Kamis, 30 Juni 2022

Kok Mau Dosen, Mahasiswa, ASN, dan Penguasa Berkiprah di Taman Bacaan?

Banyak orang atau publik bertanya, apa sih pekerjaan sehari-hari pegiat literasi di taman bacaan? Kok mau-maunya mengelola dan mengurus taman bacaan yang sifatnya sosial. Memang apa untungnya berkiprah di taman bacaan?

 

Berkaitan dengan pekerjaan atau profesi pegiat literasi, Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022) menegaskan pekerjaan atau profesi pegiat literasi taman bacaan terdiri dari: Aparatur Sipil Negara (ASN) 13,5%, Pegawai Swasta 6,3%, Pendidik (Guru/Dosen) 20,6%, Mahasiswa 9,5%, Wiraswasta 19%, dan Lain-lain 31%. Itu berarti, 3 besar profesi pegiat literasi di taman bacaan adalah lain-lain, pendidik (guru/dosen), dan wiraswasta.

Per 30 Juni 2022, Survei Tata Kelola Taman Bacaan ini diikuti 130 pegiat literasi dari 90 kabupaten/kota di 27 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, Kalteng, Kalut, Yogyakarta, dan Bali. Survei ini menyiratkan bahwa pegiat literasi dari beragam profesi mengabdi di taman bacaan untuk menegakkan kegemaran membaca dan menebar manfaat kepada sesama.

Pegiat literasi adalah orang-orang yang mengabdi di taman bacaan. Mereka bertindak konkret untuk memberi manfaat kepada orang banyak. Sekalipun hanya menyediakan akses bacaan dan membimbing karakter baik anak-anak di taman bacaan. Tentu, berkiprah di taman bacaan tidak bisa dilihat dari untung-rugi. Tapi lebih bertumpu pada hati, pada nilai-nilai pengabdian sosial. Mengurus taman bacaan, tentu sama dengan mengurus rumah ibadah. Berbakti dan peduli atas nama kemanusiaan. Dan tidak melulu diukur dari materi, dilihat dari uang.

 

“Survei tata kelola taman bacaan setidaknya menjawab siapa sih orang-orang di balik taman bacaan. Para pegiat literasi itu punya profesi atau pekerjaan sehari-hari. Tapi di luar itu, mereka pun mendedikasikan diri dan hatinya untuk taman bacaan. Artinya, pegiat literasi di taman bacan itu patut diapresiasi dan didukung. Karena masih mau berbuat nyata untuk masyarakat” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022.

 


Dapat dipastikan pegiat literasi di taman bacaan adalah orang-orang langka. Karena masih mau mengabdi sosial sekalipun sibuku urusan pekerjaan, urusan keluarga. Mereka yang bekerja atas nama sosial dan terus menebar manfaat untuk orang lain. Di mata pegiat literasi, pengabdian di taman bacaan justru jadi cara untuk bersyukur atas anugerah Allah SWT, sekaligus meraih berkah dalam hidup.

 

Bagi pegiat literasi di taman bacaan, menghadirkan senyum dan harapan anak-anak Indonesia melalui buku bacaan itu adalah kemewahan. Dan tidak bisa diukur dengan uang atau materi. Karena sejatinya, Tuhan tidak memanggil manusia untuk kesuksesan atau kekayaan. Tapi Tuhan memanggil manusia untuk setia kepada-Nya dan mau mengabdi untuk sesama-Nya.

 

Karena hidup, sejatinya tidak bisa mengabdi kepada Tuhan tanpa mau mengabdi kepada sesama-Nya, itulah prinsip pegiat literasi di taman bacaan. Salam literasi #SurveiTataKelolaTBM #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Hai Pekerja, Sudahkan Siap untuk Pensiun?

Ini soal pensiun. Bahwa siapa pun, cepat atau lambat, pasti akan pensiun. Karena hari tua dan masa pensiun tidak ada yang dapat menghindari. Tapi sayangnya, banyak orang dan pekerja yang belum mempersiapkan masa pensiunnya sendiri.

 

Mungkin, masa pensiun memang masih lama. Tapi bila tidak dipersiapkan sejak dini pasti akan menjadi masalah di kemudian hari. Karena itu, ada 3 (tiga) cara pandang tentang pensiun yang harus dipahami, yaitu:

 

1.    Masa pensiun itu bukan soal waktu tapi soal keadaan. Pensiun bukan soal berapa lagi, tapi keadaan seperti apa yang diharapkan di hari tua? Karena faktanya, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan hari ini.

 

2.  Masa pensiun itu bukan gimana nanti tapi nanti gimana. Saat bekerja boleh saja cukup finansial, lalu bagaimana saat tidak bekerja lagi? Sudahkah setiap pekerja berani menyisihkan sebagian kecil gajinya untuk masa pensiun. Ketahuilah, 9 dari 10 pekerja di Indonesia hari ini sama sekali tidak siap pensiun.

 

3.  Masa pensiun bukan untuk ditakuti tapi untuk dipersiapkan. Cepat atau lambat, setiap pekerja pasti akan sampai pada hari tua, tapi apa yang sudah dipersiapkan? Maka lebih baik "sedia payung sebelum hujan". Agar tidak bergantung kepada anak atau orang lain di masa pensiun. Karena hari ini, hanya 1 dari 4 pensiunan yang "dibantu" secara finansial oleh anaknya.

 

Jadi, mumpung belum terlambat. Ada baiknya setiap pekerja mulai mempersiapkan masa pensiun sendiri. Bukan untuk kaya tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua. Agar tidak merepotkan orang lain. Masa pensiun yang nyaman dan sejahtera, pasti didambakan semua orang.

 


Lalu, bagaimana caranya untuk pensiun sejahtera?

Tentu, ada banyak cara. Asal mau memulai menabung untuk hari tua. Tabungan yang hanya bisa diambil saat usia pensiun tiba. Itulah yang disebut program pensiun DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Melalui DPLK, setiap pekerja berarti sudah mempersiapkan masa pensiunnya. Dengan menyetor sejumlah iuran (dana) yang nantinya seluruh akumulasi dana dan hasil investasi-nya dijadikan manfaat pensiun yang siap dibayarkan. Tentu, saat usia pensiun tiba.

 

Melalui DPLK, setidaknya kita sudah merancang keadaan masa pensiun yang seperti apa? Ada kepastian dana untuk hari tua. Istilahnya, kerja yes pensiun oke. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempersiapkan masa pensiun. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukasiDPLK

Rabu, 29 Juni 2022

57% Taman Bacaan di Indonesia Terkendala Ruang Baca Tidak Memadai

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022) menyebutkan 57% fasilitas ruang baca yang ada di taman bacaan tergolong tidak memadai, 19% menganggap mungkin memadai. Dan hanya 24% taman bacaan yang ruang bacanya memadai. Itu berarti, taman bacaan dan gerakan literasi di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang besar.

 

Fasilitas ruang baca biasanya terdiri dari rak-rak buku, alas atau karpet baca, bangunan taman bacaan hingga fasilitas lain taman bacaan. Ruang baca merupakan area penting di taman bacaan yang mampu menciptakan kenyamanan para pembaca. Bila ruang bacanya menarik, maka animo pembaca untuk datang pun tinggi.

 

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 116 pegiat literasi dari 83 kabupaten/kota di 25 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, Kalteng, dan Kalut. Survei ini menyiratkan bahwa fasilitas ruang baca masih harus ditingkatkan. Agar taman bacaan mampu menjadi tempat membaca yang asyik dan menyenangkan..

 

“Selain memetakan realitas di taman bacaan, survei tata kelola ini pun menjadi sinyal pentingnya partisipasi publik dan pemerintah dalam memperbaiki fasilitas ruang baca. Agar taman bacaan mampu jadi tempat yang asyik, di samping tempat membaca buku. Bila membaca penting, maka ruang bacanya harus memadai. Apalagi di era digital, tradisi membaca kian tergerus oleh gawai” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022.

 


Patut diketahui, taman bacaan adalah ruang publik untuk membangun kegemaran membaca masyarakat. Taman bacaan punya peran besar dalam meningkatkan kualitas informasi dan sumber daya manusia. Agar tidak terjebak hoaks dan pengaruh media sosial. Karena itu, fasilitas ruang baca jadi “pekerjaan rumah” yang harus dioptimalkan. Semua pihak semestinya peduli terhadap peningkatan Sarana dan prasarana taman bacaan.

 

Upaya untuk mendekatkan anak-anak dengan buku bacaan, tentu sangat dipengaruhi oleh fasilitas ruang baca, sarana, dan prasarana di taman bacaan. Tanpa ruang baca yang layak, bisa jadi taman bacaan kian sepi dan makin dijauhi pembacanya. Maka cara yang dapat dilakukan adalah menjadikan ruang baca di taman bacaan menjadi lebih menarik dan menggairahkan.

 

Maka ke depan, taman bacaan tidak cukup hanya beroperasi. Tapi fasilitas ruang baca patut ditingkatkan. Sebab rasa nyaman di taman bacaan, akan jadi modal penting para pembaca berdatangan. Apa artinya taman bacaan tanpa ruang baca yang nyaman. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #SurveiTataKelolaTBM

Selasa, 28 Juni 2022

61% Koleksi Buku TBM di Indonesia Tidak Memadai (Survei Tata Kelola TBM Tahun 2022)

Saat ditanya apakah koleksi buku di taman bacaan sudah memadai?

Faktanya, 61persen jumlah koleksi buku taman bacaan di Indonesia tidak memadai dan 22 persen menganggap mungkin memadai. Hanya 17 persen taman bacaan yang koleksi bukunya memadai. Itu berarti, koleksi buku yang ada di taman bacaan tergolong masih minim. Itulah hasil Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

 

Bila dibandingkan survei yang sama pada tahun 2019, koleksi buku taman bacaan yang memadai mengalami peningkatan 11%, dari sebelumnya 6% menjadi 17%. Karena itu, perhatian terhadap penambahan jumlah dan jenis buku di taman bacaan patut ditingkatkan. Karena pada dasarnya, buku adalah “nafas” taman bacaan. Sebagai indikator utama untuk meningkatkan kegemaran membaca di berbagai daerah.

 

Ada tantangan besar yang dihadapi taman bacaan di Indonesia, khususnya dalam hal koleksi buku bacaan. Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 109 pegiat literasi dari 79 kabupaten/kota di 24 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, dan Kalteng. Survei ini menyiratkan pentingnya membangun kepedulian masyarakat dan korporasi untuk ikut mendonasikan buku-buku bacaan. Karena buku adalah modal penting taman bacaan untuk mengundang daya tarik masyarakat, terutama anak-anak untuk membaca.

 


“TBM Lentera Pustaka melakukan survei tata kelola taman bacaan ini setiap tiga tahunan. Untuk mendapatkan potret objektif dari pegiat literasi di taman bacaan. Data survei ini diperoleh dari 109 pegiat literasi di 79 kabupaten/kota di 24 provinsi. Ke depan, menurut saya, aktivitas taman bacaan harus berbasis data sebagai masukan dan memetakan kondisi konkret di lapangan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

 

Survei ini kian mempertegas, bahwa tradisi baca di Indonesia bukan hanya soal minat yang rendah. Tapi sangat bergantung pada ketersediaan buku bacaan yang masih tergolong minim. Akses bacaan sangat dipengaruhi oleh jumlah koleksi buku. Maka di era digital sekarang, sangat wajar bila perilaku membaca kian terpinggirkan. Bila dibandingkan aktivitas gawai dan menonton TV.

 

Animo membaca yang kian rendah, tentu berkonsekuseni terhadap kualitas manusia. Pada tahun 2021 lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 107 dari 189 negara. Karena itu, harus ada upaya konkret untuk membumikan gerakan membaca secara lebih masif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan meningkatkan koleksi buku di taman bacaan yang ada di masyarakat.

 

Melalui survei ini, pemerintah dan korporasi diharapkan ikut aktif membina taman bacaan dan memberikan kontribusi dalam bentuk penyediaan buku bacaan. Agar koleksi buku bacaan menjadi lebih banyak dan variatif sehingga taman bacaan diminati anak-anak dan pembaca. Salam literasi. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Dari Mana Dana Operasional Taman Bacaan? Ini Hasil Survei Tata Kelola TBM Tahun 2022

Sekalipun bersifat sosial, pengelolaan taman bacaan tidak dapat dilepaskan dari pendanaan. Seberapa besar dana yang dibutuhkan dan dari mana berasal? Ternyata 87% dana operasional taman bacaan berasal dari kantong pengelola taman bacaannya. Hanya 12% dari donatur dan 1% dari pemerintah. Begitu simpulan Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

 

Survei ini menegaskan pentingnya kolaborasi dan dukungan pihak korporasi atau pemerintah daerah mendukung aktivitas taman bacaan. Agar dapat memberi dampak signifikan terhadap gerakan literasi di Indonesia. Kepedulian terhadap taman bacaan dalam bentuk donasi maupun CSR sangat diperlukan. Sehingga upaya meningkatkan kegemaran membaca dapat berlangsung optimal. Bukan tidak mungkin ke depan, kendala ketersediaan dana operasional taman bacaan dapat menyurutkan rtinitas kegiatan di taman bacaan.

 

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 94 pegiat literasi dari 70 kabupaten/kota di 22 provinsi di Indonesia, terdiri dari DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, dan Maluku Utara. Selain menyiratkan ada tantangan besar di gerakan literasi di Indonesia, survei ini juga memetakan kondisi objektif di lapangan yang dihadapi pegiat literasi di taman bacaan.

 


Melihat peran penting taman bacaan, dana operasional patut mendapat perhatian berbagai pihak. Karena dana itulah yang digunakan untuk melakukan aktivitas dan program literasi di taman bacaan, di samping untuk meingkatkan sarana prasarana yang dibutuhkan taman bacaan. Karena sejatinya, tempat membaca memang harus dibikin senyaman dan menarik mungkin.

 

“Memang agak klasik, tapi masalahh dana operasional adalah realitas yang dihadapi taman bacaan. Maka harus ada kolaborasi di taman bacaan, di samping perhatin berbagai pihak utamanya pemerintah daerah dan korporasi melalui CSR. Agar taman bacaan bisa jadi tempat yang asyik dan menyenangkan untuk membaca”, ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022.

 

Taman bacaan, tentu akan aktif dan kreatif bila didukung dana operasional yang memadai. Karena itu, masalah dana menjadi “pekerjaan rumah” para pegiat literasi dan masyarakat. Demi peningkatkan kegemaran membaca di era digital. Taman bacaan yang menarik, tentu akan lebih mudah mengundang animo anak-anak untuk membaca buku.

 

Tapi apa pun kondisinya, taman bacaan tetap komitmen untuk terus meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Kenapa Pegiat Literasi Harus Menulis?

Kenapa saya susah menulis? Mungkin karena saya tidak membiasakan untuk menulis setiap hari.

 

Buktinya hingga saat ini, sudah 39 buku saya hasilkan. Sepanjang 12 tahun, dari 2010-2022 ini, rata-rata 3 buku per tahun diterbitkan. Ada yang menulis sendiri, menulis bersama anak atau menulis bersama mahasiswa. Bukunya bisa  diperoleh di toko buku ternama atau toko online. Intinya saya menulis. Sebab menurut saya, ada hal-hal sederhana yang selalu bisa ditulis. Dalam hidup siapa pun, termasuk saya.

 

Saat ditanya orang, kenapa saya menulis? Jawab saya, saya menulis untuk diri sendiri. Sebab menulis itu seperti olahraga, atau makan, atau tidur. Untuk menyehatkan pikiran, mencerahkan batin. Agar mampu membangun pikiran baik dan mental yang positif. Maka menulislah agar sehat, jangan hanya ngedumel di media sosial.

 

Menulis pula yang bikin saya “berteman” dengan pengalaman, pengetahuan atau perasaan. Menulis sebagai ruang terbuka untuk ber-ekspresi. Apa saja dan di mana saja. Seperti saat bikin tulisan ini pun, saya sedang di Busway 9C menuju Senayan dari Cawang UKI. Lebih baik menulis daripada banyak bicara.

 


Dengan menulis pun, saya akrab dengan buku-buku. Termasuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ketahuilah, tidak ada orang yang mampu menulis tanpa pernah membaca. Seperti tidak ada orang yang pandai bicara tanpa pandai mendengarkan. Karena menulis, kita jadi membaca. Sederhana kan?

 

Scripta manent verba volant; yang tertulis akan abadi dan yang terucap akan hilang. Maka saya menulis. Menulis juga perbuatan bukan pelajaran. Menulis itu keberanian bukan kekhawatiran. Menulis harus praktik bukan teori. Jangan terlalu banyak berdiskusi tentang menulis. Karena menulis harus dilakukan. Maka saya sering “memaksa” diri saya dan orang lain untuk menulis.

 

Sebagai pegiat literasi, saya pun selalu menulis. Tidak ada aktivitas di TBM Lentera Pustaka yang tidak saya tuliskan. Bila TBM isinya praktik baik, kenapa tidak dituliskan? Selalu ada yang bisa dibagi dan dituliskan di taman bacaan, tanpa terkecuali. Alhamdullah hingga kini, mungkin saya termasuk pegiat literasi yang rajin menulis setiap hari. Silakan di cek di web: www.tbmlenterapustaka.com.

 

Perlu diketahui, saya pun tidak menulis untuk cari uang. Bahwa ada tulisan yang diterbitkan di media massa lalu mendapat honor, itu hanya bonus. Saya menulis pun bukan untuk menyelamatkan dunia. Atau mengejar popularitas. Saya menulis karena menulis sudah jadi gaya hidup, sudah jadi kebiasaan. Ibarat “tidak bisa tidur bila belum menulis”. Tiap hari saya menulis. Minimal 300 kata atau bisa juga 6.000 karakter. Tentang apa saja, tentang apa pun. Asal berdasar pengalaman, pengetahuan atau perasaan saya. Bukan pengalaman atau perasaan orang lain, karena itu susah banget. Jujur, jadi orang lain itu susah banget untuk dituliskan. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari ya.

 

Kenapa saya menulis?

Karena saya senang dan terbiasa menulis. Seperti kata orang jatuh cinta “Bila sudah cinta, apa pun pasti senang dikerjakannya”. Dan ketahuilah, resep menulis yang paling jitu adalah “menulis, menulis, dan menulis” bukan yang lainnya. Salam literasi. #KenapaSayaMenulis #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 


Senin, 27 Juni 2022

Pelajaran dari Motor Baca Keliling, Kenapa Tidak Dihargai?

Memang sudah dari dulu, ada motor tua di TBM Lentera Pustaka.  Supra Fit keluaran tahun 1995 manual dan warnya merah. Karena usia motor-nya relatif terlalu lama, jadi jarang dipakai. Maka awal tahun 2022 ini, terpikirkan oleh saya untuk dijual saja. Maklum, motor tua sehingga manfaatnya tidak optimal. Selain kurang terawat, motor yang lebih banyaak nganggur-nya. Memang pantas untuk dijual.

 

Ikhtiar penjualan pun akhirnya dimulai. Awalnya tanya ke wali baca TBM Lentera Pustaka, kira-kira berapa motor tua warna merah ini? “Yah, kalau motor begini sih, dihargakan Rp. 500.000 juga sudah cakep Pak” ujarnya. Saya pun merengut alias membatin, “kok murah banget”.

 

Lalu saya coba cek di toko online, kira-kira berapa harga motor tua keluaran 1995? Saat tanya melalui chat, lalu dijawab “Wah kalau tahun 1995 mah, paling 1 juta sudah bagus” katanya saat membalas chat.

 

Padahal tahun 1995 kan nggak tua-tua banget. Tapi kenapa penawaran-nya rendah banget. Bisa nombok banyak dong, kalau mau ganti motor sekalipun bekas juga. Apalagi dibawa ke pegadaian, bisa jadi tidak laku. Maklum, motor tua pula. Tidak terawatt dan jarang dipakai lagi.

 


Dan akhirnya, saya pun memutuskan tidak jadi menjual motor tua warna merah itu. Karena terlalu murah. Hingga akhirnya terpikir untuk dijadikan “MOtor BAca KEliling – MOBAKE”.  Lebih baik dijadikan motor baca untuk sediakan akses bacaan untuk anak-anak kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan. Maka sejak 20 Februari 2022, jadilah MOBAKE beroperasi dan menjelajah ke dua kampung di sekitar TBM Lentera Pustaka.

 

Alhasil hingga kini, dengan membawa sekitar 300 buku + 2 tikar saat beroperasi, MOBAKE pun digemari anak-anak yang kampung-nya dikunjungi motor baca keliling. Tidak kurang 60-an anak yang akhirnya bisa terfasilitasi untuk membaca buku. Dengan durasi 1,5 jam per sekali keliling. Motor baca keliling yang akhirnya lebih bermanfaat dan lebih berkah. Daripada dijual murah.

 

Jadi, apa pelajaran dari motor tua yang akhirnya jadi motor baca keliling?

Bahwa siapa pun akhirnya bisa belajar. Hanya orang dan tempat yang tepat akan menilai suatu barang dengan nilai yang tepat pula. Artinya, suatu kali bisa saja kita tidak dihargai. Karena kita berada di tempat yang salah. Atau kita berhadapan dengan orang yang salah pula.

 

Maka dalam hidup, cukup bersabar saat berada di tempat yang salah atau bertemu orang yang salah. Tetaplah ikhtiar lebih baik dan jangan membuang waktu untuk berurusan dengan orang yang tidak menghargai kita. Lakukan saja perbuatan baik kita terus-menerus dan abaikan siapa pun yang tidak menghargai kita. Hingga waktu yang akan membuktikan semuanya. Salam literasi #MotorBacaKeliling #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Minggu, 26 Juni 2022

Sekilas Profil Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka

Adalah fakta Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka terus berkembang. Selain menjalankan 14 aktivitas taman bacaan dan literasi, taman bacaan yang terletak di kaki Gunung Salak Bogor ini pun sering dijadikan tempat kuliah kerja nyata (KKN), penelitian skripsi, dan atau aktivitas CSR/bakti sosial. Tidak kurang dari 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustaka per minggunya. Selain tata kelola yang professional, TBM Lentera Pustaka juga mengusung konsep pengembangan “TBM Edutainment”, model tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan entertainment.

 

Lalu ada banyak yang menanyakan tentang profil singkat TBM Lentera Pustaka?

Sebagai jawabannya, TBM Lentera Pustaka pun menyediakan informasi profil taman bacaan masyarakat yang bersifat mandiri ini agar menjadi pemahaman public. Dan mengenal lebih dekat tentang TBM Lentera Pustaka dalam mengemban misi meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah dan budaya literasi masyarakat.

 

Adapun Profil Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka adalah sebagai berikut:

 

Nama Taman Bacaan: TBM LENTERA PUSTAKA (https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Bacaan_Masyarakat_Lentera_Pustaka)

Alamat Lengkap:  Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 22 RT 02/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610

Izin Operasional: Keputusan Bupati Bogor tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka No. 421.10/01/Kpts/ITBM/Kec. Tamansari/2017 tertanggal 3 November 2017.

Izin/Akta Notaris: No. 01 Tanggal 8 Juni 2021

Nama Yayasan: Yayasan Lentera Pustaka Indonesia

SK Kemenkumham: No. AHU-0014032.AH.01.04 Tahun 2021

No. Anggota Forum TBM: 120421.10-1087

Tanda Terdaftar DAP Kab. Bogor: No. 041/093 – Bid. Perpustakaan

Pendiri/Kepala Program: Syarifudin Yunus, M.Pd. (https://id.wikipedia.org/wiki/Syarifudin_Yunus)

No. HP (WA)                    : 0812 8568 3535

Nama Yayasan               : Yayasan Lentera Pustaka Indonesia

Akta Notaris No.            : 01 Tanggal 8 Juni 2021

SK Kemenkumham       : No. AHU-0014032.AH.01.04 Tahun 2021

No. NPWP                        : 42.716.474.4-434.000

Bank                                  : Bank BJB No. Rek 011651 3791100 a.n. Yayasan Lentera Pustaka

Email                                 : tbmlentera.pustaka@gmail.com

Web: tbmlenterapustaka.com

FB: Lentera Lentera

IG: @tbmlenterapustaka.official

 

VISI:  Menekan angka putus sekolah dan menjadi sentra pemberdayan masyarakat.

MISI: Membangun tradisi baca dan budaya literasi yang asyik dan menyenangkan sebagai sarana pembentukan karakter anak-anak usia sekolah

MODEL TBM:  TBM Edutainment = Taman Bacaan berbasis Edukasi dan Entertainment)

 


KINERJA TBM LENTERA PUSTAKA (per Desember 2021)

No.

INDIKATOR

Des 2020

Des 2021

Capaian

1.

Anak Pembaca Aktif

100 anak

130 anak

30%

2.

Jumlah Koleksi Buku

3.800 buku

6.000 buku

58%

3.

Rata-rata buku dibaca per minggu

3 buku

5-8 buku

-

4.

Jam Baca Rutin per minggu

3 kali

3 kali

-

5.

Prestasi TBM Lentera Pustaka 2021:

-          Terpilih “Jagoan 2021” dari RTV (Desember 2021)

-          Terpilih 1 dari 30 TBM se-Indonesia penyelenggara program “Kampung Literasi tahun 2021” dari Kemdikbudristek RI & Forum TBM Indonesia (Nov, 2021).

-          Terpilih Narasumber “Spiritual Journey” PT. PLN (Okt 2021)

-          Peraih “31 Wonderful People Tahun 2021” ketegori Pegiat Literasi dan Pendiri Taman Bacaan dari Guardian Indonesia (Sept 2021).

-          Terpilih Narasumber “Ramadan Heroes - Tonight Show NET TV” (5 Mei 2021)

-          Narasumber Liputan Hasdiknas Liputan6.com dan merdeka,com, Juni 2021

6.

Program literasi:

  1. TAman Bacaan (TABA) = 130 anak dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya),
  2. GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) = 9 ibu warga belajar,
  3. KElas PRAsekolah (KEPRA)  = 26 anak,
  4. Ramah Difabel = 2 anak,
  5. Koperasi Simpan Pinjam lentera = 33 anggota,
  6. YAtim BInaan (YABI) = 14 anak
  7. JOMpo BInaan (JOMBI) = 10 jompo
  8. MOtor BAca KEliling (MOBAKE) = beroperasi ke 2 kamlung (Babakan & Jami)
  9. RAjin MEnabung (RABU)
  10. DONasi BUKu (DONBUK) = menerima dan menyalurkan buku bacaan
  11. LITerasi FINansial (LITFIN)= Edukasi literasi keuangan
  12. LITerasi DIGital (LITDIG) = Edukasi belajar computer dan internet sehat
  13. LIterasi aDAB (LIDAB) = Edukasi adab dan akhlak anak
  14. Rooftop Baca = Tempat membaca ber-view Gunung Salak

7.

Dukungan SDM:

-          Wali baca = 5 orang

-          Relawan = 18 orang

8.

Sponsor CSR/Mitra (Tahun 2022):

1.      Pertalife Insurance

2.      Bank Sinarmas

3.      Asosiasi DPLK

4.      Pacific Life Insurance

Prestasi & Pencapaian:

  1. RTV – “Jagon 2021 – Penerang Gulita Anak Putus Sekolah” – 29 Desember 2021

https://www.youtube.com/watch?v=Um-WoSBkINI

  1. DAAI TV – “Perpustakaan Keliling di Kaki Gunung Salak Bogor” – 27 Mei 2022 (Perpustakaan Keliling di Kaki Gunung Salak l Halo Indonesia - YouTube)
  1. Jawa Pos TV – “Motor Baca Keliling Sediakan Akses Membaca di Kaki Gunung Salak” – 19 Mei 2022 ((160) Motor Baca Keliling Sediakan Akses Membaca di Kaki Gunung Salak - YouTube)
  1. NET TV – “Semangat Untuk Membasmi Buta Aksara Kepada Ibu-Ibu yang Kurang Beruntung” – 5 Mei 2021

Semangat Untuk Membasmi Buta Aksara Kepada Ibu-Ibu yang Kurang Beruntung - YouTube

  1. CNN TV – “Taman Baca Motivasi Masyarakat Untuk Membaca” – 8 Sept 2020

https://www.cnnindonesia.com/tv/20200908162329-405-544110/video-taman-baca-memotivasi-masyarakat-untuk-membaca?fbclid=IwAR2gEgRqtjr9GJqDdU4uqZleYpc0ZQcuLnfKH8ftPSu8_3TdfQgCZIJpXnQ

 6. Narasumber “Kegiatan Literasi yang Menyenangkan” DAAI TV – 8 Mei 2019

https://www.youtube.com/watch?v=86pl8Rz5PgQ&t=244s

  1. Narasumber “Semangat Berantas Buta Aksara” DAAI TV – 28 Agustus 2019

https://www.youtube.com/watch?v=_USSmScL2YQ

  1. Narasumber “Talkshow Semangat Berantas Buta Aksara” DAAI TV – 11 Sept 2019

https://www.youtube.com/watch?v=keqUjYFLYxk&t=329s

  1. Narasumber “Gerakan Literasi Nasional” TV Parlemen – 11 Sept 2019

https://www.youtube.com/watch?v=qBTAJvdgmmE&t=2107s

  1. Narasumber “Mewujudkan Budaya Literasi” TV Parlemen, 24 Sept 2019

https://www.youtube.com/watch?v=qOPq3TzMjts

  1. Narasumber “Literasi Media Sosial” TV Parlemen – 17 Okt 2019

https://www.youtube.com/watch?v=VrOqBDSucP0&t=123s

Selain itu, TBM Lentera Pustaka juga menjadi narasumber liputan taman bacaan dan literasi media terkemuka seperti: Majalah Kartini, Harian Jawa Pos, Harian Kompas, Liputan6.com, Merdeka.com, dan lainnya. Tentu, semua didedikasikan demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat Indonesia. Salam literasi #TamanBacaan #ProfilTBM #TBMLenteraPustaka