Siapa pun, nggak boleh lelah mengalah. Agar tidak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Mengalah dari berdebat, mengalah dari perbuatan yang sia-sia. Percayalah, mengalah itu bukan berarti kalah. Tapi untuk menghargai diri sendiri agar tidak terjebak pada perbuatan buruk. Sekaligus meyakini adanya keadilan Tuhan. Siapa yang menanam, maka dia yang memanen. Dan pegiat literasi di mana pun, nggak mungkin bisa senangkan semua orang.
Taman bacaan nggak boleh lelah mengalah. Demi tegaknya
kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Selagi tetap melaksanakan
aktivitas di taman bacaan, membimbing anak-anak yang membaca. Memberantas buta
aksara, mengajar calistung anak kelas prasekolah. Mengelola koperasi simpan
pinjam. Bahkan mengaji dan menyantuni anak yatim binaan dan jompo binaan.
Lakukan semuanya dengan istikomah dan sabar. Sekalipun diomongin, dimusuhi,
bahkan dibenci tetaplah mengalah. Karena perbuatan baik itu memang selalu ada
orang-orang yang tidak suka. Maka lebih baik mengalah dalam kondisi apapun.
Namanya
hidup, salah paham tidak bisa dihindari. Konflik bisa saja terjadi. Prasangka
pun akan selalu ada. Maka solusinya, lebih baik memilih jalan untuk mengalah.
Taman bacaan dan pegiat literasi lebih baik fokus pada tujuannya. Menegakkan kegemaran
membaca dan budaya literasi. Biarkan saja orang lain yang bersikap merasa
paling benar, merasa pintar atau hebat. Karena kepintaran dan kehebatan mereka
tidak ada mengurangi kebaikan taman bacaan. Mengalah demi kebaikan bukan berati
kalah. Tapi tetap fokus pada tujuan kemaslahatan umat.
Di tam
an bacaan, mengalah bukan berarti kalah. Diam pun bukan berarti lemah. Tapi hanya cara untuk tetap fokus pada aktivitas literasi dan taman bacaan. Agar tetap fokus menebar manfaat kepada pengguna layanan taman bacaan. Saat dizolimi tidak usah membela diri atau emosi. Tapi cukup dengan menunjukkan karya nyata di taman bacaan. Tidak perlu membela diri apalagi membalasnya. Cukup sabar dan tawakal. Biarkan waktu yang akan membuktikannnya?
Terbukti di TBM
Lentera Pustaka, sepanjang 5 tahun berjalan, mengalah menjadi solusi terbaik. Agar tetap menjalankan
aktivitas tiada henti di taman bacaan, di samping prestasi pun terus silih
berganti. Tamu dan komunitas yang datang berbakti sosial dan membuat event terus
berdatangan, donasi buku terus mengalir, dan dukungan CSR korporasi terap
berjalan. Jadi, mengalah hanyalah cara agar di kesempatan lain bisa mencapai
hal yang lebih besar dan lebih baik.
Taman bacaan, sejatinya
hanya melakukan apapun untuk program literasi di taman bacaan. Karena taman
bacaan memang tidak pernah berusaha menyenangkan semua orang. Mustahil taman
bacaan disenangi semua orang.
Taman bacaan cukup seperti
air. Selalu mengalah tapi nggak pernah kalah. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan
#TBMLenteraPustala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar