. Itu pasti. Anak orok juga mau bahagia bila bisa
bicara. Tapi zaman now suka lupa, bahagia itu ada saat "ngariung",
ketika bisa kumpul bersama dalam balutan aksi sosial. Ngariung untuk berbuat
yang manfaat bagi sesama.
Jadi, bila mau hidup lebih bahagia.
Ngariung-lah dalam hidup. Karena ngariung itu menyehatkan.
Kata pepatah Sunda "Bengkung ngariung
bongok ngaronyok”. Tidak ada yang sulit bila dihadapi bersama-sama.
Spirit
"ngariung" inilah yang jadi salah satu budaya di Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak. Ngariung sambil
menikmati hidangan nasi liwet khas taman bacaan, plus ikan asin cuek, tahu dan
tempe goreng, lalapan daun singkong dan sedikit sambal. "Ngariung Sareng
TBM Lentera Pustaka". Ngariung bukan terletak pada kemewahan menu atau
tempatnya. Tapi suasana dan kelapangan hati untuk mengabdi kepada masyarakat.
Ngariung kepedulian sosial, istilahnya.
Ngariung itu
bukan orang banyak yang kumpul di tempat mewah, lalu membahas negara. Bukan
pula kongkow-kongkow untuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Bahkan ngariung
bukan pula, ketika dua hati bercampur dan saling sibuk mencari kesalahan orang
lain. Tapi ngariung adalah menelan ego lalu rela bersama mengabdi secara
sosial. Tanpa pandang status, pangkat, jabatan apalagi tampang.
Ngariung itu berkumpul. Orang-orang yang
berkumpul sambil ditemani "kulubkuluban” atau rebus-rebusan atau nasi
liwet serta teman-temannya. Dalam tradisi Sunda, ngariung bukan duduk bareng.
Tapi ada silaturahmi, ada obrolan, ada yang berbicara dan ada yang
mendengarkan. Dam yang terpenting, ada hidangan yang bisavdinikmati. Lagi-lagi
bukan karena mewahnya. Tapi kerelaan hati untuk berbuat baik sambil meredam
edo. Ngariung.
Ngariung
Sareng TBM Lentera Pustaka.
Seperti itulah
yang dilakukan 90-an mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia saat meluncurka.
buku kumpulan jurnalisme data "50% Anak Muda Pilih Jelek Tapi
Kaya..." sambil aksi sosial kepada 50-an anak pembaca aktif yang terancam
putus sekolah di Taman Bacaan Lentera Pustaka di Kaki Gn. Salak Bogor.
Anak-anak muda yang memberi motivasi akan pentingnya membaca, bermain games,
sedekah kepada anak-anak yatim, berdonasi buku bacaan, sedekah uang, bahkan
berbagi makanan bersama anak-anak TBM Lentera Pustaka.
Ngariung yang tetap tersambung. Tanpa perlu
menyinggung apalagi terselubung. Karena ngariung tidak bisa terbendung. Untuk
bergabung agar gelembung rundung segera rampung. Hayu ngariung.
Ngariung
sareng TBM Lentera Pustaka.
Karena
hakikatnya, manusia adalah makhluk ngariung. "Sateuacan masihan naséhat
dina cariosan salira, pasihan maranehanana naséhat ku sikep salira." Maka
sebelum memberi nasehat dengan ucapan, berilah mereka nasehat dengan perbuatan.
Salam ngariung sareng TBM Lentera Pustaka #FilosofiNgariung #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar