Ketika ada yang tanya, apakah anak taman bacaan yang rajin baca harus juara kelas?
Saya langsung jawab
dengan tegas, tidak perlu. Karena taman bacaan bukan untuk menjadikan anak-anak
pintar lalu juara kelas karena rajib baca buku. Taman bacaan, khususnya di TBM
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak adalah tempat membentuk anak-anak agar
punya emosi – mental yang positif. Bila ada anak TBM yang juara kelas itu hanya
bonus, bukan tujuan utamanya.
EQ (Emotional Quotient)
jauh lebih penting daripada IQ (Intelligence Quotient). Hari gini, banyak orang
yang mengutamakan kecerdasan otak tapi tidak membangun kecerdasan emosionalnya.
Cerdas otak itu hanya bisa berpikir analisis dan kritis tanpa etika. Sebaliknya,
cerdas emosional itu tahu cara mengelola emosi dan menjalani hidup dengan
kualitas hubungan yang baik dengan orang lain. EQ diajarkan di TBM Lentera
Pustaka agar setiap anak yang membaca buku lebih punya empati, kesadaran diri, mampu
berkomunikasi, dan punya interaksi sosial yang baik. Sehingga nantinya, si
anak lebih realistis atas hidupnya, di samping mampu intrspeksi diri untuk
menjadi lebih baik.
Seperti yang terjadi di
TBM Lentera Pustaka, setiap anak bersebelahan membaca buku. Saling bergaul
dengan teman sebaya, dengan relawan, bahkan orang tua. Setiap diajarkan akhlak
dan karakter yang positif dalam membangun pergaulan dengan temannya di taman
bacaan bacaan. Memilih buku, tidak saling berebutan, antre, hingga bersholawat diajarkan
di TBM Lentera Pustaka. Bahkan setiap anak pun bisa berkreasi di taman bacaan. Jadi,
anak TBM tidak harus juara kelas. Asal mau membaca bersama dan bergaul di taman
bacaan sudah cukup. Itu pentingnya kecerdasan emosional anak yang diajarkan sejak
dini.
Anak-anak TBM Lentera
Pustaka sama seklai tidak dilatih untuk juara kelas. Tapi lebih ditekankan pada
membentuk EQ (kecerdasan emosional). Pendiri TBM Lentera Pustaka, Dr. Syarifudin
Yunus, M.Pd., yang juga dosen PBSI FBS Universitas Indraprasta PGRI selalu
menekankan pentingnya EQ daripada IQ, lebih penting kecerdasan emosional daripada
kecerdasan otak. Kenapa? Karena kecerdasan emosional dapat melatih setiap anak punya
emosi yang bagus, realistis, dan tetap rendah hati di segala keadaan. Kecerdasan
emosi pula yang bisa membuat anak mampu membangun kehidupan yang seimbang. EQ
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
fokus pada tujuan, di samping menjadi
landasan kecerdasan sosial (SQ).
Mungkin banyak orang
lupa. Sekolah tinggi untuk mengejar kecerdasan otak tapi meninggalkan
kecerdasan emosional. Pintar bicaranya, cerdas otaknya tapi tidak berguna untuk
orang lain. Sebaliknya, siapapun yang cerdas secara emosional pasti punya
empati, akhlak atau karakter yang kuat, termasuk berani menebar manfaat untuk orang
lain. Maka anak-anak taman bacaan tidka perlu juara kelas, asal mau bergaul dan
membaca buku di taman bacaan. Sejatinya, kecerdasan otak hanya ingin disebut
pintar. Sedangkan kecerdasan emosional itulah yang menjadikan seseorang sukses
ke depannya. Hanya kecerdasan emosioanl yang bisa menjaga Kesehatan fisik dan
mental sama kuatnya, tidak berat sebelah.
Di sekitar kita, mungkin
banyak orang yang cerdas otaknya, pintar intelektualnya. Tapi sayang di saat
yang sama, mereka kehilangan etika dan adab, Sehingga kepintarannya hanya digunakan
untuk merendahkan orang lain tanpa mau memberi Solusi terhadap masalah yang
dialami orang lain. Maka Sekali lagi, anak-anak taman bacaan tidak harus juara
kelas. Cukup punya kecerdasan emosi yang baik.
Penelitian sudah membuktikan, EQ yang baik berkontribusi 2 kali lebih
penting dalam mempengaruhi kesuksesan dibandingkan IQ. Karena EQ berperan penting
dalam proses menghadapi kehidupan sosial dan mampu berinteraksi dengan orang
lain. Sementara IQ kontribusinya hanya pada pemikiran analitis dan
kritis, Justru EQ yang penting untuk pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
Bila saja kita tahu,
bahwa kecerdasan emosional-lah yang akan menuntun siapapun menjadi orang yang
lebih baik, bukan kecerdasan otak. Bila mau sukses ya bangun kecerdasan emosi,
bila mau pintar Silakan perkuat kecerdasan otak. Maka di taman bacaan, jangan
abaikan kecerdasan emosi anak. Dan anak-anak taman bacaan, tidak harus jadi
juara kelas di sekolah. Cukup punya kecerdasan emosi yang baik dan berkualitas.
Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar