Duka melanda beberapa kota di Indonesia. Akibat demo untuk menyampaikan aspirasi berbah jadi rusuh. Menelan korban jiwa, membakar fasilitas public dan pemerintahan, bahkan kantor polisi. Hingga menjarah barang-barang orang lain, apa gerangan penyebabnya?
Fenomena demo jadi rusuh, harus disikapi dengan tegas. Tangkap
dan proses hukum, Tidak boleh ada di negeri yang katanya menjunjung supremasi
hukum bertindak semena-mena. Anarkis dan merusak sama sekali tidak dapat
dibenarkan. Siapapun yang bertindak gegabah, polisi atau pendemo harus diproses
hukum tanpa pandang bulu. Demo yang tidak literat, demo yang terlalu gampang
dimobilisasi dan “dimakan” hoaks. Demo jadi rusuh, bukti tingkat literasi
masyarakat khususnya cara penyampaian aspirasi di Indonesia tergolong rendah. Ada
masalah dengan literasi!
Berangkat dari realitas itulah dan untuk meningkatkan pemahamam
literasi yang memadai, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor menggelar
“Kampanye Ayo Baca” yang diikuti 250-an anak-anak dan kaum ibu pengguna layanan
taman bacaan di Bogor (31/8/2025). Keliling kampung sambil membawa buku, sebagai
cara sederhana untuk mengkampanyekan pentingnya membaca buku. Di samping
menunjukkan adanya aktivitas taman bacaan “turun ke jalan” ke dhapadapn publik.
Acara ini sebagai bagian penguatan literasi masyarakat. Agar lebih literat,
lebih dekat dengan taman bacaan.
Kampanye ayo baca TBM Lentera Pustaka dilakukan untuk
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca anak-anak di masyarakat. Mengenalkan pentingnya
membaca buku, mengembangkan aktivitas literasi, serta menjaga nilai-nilai moral
di era modern yang penuh informasi dan hoaks. Untuk mengembalikan
kebiasaan membaca di kalangan anak-anak sebagai generasi bangsa yang mampu
memilih dan memilah informasi.
Harus dikaui, membaca adalah kunci untuk memilah informasi yang benar dan tidak.
Informasi yang valid atau hoaks. Sehingga dengan membaca, masyarakat mampu
berpikir logis, di sampinhg memiliki wawasan yang baik. Kampanye ayo baca TBM Lentera
Pustaka menjadi bagian pengembangan literasi di masyarakat, yang digelar secara
rutin sebulan sekali, Aktivitas keliling kampung sambil membawa buku agar
masyarakat tahu dan mau bergabung di taman bacaan.
“Kami di TBM Lentera Pustaka rutin melakukan kampanye ayo
baca, keliling kampung sejauh 1,5km bersama anak-anak dan para ibu. Tujuannya
mengenalkan taman bacaan, di samping menangkal hoaks dan d=mis-informasi sejak
dini. Tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar” ujar Syarifudin
Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka saat kampanye ayo baca.
Melalui kampanye ayo baca, diharapkan terbangung budaya literasi
yang kuat di masyarakat. Untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis di
seluruh lapisan masyarakat, sehingga menciptakan masyarakat yang literat. Karena
taman bacaan, bukan hanya tentang tempat membaca tapi juga menjadi pusat pengembangan
ide dan kreativitas masyarakat. Sebagai cerminan literasi yang mampu membantu
masyarakat untuk memilah informasi yang benar dan bermanfaat untuk dirinya.
Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar