Kebanyakan orang menganggap jadi terkenal itu penting. Mengejar prestise ataupun ketenaran. Tapi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM), menjadi terkenal itu tidak penting. Apalagi popularitas sangat jauh dari taman bacaan. Maka wajar, taman bacaan sering disebut sebagai “jalan sunyi” pengabdian. Karena sifatnya sosial dan tidak banyak orang yang gandrung untuk meningkatkan kegemaran membaca di masyarakat.
Di
balik layar TBM, di belakang taman bacaan. Sesungguhnya ada orang-orang yang selalu
merapikan rak-rak buku, menata koleksi buku bahkan menghitung jumlahnya. Membersihkan
debu yang menempel di buku. Bahkan di taman bacaan, harus ada “jam baca”, ada
aktivitas literasi. Dan itu semua dirancang oleh orang-orang di balik layar TBM.
Orang-orang yang tetap berkarya tanpa perlu dilihat orang lain. Tidak perlu
menjadi terkenal asal taman bacaan tetap berjalan dan bermanfaat untuk
anak-anak yang membaca. Karena taman bacaan adalah ladang amal dan pengabdian. Taman
bacaan harus diurus agar bermanfaat. Tanpa perlu dikenal luas apalgi jadi popular.
Di
balik layar TBM. Itulah cara kerja para wali baca dan relawan yang ada di TBM
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Untuk memastikan beroperasi 6 hari dalam
seminggu. Melayani aktivitas kelas praseskolah, taman bacaan, gerakan berantas
buta aksara, anak difabel, koperasi simpan pinjam, rajin menabung, hingga motor
baca keliling. Semuanya dilakukan apa adanya hingga usia taman bacaan di tahun
kelima sekarang ini. Wali baca dan relawan di TBM Lentera Pustaka, merekalah
orang-orang di baik layar taman bacaan.
Sementara
di luar sana, banyak orang berjuang untuk menjadi pusat perhatian publik. Di
media sosial, ingin popular seperti selebriti. Bertekad untuk dikagumi dan
diacungi jempol banyak orang. Tapi di taman bacaan, orang-orang di balik layar kerjanya
tidak terlihat. Tapi memastikan aktivitas di taman bacaan tetap berjalan. Di
balik layar, bekerja ikhlas dan apa adanya saja. Itu sudah cukup di taman
bacaan.
Di
balik layar TBM, selalu ada orang-orang yang hanya tahu mengabdi tanpa mau
dipuji. Karena taman bacaan dijadikan ladang amal, media untuk menebar manfaat
kepada orang lain. Di balik layar TBM, orang-orang yang mengabdi di taman
bacaan atas dasar:
1.
Berniat tulus ikhlas untuk menebera
kebaikan
2.
Tidak haus akan pujian orang lain apalagi
acunagn jempol
3.
Prioritasnya perbuatan baik bukan popularitas.
4.
Selalu berkarya nyata, bukan hanya
omongan
5.
Tidak suka menonjolkan diri asal bisa
berkontribnusi
Jadi di
balik layar TBM, pegiat literasi sejatinya tidak suka mengumbar kehebatannya.
Tidak ingin dipuji apalagi dijadikan pusat perhatian. Prioritasnya hanya mengabdi
dan berkarya. Tanpa harus umbar ke sana ke mari. Karena proses tidak akan
pernah mengkhianati hasil. Biarkan waktu yang akan membuktikannya.
Di
balik layar TBM, selalu ada orang-orang yang hidupnya ibarat peribahasa
"mutiara akan terlihat berkilau sekali pun dia tenggelam di dalam
lumpur". Hanya untuk bermanfaat terhadap orang lain.
Salam literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar