Kemarin saat berdiskusi dengan relawan taman bacaan, ternyata penting untuk merawat optimisme dalam hidup. Bukan merawat pesimisme atau kepiluan. Ya, selalu optimis. Sebuah sikap untuk selalu berpikir positif dan mengharapkan hal-hal baik dalam hidup. Selalu ikhtiar untuk percaya pada diri sendiri dan tidak mudah putus asa. Orientasinya mencari solusi atas masalah, sehingga fokus pada masa sekarang dan masa depan.
Seperti mengajak anak-anak membaca buku di taman
bacaan pun tidak mudah. Butuh kesabaran, komitmen dan konsistensi. Jangankan
anak-anak, orang dewasa pun malas membaca. Karena itu, merawat sikap optimisme
adalah prinsip pertama dalam gerakan literasi dan aktivitas taman bacaan.
Jangan menyerah dan jangan berprasangka masyarakat tidak mendukung. Tugas kita
hanya ikhtiar dan ikhtiar yang baik, selebihnya bukan kuasa kita lagi.
Hidup juga harus optimis, bukan pesimis. Tidak
penting siapa yang pernah mengecewakan. Tidak penting siapa yang meleburkan
diri kita sampai ke titik tidak berdaya. Sebab yang harus dipahami adalah kita
pantas untuk semuanya, mampu untuk mengatasi apapun yang pernah terjadi.
Berhentilah mengeluh, stop merasa diri jadi korban
orang lain. Jangan larut dalam duka yang panjang, mengeluhkan semua yang
terjadi. Pindahkan pikiran dan melangkahlah lebih kencang. Rawatlah sikap
optimis, bukan pesimis. Tetap jaga pikiran positif, buang pikiran negatif.
Apapun dalihnya, bagaimanapun caranya.
Jangan merawat kepiluan. Karena tidak ada orang
yang peduli selain diri kita sendiri. Dan di depan, selalu ada skenario indah
untuk mereka yang telah melewati proses, suka duka, pahit dan manis.
Bertahanlah pada kebaikan dan tebarkan terus manfaat di mana pun. Karena the
show must go on.
Apapun, sama sekali tidak ada Maslaah yang tidak
bisa diatasi. Tidak akan pernah pula optimisme kalah dari pesimisme. Karena
esok, selalu ada cerita indah yang ditunggu banyak orang. Kisah yang bisa
dibagi sebagai pelajaran untuk orang lain. Cerita tentang pertempuran optimisme
mempecundangi pesimisme.
Di dunia ini, tidak ada yang selalu baik-baik saja.
Pasti ada cobaan, ada ujiannya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Biar
bagaimanapun, sikap jauh lebih penting daripada fakta. Pikirkan dan rawat
optimisme yang ada. Keluarlah dari perangkap kepiluan yang dibangun oleh
pikiran sendiri. Hingga sinar mentari datang menjemput dan membawa kita pergi
sambil tersenyum.
Ketahuilah, di luar sana. Masih banyak orang yang
dadanya tertancap pisau batin. Tapi masih mampu tertawa lepas hanya untuk
memberi kabar gembira untuk orang lain. Tetap semangat dan selamat berkiprah
dengan penuh optimis! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #RelawanTBM
#TamanBacaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar