Apalah namanya, musibah atau cobaan pasti pernah dialami tiap manusia. Saat terjadi peristiwa yang menyedihkan. Mengalami kejadian yang tidak meng-enakkan. Entah sebab apapun, musibah bisa menimpa siapapun. Cobaan pasti dialami siapapun.
Sayangnya hari ini,
tidak banyak orang yang bisa menyikapi musibah atau cobaan dengan bijak.
Buru-buru curcol dan bertutur tentang musibahnya kepada orang lain.
Berkeluh-kesah, meminta bantuan pada orang lain. Bahkan sering kali emosi saat
tertimpa musibah atau cobaan. Begitulah adanya.
Terkadang, kita sering
lupa. Musibah atau cobaan sejatinya dapat menjadi rezeki jika direspon dengan
sikap sabar. Bila dijadikan batu lompatan untuk memperbaiki diri, muhasabah
diri. Karena musibah justru mengingatkan, untuk menjadi jalan kembali kepada Allah.
Tidak lebih tidak kurang.
Masih ingat kisah Nabi
Yusuf? Ketika dibuang saudara-saudaranya ke dalam sumur tua agar mati
kelaparan. Ternyata Nabi Yusuf tetap hidup dalam keadaan segar bugar.
Dipisahkannya dari ayahnya dengan harapan Nabi Yusuf dapat dilupakan. Ternyata
sang ayah semakin mengingatnya. Ditinggalkan di tengah hutan belukar yang sepi
tidak pernah dilewati orang lain, ternyata justru rombongan kafilah yang ramai
menemukannya. Nabi Yusuf dijual oleh kafilah tersebut sebagai budak, justru
akhirnya menjadi jalan baginya untuk menjadi raja
Apa yang dilakukan Nabi
Yusuf di setiap musibah atay episode kehidupannya? Beliau tidak melakukan
apa-apa. Hanya pasrah dengan segala kelemahan dirinya, tetap bertawakal kepada
Allah. Beliau selalu sabar saat tertimpa musibah. Sabar untuk menahan diri terhadap
apa yang dibenci.
Pelajaran itulah yang
menjadi pegangan pegiat literasi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor. Tiga tahun awal sejak berdiri di 2017, berapa banyak musibah dan cobaan
yang dialami. Dibenci, difitnah, bahkan dimusuhi orang-orang yang tidak suka
pada taman bacaan. Semuanya dibiarkan, diserahkan kepada-Nya. Asal TBM Lentera
Pustaka tetap berkiprah demi tegaknya kegemaran membaca anak-anak. Dan kini,
setelah 7 tahun berjalan, tidak kurang dari 200 orang setiap minggunya melayani
masyarakat, 6 hari seminggu beroperasi (kecuali Senin). Mulai dari aktivitas
taman bacaan, kelas prasekolah, berantas buta aksara, literasi digital,
koperasi simpan pinjam, hingga motor baca keliling. Alhamdulillah, TBM Lentera
Pustaka semakin berkembang semakin digemari masyarakat sebagai tempat yang
asyik dan menyenangkan.
Jadi, tidak usah
khawatir terhadap musibah atau cobaan di mana pun, atas sebab apapun. Cukup
sabar dan tawakal saja kepada-Nya. Hanya sabar dan tawakal yang bisa mengubah
mati menjadi hidup, lupa menjadi ingat, sepi menjadi ramai, bahkan budak
menjadi raja. Bila mau dari tidak punya jadi punya, dari tidak ada jadi ada.
Cukup bersabar dalam tawakal dan selalu bersyukur di segala keadaan. Tidak
perlu emosi, berghibah atau memfitnah dengan bicara yang tidak sesuai faktanya.
Insya Allah, musibah
berubah jadi rezeki. Mengubah musibah jadi berkah, bila dihadapi dengan diam
dan sabar. Karena prinsipnya, “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung)
bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu” (Al-Anfaal:64). Salam
literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar