Rabu, 09 Oktober 2024

Berkah, Menahan Diri dari Apa yang Dibenci

Apalah namanya, musibah atau cobaan pasti pernah dialami tiap manusia. Saat terjadi peristiwa yang menyedihkan. Mengalami kejadian yang tidak meng-enakkan. Entah sebab apapun, musibah bisa menimpa siapapun. Cobaan pasti dialami siapapun.

 

Sayangnya hari ini, tidak banyak orang yang bisa menyikapi musibah atau cobaan dengan bijak. Buru-buru curcol dan bertutur tentang musibahnya kepada orang lain. Berkeluh-kesah, meminta bantuan pada orang lain. Bahkan sering kali emosi saat tertimpa musibah atau cobaan. Begitulah adanya.

 

Terkadang, kita sering lupa. Musibah atau cobaan sejatinya dapat menjadi rezeki jika direspon dengan sikap sabar. Bila dijadikan batu lompatan untuk memperbaiki diri, muhasabah diri. Karena musibah justru mengingatkan, untuk menjadi jalan kembali kepada Allah. Tidak lebih tidak kurang.

 

Masih ingat kisah Nabi Yusuf? Ketika dibuang saudara-saudaranya ke dalam sumur tua agar mati kelaparan. Ternyata Nabi Yusuf tetap hidup dalam keadaan segar bugar. Dipisahkannya dari ayahnya dengan harapan Nabi Yusuf dapat dilupakan. Ternyata sang ayah semakin mengingatnya. Ditinggalkan di tengah hutan belukar yang sepi tidak pernah dilewati orang lain, ternyata justru rombongan kafilah yang ramai menemukannya. Nabi Yusuf dijual oleh kafilah tersebut sebagai budak, justru akhirnya menjadi jalan baginya untuk menjadi raja

 

Apa yang dilakukan Nabi Yusuf di setiap musibah atay episode kehidupannya? Beliau tidak melakukan apa-apa. Hanya pasrah dengan segala kelemahan dirinya, tetap bertawakal kepada Allah. Beliau selalu sabar saat tertimpa musibah. Sabar untuk menahan diri terhadap apa yang dibenci.

 


Pelajaran itulah yang menjadi pegangan pegiat literasi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiga tahun awal sejak berdiri di 2017, berapa banyak musibah dan cobaan yang dialami. Dibenci, difitnah, bahkan dimusuhi orang-orang yang tidak suka pada taman bacaan. Semuanya dibiarkan, diserahkan kepada-Nya. Asal TBM Lentera Pustaka tetap berkiprah demi tegaknya kegemaran membaca anak-anak. Dan kini, setelah 7 tahun berjalan, tidak kurang dari 200 orang setiap minggunya melayani masyarakat, 6 hari seminggu beroperasi (kecuali Senin). Mulai dari aktivitas taman bacaan, kelas prasekolah, berantas buta aksara, literasi digital, koperasi simpan pinjam, hingga motor baca keliling. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka semakin berkembang semakin digemari masyarakat sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan.

 

Jadi, tidak usah khawatir terhadap musibah atau cobaan di mana pun, atas sebab apapun. Cukup sabar dan tawakal saja kepada-Nya. Hanya sabar dan tawakal yang bisa mengubah mati menjadi hidup, lupa menjadi ingat, sepi menjadi ramai, bahkan budak menjadi raja. Bila mau dari tidak punya jadi punya, dari tidak ada jadi ada. Cukup bersabar dalam tawakal dan selalu bersyukur di segala keadaan. Tidak perlu emosi, berghibah atau memfitnah dengan bicara yang tidak sesuai faktanya.

 

Insya Allah, musibah berubah jadi rezeki. Mengubah musibah jadi berkah, bila dihadapi dengan diam dan sabar. Karena prinsipnya, “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu” (Al-Anfaal:64). Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar