Seorang kawan bertanya, apa setiap orang yang mau pensiun harus punya uang? Ya, sudah tentu saat pensiun harus punya uang. Karena saat pensiun kan kita tidak bekerja lagi, tidak punya gaji bulanan lagi. Maka uang pensiun harus ada, untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Bila pensiun punya uang kan bagus, agar tidak bergantung kepada anak atau orang tua. Agar tidak susah di hari tua, tidak kesulitan ekonomi di masa pensiun. Bila pensiunan punya uang yang cukup, kan ibadahnya jadi tenang.
Pensiun tidak harus kaya raya. Asal bisa
memenuhi kebutuhan hidup dan tidak merepotkan orang lain sudah cukup. Biar
sudah pensiun tetap bisa beli apa yang dimau, bisa bayar apa yang dimakan. Lagi
pula, bila hari tua kita tidak punya uang. Bisa jadi malah diremehkan orang,
jadi bahan gunjingan teman-teman sendiri. Makanya penting untuk tetap siapkan
ketersediaan uang di masa pensiun, mumpung masih punya waktu. Uang pensiun
penting untuk memastikan kita bisa hidup nyaman di hari tua, iyakan?
Nah, apa saat pensiun hanya uang yang
penting dan berpengaruh? Tentu tidak , sebab pensiun tidak semata-mata
bergantung pada uang. Siapapun yang mau pensiun juga harus siap secara emosional.
Mentalitasnya siap untuk pensiun, bisa mencari alternatif kegiatan untuk aktivitas
sehari-hari. Biar tidak post power syndrome. Karena sejatinya, pensiun itu sangat
dipengaruhi oleh factor emosional atau mentalitas. Bukan hanya uang.
Daniel Goleman, seorang psikolog
terkemuka di dunia menyebut. Selain urusan uang, setiap orang harus punya kecerdasan
emosional (emotional intelligence). Untuk mengenali, memahami, dan
mengelola emosinya sendiri dan orang lain. Bahkan penting pula kecerdasan
sosial, bagaimana interaksi dengan lingkungan sosial secara lebih konkret. Karena
biasanya, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih mampu
menghadapi tantangan, membangun hubungan yang baik, dan mencapai tujuannya. Tidak
mudah stress, tidak gelisah.
Masih ingat berita, tentang pensiunan Brigjen
TNI, yang tewas mengambang di perairan Marunda akibat mobilnya menceburkan diri
ke laut (10/1/2025). Apa beliau tidak punya uang pensiun, pastinya ada kan.
Lalu kenapa bisa terjadi? Mungkin ada faktor emosional atau sosial yang
memengaruhinya. Belajar dari realitas itu, maka penting pensiunan menyiapkan aspek
emosional dan sosial. Agar lebih stabil dalam berpikir dan bertindak.
Jadi jelas, pensiunan tidak cukup hanya punya uang. Tapi harus didukung dengan kecerdasan emosional dan sosial yang memadai. Kecerdasan emosional, harus diakui, menjadi variabel penting seorang pensiunan. Karena dengan emosi yang cerdas di hari tua, maka seorang pensiunan setidaknya punya 5 elemen penting untuk menjalani kehidupan di hari tua, seperti:
1. Adanya
penguasaan emosi, untuk mengendalikan dan mengatur emosi agar tidak mengambil
keputusan yang impulsif atau merugikan.
2. Adanya
kesadaran diri, untuk mengenali emosi diri sendiri, memahami kekuatan dan
kelemahan pribadi, sehingga dapat bertindak secara bijak.
3. Mampu
mengelola tekanan emosional, agar tetap tenang menjalani hari tua.
4. Punya
empati, untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain yang menjadi dasar
hubungan sosial yang baik.
5. Mampu
menjalin hubungan sosial, untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan membangun
hubungan yang positif.
Jadi, untuk menjalani masa pensiun yang
tenang dan nyaman tidak cukup hanya punya uang, Tapi harus siap secara emosional
dan sosial. Mulailah persiapkan, mau apa dan bagaimana di masa pensiun? Meski pensiunan
cerdas secara intelektual, tanpa adanya kecerdasan emosional yang baik, maka
sulit menjalani kehidupan di hari tua yang nyaman dan tenang. Jangan samapi stress
di masa pensiun. Siapkan kecerdasan emosional dan sosial untuk masa pensiun
dari sekarang. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar