Sabtu, 08 Maret 2025

Ngalap Berkah Ramadan, TBM Lentera Pustaka Khataman ke-1 dan Takjilan

Diringin hujan dan kabut pekat, anak-anak pembaca aktif dan orang tua yang tergabung di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor menuntaskan khataman ke-1 pada Sabtu (8/2/2025). Dihadiri 70-an anak pembaca aktif dan para ibu, acara bertajuk “Ngabubu-Read Ramadan Ceria di TBM” menggelar khataman Al Quran ke-1 yang dipimpin langsung Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka, sekaligus doa khotmil Quran sekaligus berbagi takjil untuk buka puasa bersama.  

 

Selain membaca buku umum dan tadarusan, selama bulan ramadan  ini anak-anak TBM Lentera Pustaka dibagi 30 kelompok dan masing-masing kelompok mendapat jatah 1 juz untuk diselesaikan selama Rabu-Jumat. Sehingga pada hari Sabtu dilakukan khataman Al Quran. Itu berarti, nantinya selama ramadan, anak-anak TBM Lentera Pustaka secara “keroyokan” menuntaskan khataman 4 kali. Selain untuk membaca kitab sucinya, kegiatan “ngabubu read” juga bertujuan untuk membentuk akhlak dan adab anak-anak pembaca aktif di taman bacaan.

 

“Alhamdulillah, hari ini kami selesaikan khataman ke-1 Al Quran. Kegiatan ini sudah jadi tradisi di TBM Lentera Pustaka. Selain ngabubu-read, khataman ini sekaligus untuk ngalap berkah bulan suci ramadan. Ternyata, anak-anak pembaca aktif sangat komit tuntaskan bacaan Al Qurannya selama seminggu” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka, didampingi 13 wali baca dan relawan yang hadir sore ini.

 


Menariknya, kegiatan khataman Al Quran juga diikutu para ibu yang mengantar anaknya ke taman bacaan. Sebagai komitmen membantu bacaan tadarus si anak di taman bacaan. Hal ini menjadi tradisi literasi yang inklusif di taman bacaan, yang melibatkan para ibu. Sambil pamit pulang, anak-anak dan para ibu pun dibagikan takjil untuk buka puasa. Insya Allah melalui khataman Al Quran berkah makin melimpah untuk anak-anak dan TBM Lentera Pustaka sendiri. Terbukti menjelang maghrib, AAI Perancis sebuha komunitas diaspora Indonesia di Peranci memberi kabar mellaui WA untuk memberikan donasi kepada TBm lentera Pustaka sebesar 500 Euro. Alhamdulillah.

 

Ngabubu-Read sekaligus menjadi praktik baik taman bacaan selama bulan puasa. Selain membaca buku umum, anak-anak pun tadarusan untuk mencicil bacaan Al Quran untuk khataman setiap hari Sabtu sore.

 

Selama bulan puasa, TBM Lentera Pustaka menggelar kegiatan Ngabubu-Read, diantaranya buka puasa Bersama dengan Bank Sinarmas, khataman Al Quran Bersama anak-anak TBM sekaligus takjilan, serta berbagi takjil di jalan. Tujuannya sederhana, ngalap berkah ramadan. Salam literasi #NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 



Jumat, 07 Maret 2025

Ngabubu Read di TBM: Gimana Caranya Sih Pengen Bahagia di Bulan Puasa?

Ada yang bilang. Bila ingin bahagia, mulailah dengan mengubah cara berpikir tentang kebahagiaan. Bila ingin sukses, ubahlah cara berusaha dan berpikir tentang kesuksesan. Karenanya, jangan melihat bahagia dan sukses pada orang lain. Tapi mulailah merintis dari dalam diri sendiri. Setuju nggak?

 

Kita, siapapun dia, adalah arsitek dari kehidupan kita sendiri. Maka bila ingin dunia di sekitar kita menjadi lebih baik, mulailah dengan memperbaiki pikiran, sikap, dan tindakan kita sendiri. Karena perubahan ke arah yang lebih baik tidak dimulai dari luar. Melainkan dari keputusan kecil dalam diri kita di hari ini, bukan besok atau lusa. Karena hukum alamnya, ketika kita berubah maka dunia di sekitar kita pun akan ikut berubah.

 

Jadi, mau tidak mau, bila kita ingin melihat perubahan dalam hidup, lingkungan, atau bahkan masyarakat, maka kita harus terlebih dahulu bertransformasi. Kita yang harus berubah terlebih dulu daripada menyuruh orang lain untuk berubah. Biar ada “raw model”, ada contoh apa dan bagaimana berubah itu?

 

Seperti yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sekitar 230-an anak usia sekolah sudah terbiasa membaca buku rutin seminggu 3 kali. Dari tidak punya akses baca, kini mereka sudah terbiasa membaca buku. Dan di setiap bulan puasa, orientasi membaca buku diubah menjadi “tadarusan” untuk menuntaskan satu juz per minggu per anak atau kelompok anak. Dengan ada 30 kelompok, maka setiap Sabtu sore dipimpin Pendiri TBM Lentera Pustaka melakukan “khataman” Alquran sambil disediakan takjil. TBM pun berubah sejenak di bulan puasa. Sebagai bagian untuk menanamkan akhlak dan keimanan anak-anak selama bulan suci Ramadan. Harapannya, dengan khataman Al Qur’an, anak-anak pun mampu meraih bahagia dengan cara sederhana. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar.

 


Bahagia atau sukses memang harus dimulai dari diri sendiri. Karena berubah adalah proses internal. Kita tidak bisa berharap kehidupan menjadi lebih baik jika kita tetap sama, dengan pola pikir lama, kebiasaan lama, atau ketakutan yang sama. Berubah memang butuh keberanian untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita sendiri. Karena hanya dengan mengubah diri, kita bisa menciptakan realitas baru. Itulah prinsip yang ditanamkan ke anak-anak TBM Lentera Pustaka.

 

Ibaratnya bila ada air kolam yang kotor atau butek, kita tidak bisa hanya berceloteh kolamnya kotor dan butek. Selama kebiasaan berceloteh tidak berhenti, maka air kolam tidak akan pernah berubah jadi jernih. Maka untuk menjernihkan kolam, kita yang harus berhenti berceloteh dan memulai menyaring kotoran di kolam. Sama artinya, bila ingin dunia lebih baik maka kita harus memulai dengan memperbaiki kebiasaan dan pola pikir kita menjadi lebih baik. Mumpung bulan puasa, ubahlah hal-hal kecil menjadi lebih baik. Insya Allah, bahagia dan sukses menanti kita di depan. Salam literasi! #NgabubuRead #RamadanCeria #TBMLenteraPustaka

 



Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PERDOKJASI) Audiensi ke OJK

Asuransi kesehatan memiliki peran krusial dalam memastikan akses pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan berkualitas bagi masyarakat. Namun, tanpa landasan ilmiah medis yang kuat, kebijakan di sektor ini berisiko tidak optimal dalam melindungi kepentingan pasien dan tenaga medis.

 

Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PERDOKJASI) menggagas pembentukan Medical Advisory Board (MAB) sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekosistem asuransi kesehatan di Indonesia. Gagasan ini disampaikan oleh PERDOKJASI dalam pertemuan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Rancangan Surat Edaran OJK (RSEOJK) mengenai penyelenggaraan produk asuransi kesehatan pada hari Jumat, 7 Maret 2025, di Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta.

 

MAB akan berperan sebagai dewan penasihat medis independen yang memberikan rekomendasi berbasis bukti medis kepada industri asuransi. Ketua PP PERDOKJASI, Wawan Mulyawan, menegaskan bahwa keberadaan MAB sangat krusial untuk menjamin bahwa kebijakan pembiayaan dalam asuransi kesehatan selalu berbasis pada prinsip medis yang tepat dan efisien.

 

"Kami ingin memastikan bahwa keputusan pembayaran dalam industri asuransi kesehatan diambil berdasarkan kajian medis yang komprehensif dan independen. MAB akan menjadi wadah bagi para profesional medis untuk memberikan masukan yang objektif dan ilmiah, sehingga kebijakan yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan industri, tetapi juga melindungi hak-hak pasien dan tenaga medis," ujar Wawan Mulyawan.

 

Dalam konteks global, pembentukan dewan penasihat medis telah terbukti meningkatkan efektivitas sistem pembiayaan kesehatan dengan memberikan rekomendasi berbasis data dan penelitian klinis. "Kami melihat banyak negara telah menerapkan model serupa dengan hasil yang positif. Dengan kehadiran MAB, Indonesia dapat memperkuat tata kelola asuransi kesehatan agar lebih adaptif dan akuntabel," tambah Wawan.

 


Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila, menyampaikan dukungan terhadap inisiatif ini. "Kami menyambut baik usulan pembentukan MAB dari PERDOKJASI. Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan profesi medis sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang berkeadilan dan efektif," ujarnya.

 

Pembentukan MAB bukan hanya sekadar inisiatif teknokratis, melainkan sebuah langkah transformatif yang akan berkontribusi dalam arah kebijakan penyelenggaraan produk asuransi kesehatan. Dengan memastikan bahwa setiap regulasi dan praktik dalam sistem ini didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat, Indonesia dapat membangun ekosistem asuransi kesehatan yang lebih tangguh, berkeadilan, dan berpihak pada masyarakat.



Kamis, 06 Maret 2025

Potret Pertumbuhan Aset DPLK 5 Tahun Terakhir

Per Desember 2024, aset kelolaan industri DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) berada di Rp. 144,9 triliun atau meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Bila dipotret dalam 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan industi DPLK berada di kisaran 8,50%. Pada rentang waktu 2020 s.d 2024, pertumbuhan asset DPLK tertinggi terjadi pada tahun 2020 yang mencapai 11,4%, saat aset kelolaan DPLK tumbuh dari Rp. 96 triliun ke Rp. 107 triliun.

 

Bagaimana bila dipotret dalam 10 tahun terakhir? Dalam 10 tahun terakhir, dari 2014 hingga 2024, justru rata-rata pertumbuhan asset DPLK lebih besar mencapai 13,89% secara agregat. Adapun angka pertumbuhan asset terbesar terjadi pada tahun 2017 yang mencapai 35,70%, dari posisi Rp. 56 triliun di tahun 2016 menjadi Rp. 76 triliun di tahun 2017. Kok bisa, meningkat hingga 35%? Jawabnya adalah pada akhir 2013 diluncurkan PPUKP (Program Pensiun untuk Kompensasi Pesangon), maka tambahan asest kelolaan dari PPUKP mulai melonjak dan hasil efektif dari edukasi DPLK memang di 3 tahun, maka puncaknya terjadi di tahun 2027, lojakan asset mencapai 35%.

 

Dari sisi tren produk di DPLK, dalam kurun 3 tahun terakhir, terlihat PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) yang menjadi “core DPLK” mulai melambat pertumbuhannya. Secara agregat dari 2022-2024 tumbuh 8%, sementara PPDKP (Program Pensiun Dana Kompensasi Pascakerja) tumbuh rata-rata 11% dalam 3 tahun terakhir. Maka tren perusahaan atau korporasi mendanakan melalui DPLK mulai bergerak ke arah untuk pemenuhan kompensasi pascakerja atau pesangon pekerja. Tnetu hal ini, releva dengan tren PHK yang kini sedang berlangsung di Indonesia, seperti yang dialami  pekeraj di Sritex, Sanken hingga Yamaha Music Indonesia.

 


Dengan tingkat penetrasi dana pensiun di Indonesia baru mencapai 6% dari total pekerja di Indonesia yang mencapai 150 juta pekerja, baik di sektor formal maupun informal. Karena itu tantangan besar dihadapi industri DPLK ke depannya, seiring regulasi terbarukan yang sudah dirilis seperti POJK 27/2023. POJK 35/2024, POJK 34/2024 tentang pengembangan kualitas SDM dana pensiun. Di sisi lain, fitur produk DPLK pun perlu dioptimalkan sesuai kebutuahn peserta, diantaranya 1) manfaat pensiun lainnya, termasuk PPDKP, 2) manfaat lain seperti untuk pendidikan, kesehatan, keagamaan, perumahan, dan 3) manfaat pensiun yang dibayarkan secara berkala.

 

“Sebenarnya potensi pasar dana pensiun di Indonesia masih sangat besar. Apalagi di tengah badai PHK sekarang, ini momen untuk mengkampanyekan pentingnya DPLK. Untuk mempersiapkan masa pensiun yang lebih baik dan sejahtera, di samping perusahaan harus mencadangkan uang pesangon sejak dini sebagaimana diwajibkan dalam UU Cipta Kerja” ujar Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd, peneliti dana pensiun dan asesor kompetensi LSP Dana Pensiun hari ini.

 

Maka  ke depan, DPLK harus focus pada 1) edukasi yang berkelanjutan kepada pekerja dan 2) kemudahan akses membeli DPLK melalui teknologi digital, di samping keterlibatan manajer investasi (MI) sebagai pelaku DPLK sesuai regulasi yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan kepesertaan dan aset kelolaan DPLK ke depannya. Karena manajer investasi pun memiliki kompetensi investasi yang sesuai dengan spirit DPLK.

 

Rabu, 05 Maret 2025

Bikin Nyaman Membaca, TBM Lentera Pustaka Bangun Parkiran Pengguna Layanan

Bismillah, parkiran TBM Lentera Pustaka sudah mulai dikerjakan di atas lahan 200m per hari ini (6/3/2025). Pembuatan parkiran ini dibiayai oleh CSR Bank Sinarmas yang dalam 5 tahun terakhir menjadi bank swasta nasional yag membina TBM Lentera Pustaka sebagai bagian dari kepedulian sosial terhadap pendidikan nonformal dan gerakan literasi di Indonesia.

 

Insya Allah, nantinya di parkiran ini bisa menampung sekitar 40-50 motor atau 8 mobil. Utamanya pada saat jam baca berlangsung, yang saat ini terparkir di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan aktivitas taman bacaan di kebun baca nantinya seluruh pengguna layanan dapat memarkir di parkiran yang tersedia. Selama ini, tidak kurang dari 30-40 motor setiap kali aktivitas membaca terparkir di kebun baca. Selain itu, parkiran TBM Lentera Pustaka pun nantinya akan dijadikan “lapangan bulutangkis”. Sehingga pada saat tidak ada aktivitas taman bacaan dapat digunakan sebagai sarana olahraga sebagai fasilitas taman bacaan. Dengan catatan, harus menjaga dan merawat fasilitas yang ada seperti tiang, net, dan lampu penerangan. Alhamdulillah, melalui penyediaan parkiran ini, diharapkan seluruh pengguna layanan dan 200-an anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka menjadi lebih semangat datng ke taman bacaan. Terima kasih Bank Sinarmas atas kepedulian sosialnya terhadap TBM Lentera Pustaka.

 

Parkiran donasi dari CSR Bank Sinarmas ini, kian menegaskan focus TBM Lentera Pustaka  terhadap praktik baik pada gerakan literasi dan taman bacaan. Setelah 8 tahun berkiprah, TBM Lentera Pustaka kini menjalankan 15 program literasi seperti TABA (Taman Bacaan) dengan 150 anak usia sekolah, GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 60 anak usia prasekolah, YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), Literasi Digital, Literasi Finansial, dan MOBAKE (MOtor BAca KEliling). Tidak kurang 366 orang setiap minggunya menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan, di samping koleksinya mencapai lebih dari 10.000 buku.

 


Parkiran jadi penting di TBM Lentera Pustaka untuk menciptakan kenyamanan saat aktivitas membaca. Karena parkir itu persis seperti hidup, kadang tempat yang kita inginkan sudah diisi orang lain. Begitu pula membaca, bila terlambat datang pun tempatnya diisi orang lain. Maka parkir di mana pun, terkadang butuh kesabaran ekstra persis seperti membaca buku. Bahkan ada yang bilang, parkir itu ibarat ujian hidup, maka belok kiri atau kanan adalah pilihannya. Sama dengan membaca, mau atau tidak adalah sebuah pilihan.

 

Dalam konteks kepedulian sosial, CSR Bank Sinarmas dalam memfasilitas parkiran TBM Lentera Pustaka patut menjadi teladan bagi industri jasa keuangan, khususnya dalam menggerakkan minat baca dan aktivitas positif anak-anak membaca buku di tengah gempuran era digital. Menjadikan anak-anak dan warga lebih termotivasi ke taman bacaan.

 

Bersyukur dan bersyukur sekali, akhirnya TBM Lentera Pustaka punya tempat parkir bagi pengguna layanannya. Kenapa? Karena parkir itu kayak cinta, kalau nggak sabar ya susah dapat tempat!. Salam literasi #ParkiranTBM #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

 




Keren, Kok Mau Seorang Doktor Jadi Driver Motor Baca Keliling?

Langit mendung sepertinya hujan sebentar lagi turun sore itu. Di kaki Gunung Salak, setiap Minggu sore, selalu ada aktivitas MOtor Baca KEliling (MOBAKE) yang dilakukan relawan TBM Lentera Pustaka secara rutin. Tekadnya, hanya untuk menyediakan akses bacaan ke kampung-kampung, sambil mendekatkan buku dengan anak-anak yang daerahnya tidak punya akses bacaan. Memang tidak mudah tapi semangat juang mengantarkan buku ke kampung-kampung sama sekali tidak boleh pudar, apalagi di tengah gempuran era digital.

 

Sore ini, aktivitas motor baca keliling menyambangi Kp. Gadog Tengah Desa Sukajadi Kec. Tamansari Kab. Bogor.  Anak-anak antusias menyambut kehadiran motor baca keliling. Selalu ada gairah untuk membaca. Adalah benar, persoalan membaca ternyata bukan terletak pada minatnya melainkan tersedianya akses bacaa. Misi itulah yang dijalankan driver motor baca keliling TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. (Simak: Ternyata, Driver Motor Baca Keliling Ini Seorang Doktor Manajemen Pendidikan).

 

Bagi driver motor baca keliling di kaki Gunung Salak Bogor, urusannya hanya untuk mengajak anak-anak kampung membaca buku, melalui tersedianya akses bacaan. Tanpa rassa malu , tanpa pamrih secara rutin setiap Minggu sore menyambangi kampung-kampung untuk sediakan akses bacaan. Setiap Minggu sore, membawa 200 buku + 2 tikar di motor keliling sediakan akses bacaan kepada anak-anak kampung. Bisa jadi, tidak banyak orang yang mau dan bersedia menjadi driver motor baca keliling. Entah hujan atau mendung tetap berkeliling kampung. Saat mangkal di pinggir jalan, hatinya senang bila ada anak-anak yang mau membaca buku.

 

Tidak banyak yang tahu, di balik motor baca keliling di kaki Gunung Salak Bogor. Ternyata, driver motor baca keliling TBM Lentera Pustaka adalah seorang doctor manajemen pendidikan, seorang pegiat literasi dari Bogor. Namanya Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. Dosen FBS Unindra yang meraih gelar doktor manajemen pendidikan dari Pascasarjana Universitas Pakuan. Disertasinya berjudul “Strategi Peningkatan Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan Masyarakat - Penelitian Menggunakan Pendekatan Evaluasi Berbasis Model CIPP (Context, Input, Process, Product) Pada Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Bogor” yang dipertahankan di hadapan penguji pada November 2024 lalu. Peraih predikat “sangat memuaskan” atas disertasinya tentang tata Kelola taman bacaan. (Simak: https://www.youtube.com/shorts/htHg212vDO4)

 


Sejak tahun 2017, Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. mendirikan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor untuk menekan angka putus sekolah dan menyediakan akses bacaan anak-anak kampung. Kini TBM Lentera Pustaka melayani 223 anak usai sekolah pembaca aktif setiap minggunya. Berkiprah sebagai driver MOtor BAca KEliling (MOBAKE) sebagai “jalan hidup”, Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. telah meraih berbagai prestasi di dunia literasi dan taman bacaan, seperti: salah satu 20 naskah terbaik dalam lomba esai HUT Kemerdekaan RI “Cinta Indonesia” yang digelar Indonesiana.id. (2023), Penulis Terproduktif Indonesiana Tempo tahun 2022 dengan 388 artikel setahun (2022), Jagoan RTV (2021), Penerima Kampung Literasi Kemdikbud RI (2021), Peraih “31 Wonderful People kategori Pegiat Literasi dan Pendiri Taman Bacaan dari Guardian Indonesia (2021), Ramadan Heroes - Tonight Show NET TV (2021), penerima UNJ Award kategosi Alumni Mengabdi Masyarakat (2017), dan yang terbaru Penerima Banpem Komunitas Penggerak Literasi dari Badan bahasa Kemdikbud RI (2024). Anak sulung dari 4 bersaudara ini, menjadikan kiprahnya di taman bacaan sebagai ladang amal dan warisan untuk umat melalui 15 program literasi yang digagasnya hingga sekarang. Merintis taman bacaan, mengajar kaum buta aksara, merintis kelas prasekolah, dan kini menjadi “driver” motor baca keliling untuk sediakan akses bacaan ke anak-anak kampung di bawah naungan Yayasan Lentera Pustaka Indonesia yang didirikannya.

 

Tanpa malu dan ragu, hingga kini dia tetap menekuni sebagai driver motor baca keliling TBM Lentera Pustaka. Minimal seminggu Sekali keliling kampung membaca buku-buku bacaan. Baginya di usia yang tidak lagi muda, dia hanya ingin terus berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama melalui taman bacaan dan literasi. “Saya tidak pernah malu jadi driver motor baca keliling, apapun gelar dan pangkat saya. Asal anak-anak kampung punya akses membaca buku, saya sudah senang dan bersyukur banget” ujarnya.

 

Sebagai driver MOBAKE (MOtor BAca KEliling) TBM Lentera Pustaka, Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. tetap komitmen dan konsisten menjalani aktivitasnya hingga kini, hanya untuk sediakan akses bacaan tanpa malu tanpa gengsi. Terlepas dari profesinya sebagai dosen FBS Unindra dan konsultan, dia menjadikan aktivitas sosial di TBM Lentera Pustaka sebagai "legacy" atau warisan untuk umat. Jadi driver motor baca keliling, memang soal kecil dan sederhana bagi sebagian orang. Tapi bagi Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. justru jadi kemewahan yang tidak ternilai harganya. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #MotorBacaKeliling #KisahPegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka




Selasa, 04 Maret 2025

Apa Sih Substansi Kuliah Menulis Kreatif?

Apa sih substansi kuliah menulis kreatif? Singkatnya, menulis kreatif adalah menulis untuk sastra dengan cara yang beda. Entah menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel atau naskah drama sekalipun. Menulis kreatif bukanlah menulis ilmiah, karenya dibutuhkan imajinasi yang kuat sebagai landasan menulis kreatif.

 

Saat kuliah perdana semester gasal tahun 2025 ini malam ini (4/3/2025), saya mengampu kuliah menulis kreatif di semester 6 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Utamanya, menulis kreatif bukan hanya proses menulis berbasis daya cipta dan imajinasi. Tapi menulis kreatif adalah proses untuk membangun kemauan menulis. Menulis untuk berkarya. Itu berarti, menulis kreatif tidak cukup hanya dipahami. Tapi lebih dari itu, menulis kreatif sangat membutuhkan kompetensi. Seseorang yang kompeten atau mampu menuangkan ide dan gagassan secara tertulis dengan baik dan menarik.

 

Menulis kreatif, tentu berbeda dengan menulis ilmiah. Berbeda pula dengan menulis untuk jurnalistik, menulis untuk keperluan akademik atau bisnis. Maka menulis kreatif dapat disebut menulis dengan cara beda. Cara “beda” inilah yang menjadi kekuatan utama menulis kreatif. Setidaknya ada 4 (empat) ciri pembeda karya menulis kreatif, yaitu 1) pikirannya yang beda dalam menghasilkan karya, 2) perilakunya yang beda di saat menulis, 3) batinnya yang beda jadi latar bekakang lahirnya sebuah tulisan, dan 4) karya dari menulis kreatif yang memang beda dari lainnya.

 

Menulis kreatif dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Proses menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu menghasilkan karya cipta yang berbeda, yang tidak hanya baik tetapi juga menarik. Ide dan gagasan yang dituliskan melalui cara yang tidak biasa. Karena itu, menulis kreatif dapat disebut sebagai “kehebatan dalam menuangkan ide dan gagasan”.

 

Setidaknya, ada 3 (tiga) sifat tulisan kreatif yang menjadi pegangan. Siapapun yang mau berkecimpung dalam menulis kreatif harus memperhatikan tiga sifat tulisan kreatif, yaitu:

1. Imajinatif, tulisan yang menekankan pada daya khayal penulis.

2. Ekspresif, tulisan yang menekankan pada ekspresi penulis.

3. Apresiatif, tulisan yang menekankan pada kesengajaan penulis dalam menyenangi dan menikmati ide ceritanya.

 

Atas dasar itu, ide cerita menulis kreatif tidak melulu fiksi. Karena memang tidak ada cerita yang 100% fiksi. Semua cerita pasti ter-inspirasi dari realitas kehidupan yang terjadi. Maka sumber penciptaan karya kreatif pada dasarnya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Menulis kreatif harus dilandasi imajinasi yang kuat. Agar mampu mengubah kata-kata atau kalimat yang biasa menjadi tidak biasa. Kata-kata atau kalimat yang berbeda dari kebiasaan. Sebagai contoh tulisan kreatif. Kita tidak cukup menulis sebaris puisi dengan kata-kata “Bulan nampak bersinar terang di langit. Di sekitarnya, tampak awan tipis mengitarinya.”

Tapi baris puisi di atas menjadi lebih kreatif dan berbeda ketika diubah menjadi:

Sinar rembulan menguak dari balik awan tipis. Cahayanya menebar hingga dedaunan pohon. Aku dan dia pun masih bercengkrama hingga larut malam. Tetes embun mulai merambah wajahku, menyaksikan cinta kita berdua.

 

Pemilikiran tentang menulis kreatif, sudah saya tuangkan ke dalam buku saya “Kompetensi Menulis Kreatif” terbitan Ghalia Indonesia, dengan tegas saya sampaikan bahwa menulis kreatif merupakan kompetensi. Sebuah kemampuan atau kecakapandalam menuangkan ide-gagasan secara tertulis dengan baik dan menarik. Sebagai kompetensi, menulis kreatif harus memenuhi siklus; 1) pengetahuan, 2) sikap, 3) proses, 4) keterampilan,  5) hasil karya, dan 6) menjadi profesi. Karenanya, kompetensi menulis kreatif adalah gabungan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kreatif dalam penulisan. Sehingga terbentuk sikap mental dan cara berpikir  yang mampu direfleksikan ke dalam kebiasaan dan tindakan sehari-hari.

 

Jadi, menulis kreatif memang bukan hanya teori. Tapi harus diimbangi dengan praktik menulis dengan cara yang beda. Menulis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki untuk melahirkan karya yang berbeda. Menulis kreatif bukan hanya pelajaran tapi perbuatan. Tentu, dengan cara kita masing-masing. Salam #MenulisKreatif #AyoMenulis #KompetensiMenulisKreatif

 




Senin, 03 Maret 2025

Untuk Apa Berubah Bila Karena Obsesi?

Beberapa kali ngobrol dengan orang, hampir selalu punya pandangan dan pola pemikiran yang sama. Katanya pengen mengubah dirinya, agar hidupnya berubah. Mau jadi yang paling baik untuk dirinya. Mulailah, ngomongin pendidikan setinggi mungkin. Hingga ngomongin kerjaan, lalu mau dan bercita-cita jadi pimpinan di kantornya. Sudah gitu, hidupnya pengen sehat sampai umur tua, masih gabung sama teman-teman. Biar masih bisa aktif, masih bisa makan enak, masih bisa jalan-jalan. Karena alasan itulah, banyak orang pengen berubah.

 

Lalu, ada yang bertanya ke saya. Gimana caranya berubah menjadi lebih baik? Saya jawab, susah bila berubah karena obsesi atau ambisi. Berubah itu bukan karena logika biar banyak untungnya. Berubahlah karena hati, bahwa banyak orang yang butuh bantuan dari kita. Berubah untuk lebih banyak berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Jangan berubah, karena kita pengen begini-pengen begitu. Itu mah obsesi, ambisi personal yang dirasionalisasi.

 

Kita ini, sering kali ingin air di kolam menjadi jernih, tapi kita pula yang terus melemparkan lumpur ke dalamnya. Selama kebiasaan itu tidak berhenti, air di kolam tidak akan pernah berubah. Untuk menjernihkan kolam, kita harus berhenti melempar lumpur dan mulai menyaring kotorannya. Begitu juga dalam hidup, perubahan yang baik harus dimulai dengan memperbaiki kebiasaan dan pola pikir kita. Bukan berubah karena ambisi atau obsesi.

 


Berubah itu baik, bila ada manfaatnya untuk orang lain. Berubah untuk peduli kepada sesama. Seperti berkiprah di taman bacaan, sediakan buku-buku bacaan. Ajarkan calistung anak kelas prasekolah, berantas buta aksara, atau sediakan akses bacaan lewat motor baca keliling. Berubah dengan cara konkret untuk orang lain, sambil mengubah kebiasaan diri. Berubah untuk kebaikan orang lain, sambil mengubah diri menjadi lebih baik. Itulah prinsip perubahan di TBM Lentera Pustaka.

 

Jadi, kalau mau berubah untuk diri sendiri. Pengen untung karena perubahan, berubah biar jadi ini jadi itu. Sarannya sederhana, tidak ada yang perlu diubah. Cukup syukuri dan nikmati saja yang ada. Karena kita sudah sempurna di mata orang yang bersyukur dan mau menerima kita apa adanya. Tidak perlu berubah karena kita sudah berharga di mata orang-orang yang menghargai kamu.

 

Tidak ada yang perlu diubah karena semuanya sudah pantas untuk kita, sesuai dengan niat dan ikhtiar kita sendiri kan. Love yourself!

Minggu, 02 Maret 2025

LSP Dana Pensiun - BNSP Gelar RCC Asesor sesuai Regulasi Terbarukan

Untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat kompetensi asesornya, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Dana Pensiun dan BNSP menggelar Recognition Current Competency (RCC) Asesor Dana Pensiun berlisensi BNSP di Jakarta pada 3-4 Maret 2025. RCC merupakan kegiatan perpanjangan sertifikat kompetensi bagi para Asesor Kompetensi yang untuk masa tiga tahun ke depan.

 

Diikuti 29 asesor kompetensi LSP Dana Pensiun, yaitu: A. Inderahadi Kartakusumah, Bambang Herwanto, M. Jihadi, Suheri, Yuni Pratikno, Zain Zainuddin, Asep Saepurohman, R. Herna Gunawan, Nurhasan Kurniawan, Purwaningsih, Siti Rakhmawati, Sularno, Syarifudin Yunus, Antonius Resep Tyas Artono, Edi Pujiyanto, Edy Rahardja, Ernita Putri, Junaedi, Vera Lolita, Widiyanto Fajar Tripambudi, Arif Hartanto, Asiwardi Gandhi, Bambang Sri Mulyadi, Ali Farmadi, Bambang Wibisono, Budi Ruseno, Ganis Widio Ananto, Satino, dan Sri Murtiningsih, kegiatan RCC dibuka oleh Sularno (Sekjen ADPI) didampingi Edi Pujiyanto (Ketua LSP Dana Pensiun) dan difasilitasi oleh master asesor dari BNSP yang terdiri dari Ibu Inda, Ibu Zulfa, dan Ibu Sulistiowati.

 

“Selain untuk memperpanjang sertifikat asesor untuk tiga tahun ke depan, RCC ini juga untuk menjamin mutu kompetensi para asesor dalam menjalankan tugasnya, sehingga sesuai dan memenuhi aturan BNSP dan mampu meningkatkan kualitas SDM di industri dana pensiun,” ungkap Sularno dalam sambutannya.

 


Melalui RCC ini, para asesor dana pensiun diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang kebijakan sistem sertifikasi kompetensi, merencanakan aktivitas dan proses asesmen, memberikan kontribusi dalam validasi asesmen, melaksanakan asesmen, dan mengakses kompetensi.

 

Sebagai asesor kompetensi BNSP, para asesor LSP Dana Pensiun bertugas mengevaluasi dan menilai apakah calon sertifikasi profesi layak atau tidak sesuai dengan standar kualifikasi nasional yang ditetapkan, di samping memenuhi standar kompetensi yang diakui secara nasional sebagaimana diamanatkan dalam POJK 34/2024 tentang peningkatan kualitas SDM di dana pensiun. Salam kompeten!

 


Hikmah Puasa, Hidup Nggak Usah Terlalu Ambisi

Banyak orang berlomba dengan ambisinya sendiri. Pengen jadi ini, pengen begitu dan sebagainya. Maklum, dunia memang serba cepat ini. Akhirnya memaksa orang harus selalu bergerak. Mengejar kesuksesan dan bertekad menggapai ambisinya, meraih mimpinya dalam waktu singkat. Ambisi dan ambisi.

 

Tapi sayang, banyak yang lupa. Bahwa ambisi dan ketergesaan sering kali justru membawa stres. Bikin cepat cemas dan membuat keputusan jadi kurang matang. Terlalu berambisi. Hingga logika mengalahkan adab. Tidak ada lagi hati nurani, semuanya ditimbang secara pragmatis. Apa untungnya buat gue? Begitulah cara berpikir orang ambisius.

 

Hati-hati, ambisi bisa meruntuhkan segalanya. Jangankan cita-cita mulia, keharmonisan pun bisa tercerai-berai akibat ambisi. Akibat ingin serba instan, terburu-buru dan akhirnya yang diputuskan jadi kontraproduktif. Apa yang diharapkan, justru jauh berbeda dengan apa yang dilakukan.

 

Mumpung di bulan puasa. Penting diingatkan untuk menjalani hidup dengan lebih tenang, tanpa terburu-buru atau terlalu khawatir akan hasil akhir. Karena semua ada waktunya, ada prosesnya. Tidak perlu memaksakan diri atas dasar ambisi. Apalagi hanya untuk mempertontonkan arogansi dan subjektivitas personal. Tenang saja, tidak udah terburu-buru.

 


Tidak usah ambisi, jalani saja prosesnya. Percaya pada proses berarti memahami bahwa setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, memiliki makna dan akan membawa kita ke tempat yang seharusnya. Dengan bersikap lebih tenang dan sabar, kita bisa menikmati perjalanan tanpa terbebani oleh kekhawatiran yang berlebihan. Tanpa terburu-buru atas dasar ambisi personal.

 

Seperti berkiprah di taman bacaan. Pasti tidak banyak anak-anak yang mau membaca di zaman serba digital. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja sudah tidak mau membaca lagi. Tapi karena tanpa ambisi dan tidak terburu-buru, akhirnya taman bacaan pun menjadi pilihan anak-anak untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Seperti yang dialami TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor yang kini menjadi tempat membaca 223 anak dari 4 desa, di samping melayani 366 orang per Minggu sebagai pengguna layanannya.

 

Pesannya sederhana, bahwa hidup bukan hanya tentang mencapai tujuan. Tapi juga tentang bagaimana kita menjalani prosesnya. Tetap tenang dan bersabar sambil percaya pada perjalanan kita sendiri. Karena setiap ikhtiar baik pasti akan sampai pada momen terindahnya. Teruslah melangkah!

Sabtu, 01 Maret 2025

Survei Asesor LSP Dana Pensiun, 87 Persen Gen Z Khawatir Ekonomi Orang Tuanya di Masa Pensiun

Saat ditanya, apakah Anda khawatir akan kondisi ekonomi - finansial orang tua di hari tua nanti? Jawabannya, 87% Gen Z khawatir akan kondisi ekonomi dan finansial orang tuanya di hari tua atau masa pensiun. Kondisi ini menjadi sebab Gen Z tidak yakin orang tuanya bisa mencapai kebebasan finansial di masa pensiun. Bahkan berpotensi jadi sebab ketergantungan orangtua kepada anak-anaknya di saat tidak bekerja lagi.

 

Survei bertajuk “Kekhawatiran Gen Z terhadap Masa Pensiun Orang Tuanya” dilakukan oleh Syarifudin Yunus, Asesor LSP Dana Pensiun pada Maret 2025 dengan melibatkan 75 responden Gen Z melalui kuesioner. Gen Z merupakan anak-anak muda yang lahir pada rentang tahun 1997 sampai 2012, yang sebagian besar memiliki karakteristik adaptif, kreatif, teknologi-savvy, berpikiran terbuka, dan bersifat fleksibel.

 

Besarnya kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi orang tuanya menjadi sinyal akan pentingnya orang tua yang bekerja untuk memiliki dana pensiun sebagai jaminan kesinambungan penghasilan di hari tua, di samping pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak menyangkut kehidupan di masa pensiun. Tujuannya, agar anak memiliki pemahaman yang pas akan kondisi orangtuanya di hari tua.  Sekaligus si anak pun mulai memperhitungkan konsekensi yang harus dihadapi di anak saat bekerja. Minimal menyadari akan pentingnya mempersiapkan Tabungan hari tua.

 


Survei tentang kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi orang tuanya juga relevan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022 yang menyebutkan tingkat literasi Dana Pensiun sebesar 30,46%, namun tingkat inklusi hanya 5,42%. Oleh karena itu, Upaya edukasi dan meningkatkan kepesertaan dana pensiun di kalangan orang tua yang bekerja menjadi penting dioptimalkan.

 

“Survei kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi finansial orang tuanya di hari tua ini saya lakukan untuk memetakan tingkat psikologis anak terhadap ekonomi orang tua di masa pensiunnya. Ternyata, sebagaian besar Gen Z khawatir akan masa pensiun orang tuanya. Bahkan bisa jadi berpotensi, orang tua bergantung hidupnya pada anaknya yang Gen Z” ujar Syarifudin Yunus, Penelitia dana pensiun dan asesor LSP Dana Pensiun dalam rislinya (1/3/2025).

 

Melalui survei  ini, harapannya Gen Z memiliki kesadaran untuk mulai mempersiapkan masa pensiunnya. Di samping bersiap untuk ikut membantu kondisi ekonomi orang tuanya di masa pensiun. Karena itu, selain edukasi akan pentingnya dana pensiun untuk kesejahteraan di masa pensiun, tersedianya akses untuk memiliki dana pensiun pun menjadi perhatian Gen Z. Salam #YukSiapkanPensiun #PenelitianDanaPensiun #AsesorLSPDanaPensiun

 


NgabubuRead di Taman Bacaan, Ajak Anak Dekat denga Buku

Bulan puasa begini. Selain membaca buku umum, bagus juga bila rajin membaca Al Qur’an. Sebagai momen untuk membangun kesadaran membaca pada diri kita, yang mungkin sudah lama ditinggalkan. Membaca yang sering didiskusikan tapi tidak dilakukan. Membacalah di bulan puasa.

 

Ada yang bilang, membaca itu menjaga kewarasan. Sehat secara jasmani dan rohani. Jangan banyak banyak omong tanpa mau membaca. Jangan banyak bicara, apalagi hanya untuk meremehkan orang lain. Membacalah, agar kewarasan sebagai manusia tetap terjaga.

 

Maka, penting di zaman begini sediakan waktu untuk membaca. Mau masih sekolah atau sudah tamat sekolah, membaca tetap diperlukan. Membaca sebagai pengingat diri. Agar pikiran tetap terbuka dan enggak buntu. Seperti yang dijalankan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Melalui aktivitas “Ngabubu-Read Ramadan Ceria” sepanjang bulan puasa tahun 2025 ini mengingatkan pentingnya membaca buku di taman bacaan. Lebih dari itu, setiap Sabtu sore dilakukan khataman Al Qur’an secara keroyokan dan pembagian takjil untuk anak-anak pembaca aktif.

 

Ngabubu-Read di TBM Lentera Pustaka jadi momen bulan puasa untuk mendekatkan anak-anak dengan buku bacaan. Beragam aktivitas digelar, seperti tilawah, khataman, tausiyah, takjilan, dan buka puasa Bersama diharapkan mampu menggerakkan warga dan anak-anak lebih senang berada di taman bacaan. Agar selama bulan puasa, agendanya hanya ke taman bacaan. Ayo baca buku selama puasa!


 

Selama bulan puasa, membaca buku di TBM Lentera Pustaka berarti kita mengoptimalkan ibadah. Untuk selalu berlelah-lelah dalam membaca dan mengaji, bukan dengan lelah berharap kepada orang lain. Bila rajin membaca, sudah pasti akan mencapai titik kepuasan batin yang tidak ternilai. Hingga kebahagiaan segera datang mendekat. Tapi bila berharap pada manusia, sudah pasti lebih dekat dengan dengan rasa kecewa.

 

Mumpung masih diberi kesempatan bertemu bulan puasa, maka membacalah. Membaca di taman bacaan, selain menyenangkan juga menenangkan. Salam literasi!