Siapa yang menyangka, OJK mencatat kalangan usia lanjut (di atas 54 tahun) merupakan segmen peminjam pinjaman online (pinjol) dengan lonjakan kredit macet paling besar pada periode 2024, yakni naik 104% YoY menjadi Rp94,87 miliar. Tadinya, kita mengira pinjol hanya didominasi oleh kelompok milenial di usia 19-34 tahun dan pekerja produktif di usia 35-54 tahun. Ternyata, pensiunan di atas 54 tahun pun terlibat pinjol. Reaitas ini tentu harus jadi perhatian. Karena kalangan pensiunan masih mengandalkan pinjol sebagai sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuahn hidupnya sehari-hari.
Terus terus,
sangat memprihatinkan bila pensiunan
terlibat pinjol. Karena pensiunan sudah tidak punya gaji lagi, lalu dari mana
uang untuk membayar pinjaman online? Di sisi lain, inisiatif pensiunan memilih
pinjol menjadi bukti bahwa uang pensiun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya di hari tua. Bahkan dapat dikatakann pensiunan yang terjebak pinjol memang
tidak punya dana pensiun saat masih bekerja. Tidak ada perencanaan masa pensiun.
Sehingga pinjol dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah keuangan atau finansial
di hari tuanya. Ini berarti, dana pensiun bagi pekerja sangat penting disiapkan
dari sejak dini, dari saat meulai bekerja.
Di sisi
lain, mungkin tadinya pensiunan berpikir, anak-anaknya dapat membantu masalah
keuangannya. Tapi akibat beban biaya hidup yang kian membengkan, akhirnya anak-anaknya
tidak dapat membantu orang tuanya. Anak-anaknya
tidak lagi bisa membantu sepenuhnya kebutuhan orang tua, hanya alakadarnya.
Kondisi ini mengkonfirmasi survei yang ada di mana 1 dari 2 pensiunan sangat
menggantungkan transferan dari anaknya untuk biaya hidup sehari-hari (ADB, 2024).
Konsekuensinya, pensiunan jadi terlibat pinjol dan berpotensi menimbulkan
kredit macet alias tidak mampu bayar.
Pinjol jadi
pilihan pensiunan dikarenakan fasilitas pinjaman uang yang bersifat daring. Selain
tidak membutuhkan agunan, pinjol juga menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam
pengajuan dan pencairan dana. Sehingga menarik bagi pensiunan ang membutuhkan
dana mendesak. Cuma masalahnya, dari mana pensiun bisa membayar
cicilannya?
Belajar dari
kredit macet pinjol di pensiunan, mau tidak mau, harus jadi perhatian para
pekerja produktif. Siapapun yang masih bekerja harus mempersiapkan masa
pensiunnya sendiri. Karena itu, edukasi dan kemudahan akses tentang pentingnya
dana pensiun harus selalu disuarakan. Agar nantinya, para pekerja tidak
mengalami masalah keuangan di hari tua. Agar tidak terlibat pinjol di masa pensiun.
Karena bila di masa pensiun terlibat pinjol, pasti akan menimbulkan “masalah
baru” khususnya psikologis dan ekonomi di hari tua. Di masa pensiun bukannya
menikmati hari tua, justru punya masalah urusan pinjol.
Harus diakui, hingga kapanpun, pensiunan akan semakin sulit
untuk bisa menjalani masa pensiun dengan nyaman. Beberapa sebab yang
mendasarinya adlah 1) masih adanya beban tanggungan atau utang di masa pensiun, 2) tidak
punya dana pensiun saat masih bekerja, 3) pengelolaan keuangan yang belum
optimal, 4) literasi keuangan yang rendah, 5) inflasi yang tergolong tinggi, dan
6) gaya hidup yang konsumtif atau berlebihan.
Atas dasar
itu, edukasi pentingnya dana pensiun harus terus digalakkan ke semua
kalanganpekerja. Agar terhindar dari jeratan pinjol di hari tua sekaligus “memaksa
diri’ menyisihkan uang untuk hari tua, untuk masa pensiun. Patut diingat, masa
pensiun di Indonesia saat ini tergolong Panjang maka membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Belum lagi kondisi ekonomi yang tidak pasti dan memperhitungkan
daya beli yang semakin menurun di masa pensiun. Maka, dana pensiun penting
dipersiapkan sejak dini. Agar “kerja yes, pensiun oke”. Salam
#YukSiapkanPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar