Survei saya bertajuk “Analisis Kesiapan Pensiun Pekerja Biasa di Jabodetabek dan Tantangan Industri Dana Pensiun di Indonesia” (Agustus 2025) menyebutkan hanya 2 dari 10 pekerja biasa di Jabodetabek yang menginginkan kondisi menikmati masa pensiun di hari tuanya. Sementara yang lainnya, 1 tetap bekerja lagi, 5 usaha kecil-kecilnya, 2 tidak tahu akan seperti apa di hari tua. Bahkan ada yang berpikiri untuk bergantung kepada anak atau keluarganya.
Lalu saya mencoba untuk mendalaminya,
kenapa 2 dari 10 pekerja tersebut ingin menikmati masa pensiun saat tidak bekerja
lagi? Ternnyata, ada beberapa alasan yang patut diungkapkan antara lain:
1. Ingin
rasa aman dan bebas dari kekhawatiran di hari tua. Selain tidak ingin
bergantung kepada anak dan keluarganya, mereka ingin etap bisa menjaga standar
hidup di hari tua.
2. Punya
pengalaman melihat orang lain. Ada pengalaman melihat orang tua, kerabat, atau
rekan kerja yang kesulitan finansial di masa pensiun, di samping ada pula yang melihat
orang hidup nyaman di masa pensiun.
3. Berniat
untuk menikmati masa tua. Masqa pensiun ingin dijadikan momen untuk menikmati
hobi, berwisata, atau fokus pada keluarga tanpa pusing soal uang. Pensiun dianggap
sebagai “hadiah” untuk kerja keras selama bertahun-tahun.
4. Sadar
terbatasanya usia produktif. Sebab tidak selamanya bisa bekerja karena faktor
kesehatan, usia, atau kondisi pasar kerja. Perlu menyiapkan risiko kehilangan gaji
atau penghasilan.
5. Motivasi
dari edukasi akan pentingnya dana pensiun. Adanya edukasi dana pensiun dari
kantor atau dana pensiun jadi termotivasi untuk menabung pensiun.
6. Hasil
investasi yang dirasakan. Imbal hasil investasi selama menjadi peserta dana
pensiun membuat pekerja melihat tabungan pensiun sebagai “uang yang berkembang”
agar dananya bisa lebih besar di waktu pensiun.
7. Keinginan
melindungi keluarga. Tidak ingin membebani pasangan atau anak secara finansial
di masa tua. Tabungan pensiun dianggap sebagai bentuk tanggung jawab dan cinta
terhadap keluarga.
Hanya 2 dari 10 pekerja di Jabodetabek
yang ingin menikmati masa pensiun. Sementara yang lainnya, menjadi tantangan
tersendiri untuk di-edukasi dan dimengertikan akan pentingnya mempersiapkan
masa pensiun sejak dini. Tentang nanti gimana
di masa pensiun?
Survei tentang “Analisis tingkat kesiapan
pensiun pekerja biasa di Jabodetabek dan tantangan industri dana pensiun di
Indonesia” yang melibatkan 100 pekerja ini sudah dipublikasi pada Jurnal Ilmiah
JiMaKeBiDi (Jurnal Inovasi Manajemen, Kewirausahaan, Bisnis dan Digitalpada 28
Agustus 2025, Silakan dibaca lengkpanya di link berikut: https://ejournal.arimbi.or.id/index.php/JIMaKeBiDi/article/view/776.
Survei ini menegaskan, wajar bila 9 dari 1o
pekerja di Indonesia tidak siap pensiun atau berhenti bekerja (HSBC, 2018). Karena
tidak adanya persiapan hari tua atau tidak punya tabungan pensiun yang memadai.
Maka meningkatkan kesiapan pekerja menghadapi masa pensiun menjadi urgen untuk
ditingkatkan. Sebagai solusinya, pekerja harus berani untuk menyiapkan masa
pensiunnya sendiri khususnya melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).Sebab
DPLK merupakan produk keuangan yang memang didedikasikan untuk menyiapkan
kesinambungan pengasilan di hari tua. Salam #YukSiapkanPensiun #DPLKSAM #EdukasiDanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar