Diskursus
tentang pentingnya masyarakat Indonesia literat sering kali dibahas. Slogannya,
menuju masyarakat yang literat. Tentu, masyarakat literat bukan hanya soal
sadar membaca atau menulis. Bukan pula sebatas kecakapan dalam 6 literasi dasar
(baca-tulis, sains, digital, numerasi, finansial, dan budaya-kewargaan.Tapi
literasi yang memberdayakan dan mampu memahami realitas kehidupan.
Masyarakat
literat adalah masyarakat yang sadar dan mau maju. Sadar akan pentingnya ilmu
pengetahuan lalu mampu diimplementasikan dalam kehidupan. Untuk tatanan
masyarakat yang lebih aik, lebih maju dari waktu ke waktu untuk seluruh ranah
kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Maka literasi menjadi “kendaraan”
penting untuk disosialisasikan. Karena dengan tingkat literasi yang memadai,
maka tingkat pemahaman
seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi lebih
baik. Literasi yang mampu menjadikan masyarakat sekitar lebih berdaya, tidak
mudah cepat bereaksi. Masyarakat yang tidak gampang menyebarkan hoaks atau
ujaran kebencian, serta bijak dalam bermedia sosial.
Literasi,
bisa jadi salah satu cara efektif untuk membangun karakter bangsa. Melalui
aktivitas positif dan bermanfaat yang ada di masyarakat. Seperti aktivitas
taman bacaan masyarakat (TBM) untuk membangun kegemaran membaca anak-anak, di
samping lebih dekat dengan buku-buku bacaan sekalipun hidup di era digital.
Atas dasar itu, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor terus menjunjung
tinggi komitmen dan konsistensi dalam menjalankan proses literasi di taman
bacaan. Mulai dari aktivitas baca di taman bacaan, kelas prasekolah, gerakan
berantas buta aksara, motor baca keliling, koperasi simpan pinjam, gerakan rajin
menabun, literasi digital, literasi finansial. Atas dukungan dari berbagai
pihak seperti wali baca, relawan, komunitas, dan CSR korporasi. Tidak kurang
dari 250 orang menjadi penggun layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Taman
bacaan yang buka 6 hari dalam seminggu.
Hari ini, mewujudkan masyarakat Indonesia yang literat bukan
hanya penting, Tapi mendesak agar tercipta tatanan masyarakat yang mampu
memahami realitas, menerima perbedaaan, dan tidak menjadi “budak” media sosial
apalagi gawai. Karena masyarakat literat lebih kental dengan ciri-ciri seperti:
1.
Terhindar dari hoaks dan ujaran kebencian
2.
Berlaku ramah dan sopan santu kepada sesama
3.
Menjadikan ilmu pengetahuan lebih bermanfaat untuk orang lain
4.
Membangun semangat kebersamaan untuk maju
5.
Memiliki empati dan peduli kepada sesama dan lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar