Senin, 14 Oktober 2024

Pentingnya Digitalisasi Dana Pensiun

Buku “Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028” dari OJK sudah menegaskan salah satu arah pengembangan dana pensiun di Indonesia adalah “digitalisasi dana pensiun”. Karena dengan digitalisasi, dana pensiun dipastikan dapat memberikan layanan yang optimal kepada setiap peserta. Di samping dapat menjangkau peserta baru pada sektor informal dan individu. Maka ke depan, digitalisasi dana pensiun menjadi keharusan.

 

Tanpa mau men-generalisasi, ada pertanyaan publik atau peserta DPLK. Bagaimana cara mengecek saldo DPLK-nya, seperti di aplikasi JKM BPJS TK? Bagaimana bila ingin melakukan pengkinian data? Bagaimana bila ingin melaporkan bila kartu peserta DPLK hilang? Dan bagaimana mengetahui syarat-syarat pencairan manfaat pensiun? Dan bagaimana-bagaimana yang lainnya. Agar peserta lebih mudah dan publik bisa tahu, tentu digitalisasi dana pensiun memiliki peran penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas secara otomatis atau melalui chat layanan digital yang tersedia. Untuk mengecek konsen publik atau peserta DPLK, silakan diceka di https://www.youtube.com/watch?v=WnFWsjr_7lQ

 

Kita tahu bersama, saat ini OJK sedang melakukan kajian pendalaman pasar dana pensiun melalui “digitalisasi dana pensiun”. Selain menjadi prioritas pengembangan industri dana pensiun ke depan, digitalisasi dana pensiun penting untuk menggarap peserta individu baru dan mengoptimalkan layanan peserta dana pensiun. Untuk itu, inisiatif digitalisasi dana pensiun menjadi prioritas. Harus dikawan progress-nya dari waktu ke waktu. Agar industri dana pensiun terus berproses digital dan memastikan inisiatif digitalisasi berjalan sesuai rencana.

 

Untuk memulai digitalisasi dana pensiun, mungkin pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa menjadi alat ukur tentang digitalisasi dana pensiun:

1.       Apakah layanan DPLK sudah bisa dilakukan melalui digital, seperti pendaftaran peserat baru, perubahan arahan investasi, pengecekean saldo DPLK, dan pencairan manfaat DPLK ketika usia pensiun tiba?

2.       Apakah peserta bila mau menambah iuran sukarela DPLK bisa dilakukan secara sukarela?

3.       Atas sebab apaun, apakah peserta DPLK dimudahkan bila mau mengalihkan dananya ke DPLK lain?

4.       Apa saja informasi kepesertaan atau edukasi yang diberikan kepada peserta DPLK yang sudah menjadi peserta tahunan secara rutin?

5.       Bagaimana cara peserta DPLK eksisting tahu adanya layanan manfaat pensiun lain seperti dana pendidikan, dana perumahan, dana ibadah keagamaan atau dana kesehatan?

6.       Bagaimana solusi layanan digital dalam 5 tahun terakhir yang diberikan kepada peserta DPLK? Sebagai bagian untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan dana pensiun bagi peserta individu dan korporasi?

7.       Bagaimana kondisi keamanan data dan privasi data peserta DPLK yang ada saat ini?




Diskursus tentang digitalisasi dana pensiun, suka tidak suka, akan tiba pada waktunya. Karena rata-rata industru jasa keuangan sudah berada pada “orinetasi digital” bahkan “super apps”. Karena dengan digitalisasi dana pensiun maka: 1) dibutuhkan komitmen pendiri DPLK sebagai bagian revitalisasi bisnis DPLK pasca UU No. 4/2023 tentang PPSK dan POJK 27/2023 tentang Penyelengaraan Usaha Dana Pensiun, 2) sebagai bagian inisitiaf baru di DPLK untuk memebrikan layanan yang optimal, speerti iuran sukarela, manfaat lain, atau manfaat berkala, 3) sebagai bagian edukasi publik melalui digitalisasi khususnya kepada pekerja infomal dan individu, 4) menjadi bagian dari stratgei pemasaran baru dan menyediakan kemudahan akses membeli DPLK, dan 5) meningkatkan layanan peserta DPLK berbasis digital, utamanya untuk perubahan arahan investasi dan pencairan manfaat pensiun.

 

Memang benar, digitalisasi dana pensiun membutuhkan biaya yang besar. Tapi mungkin, sudah waktunya dana pensiun memprioritaskan digitalisasi dana pensiun. Selain untuk memastikan dana pensiun berjalan sesuai dengan regulasi terbarukan, pendiri dana pensiun pasti menginginkan dana pensiunnya terus bertumbuh dan bisa menjadi pilihan masyarakat ke depannya. Digitalisasi, adalah “jembatan” yang bisa menghubungkan pengelola dana pensiun dengan peserta. Sebuah konversi proses dari manual ke digital, dari berkas – dokumen ke online. Karena dengan digitalisasi, banyak hal yang bisa dioptimalkan dari proses bisnis dan layanan dana pensiun, termasuk informasi dan edukasi dana pensiun itu sendiri. Apalagi saat ini hampir semua bisnis sudah memprioritaskan digitalisasi. Sebuah pengembangan bisnis dengan menggunakan basis data dan layanan digital.

 

Melalui digitalisasi dana pensiun, tentunya beberapa bisnis proses dan pelayanan dana pensiun yang lebih berkualitas dan kompetitif dapat diraih. Mulai dari 1) pendaftaran peserta, 2) perubahan arahan investasi, 3) pengajuan pembayaran manfaat pensiun, 4) pengecekan dan informasi saldo, 5) laporan akumulasi dana peserta (login member), 6) pemetaan profil risiko peserta, 7) e-card kepesertaan, 8) penyediaan informasi investasi secara berkala, 9) edukasi dana pensiun, 10) progress pemasaran, dan 11) berbagai layanan administrasi kepesertaan dana pensiun lainnya. Sekalipun di awal berbiaya mahal, digitalisasi dana pensiun spiritnya adalah untuk menjadikan tata kelola dana pensiun lebih efisien dan efektif, di samping meningkatkan standar pelayanan (service level).

 

Semoga suatu saat nanti, dana pensiun atau DPLK punya layanan aplikasi agregator DPLK, di mana publik secara bebas bisa mebeli dan memilih DPLK yang diinginkannya. Karena melalui digitalisasi dana pensiun, tiap pemangku kepentingan di dana pensiun pasti akan lebih terlayani dan menjadi mudah untuk memiliki akses ke dana pensiun. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

 

Minggu, 13 Oktober 2024

Mengelola Taman Bacaan dengan Passion, Apa Maksudnya?

Hari ini di TBM Lentera Pustaka, sudah sampai pada kondisi "tidak ada lagi orang penting di taman bacaan". TBM sudah jadi ekosistem. Relawan datang dengan sendirinya, anak-anak otomatis membaca di TBM bila sudah jadwalnya. Dan ibu-ibu pun mengantar anaknya ke TBM bila sudah waktunya. Pendiri TBM Lentera Pustaka pun kini hanya menyusun program tahunan dan memastikan semua aktivitas TBM bisa dijalankan optimal.

 

Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Ketika siapapun menyukai keberadaannya di TBM. Bangga sll ada TBM-nya. Selalu senang atas apa yang dilakukannya di TBM. Dan bahkan menyukai cara yang dilakukannya di TBM. Itulah yang saya sebut PASSION di TBM. TBM yang dikelola dengan gairah, rasa cinta, dan semangat untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Sehingga tidak ada lagi orang yang dapat menggoyahkan eksistensi TBM itu sendiri. Bila TBM dikelola dengan passion, sudah pasti siapapun yang ada di dalamnya selalu antusias dan berdedikasi

 

 

Mungkin kedengarannya terlalu ideal. Tapi begitulah nyatanya yang ada di TBM Lentera Pustaka hari ini. Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Persis seperti tidak ada teori yang paling benar di taman bacaan. Karena setiap TBM punya konteks yang unik. Semua TBM berada pada prosesnya dan jalurnya masing-masing, sesuai demografi wilayahnya.

 

TBM manapun, bila sudah sampai pada titik "tidak ada orang penting di taman bacaan". Maka yang menggerakkan hanya komitmen dan konsisten dalam mengelolanya. Menjadikan TBM sebagai ladang amal semua orang. Sehingga eksistensi TBM tidak lagi sekadar tempat membaca. Tapi wajib "berdakwah" tentang literasi dan kegemaran membaca untuk masyarakat.

 

TBM Lentera Pustaka bersyukur dan bersyukur. Setelah 7 tahun berkiprah, punya relawan yang berdedikasi. Anak-anak pembaca aktif dari 4 desa yang luar biasa. Dan para ibu yang begitu literat, mau antar anaknya ke TBM. Dari waktu ke waktu, tumbuh dan berkembang menjadi TBM yang "berpijak di bumi". Membesarkan taman bacaan dari aksi dan eksekusi, bukan taman bacaan yang besar di narasi dan diskusi. Karenanya, hanya 3 (tiga) elemen penting yang dijaga di TBM Lentera Pustaka. Yaitu 1) ada anak-anak, 2) ada buku-buku, dan 3) ada komitmen dalam mengelola TBM. Berdiri di kaki Gunung Salak Bogor, awalnya TBM Lentera Pustaka hanya jadi tempat baca 14 anak usia sekolah. Tapi kini memiliki tidak kurang 200-an anak pembaca aktif, 70 ibu-ibu pengantar anak ke TBM, dan 20 wali baca-relawann yang menjalan 15 program literasi 6 hari dalam seminggu, seperti TABA, KEPRA, GEBERBURA, MOBAKE, YABI, JOMBI, Literasi Finansial, Literasi Digital, bahkan Ramah Difabel.

 

Kemarin di 4 Okt 2024, salah seorang penguji seminar hasil penelitian disertasi saya bertanya. Apa indikator terpenting pengelolaan taman bacaan? Saya menjawab dengan lantang, "saat tidak ada lagi orang penting di taman bacaan". TBM yang dikelola dengan hati dan melibatkan banyak orang di dalamnya. TBM yang dikelola dengan PASSION, bukan AMBITION. Begitu salah satu hasil penelitian disertasi saya berjudul "Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan" yang sebentar lagi ujian terbuka. 

 


 

Saya bukan orang penting di TBM Lentera Pustaka. Saya hanya melakukan apa yang harus saya kerjakan di taman bacaan sekalipun tidak sempurna. Daripada tidak melakukan apapun dengan sempurna.

 

Terima kasih relawan, terima kasih anak-anak dan orang ibu. Semoga sehat dan berkah semuanya, amiin. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #PenggerakLiterasi #TamanBacaan

 




Tata Kelola TBM, Tidak Ada Lagi Orang Penting di Taman Bacaan

Hari ini di TBM Lentera Pustaka, sudah sampai pada kondisi "tidak ada lagi orang penting di taman bacaan". TBM sudah jadi ekosistem. Relawan datang dengan sendirinya, anak-anak otomatis membaca di TBM bila sudah jadwalnya. Dan ibu-ibu pun mengantar anaknya ke TBM bila sudah waktunya. Pendiri TBM Lentera Pustaka pun kini hanya menyusun program tahunan dan memastikan semua aktivitas TBM bisa dijalankan optimal.

 

Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Ketika siapapun menyukai keberadaannya di TBM. Bangga selalu ada TBM-nya. Selalu senang atas apa yang dilakukannya di TBM. Dan bahkan menyukai cara yang dilakukannya di TBM. Itulah yang saya sebut PASSION di TBM. TBM yang dikelola dengan gairah, rasa cinta, dan semangat untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Sehingga tidak ada lagi orang yang dapat menggoyahkan eksistensi TBM itu sendiri. Bila TBM dikelola dengan passion, sudah pasti siapapun yang ada di dalamnya selalu antusias dan berdedikasi

 

 

Mungkin kedengarannya terlalu ideal. Tapi begitulah nyatanya yang ada di TBM Lentera Pustaka hari ini. Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Persis seperti tidak ada teori yang paling benar di taman bacaan. Karena setiap TBM punya konteks yang unik. Semua TBM berada pada prosesnya dan jalurnya masing-masing, sesuai demografi wilayahnya.

 

TBM manapun, bila sudah sampai pada titik "tidak ada orang penting di taman bacaan". Maka yang menggerakkan hanya komitmen dan konsisten dalam mengelolanya. Menjadikan TBM sebagai ladang amal semua orang. Sehingga eksistensi TBM tidak lagi sekadar tempat membaca. Tapi wajib "berdakwah" tentang literasi dan kegemaran membaca untuk masyarakat.

 

TBM Lentera Pustaka bersyukur dan bersyukur. Setelah 7 tahun berkiprah, punya relawan yang berdedikasi. Anak-anak pembaca aktif dari 4 desa yang luar biasa. Dan para ibu yang begitu literat, mau antar anaknya ke TBM. Dari waktu ke waktu, tumbuh dan berkembang menjadi TBM yang "berpijak di bumi". Membesarkan taman bacaan dari aksi dan eksekusi, bukan taman bacaan yang besar di narasi dan diskusi. Karenanya, hanya 3 (tiga) elemen penting yang dijaga di TBM Lentera Pustaka. Yaitu 1) ada anak-anak, 2) ada buku-buku, dan 3) ada komitmen dalam mengelola TBM. Berdiri di kaki Gunung Salak Bogor, awalnya TBM Lentera Pustaka hanya jadi tempat baca 14 anak usia sekolah. Tapi kini memiliki tidak kurang 200-an anak pembaca aktif, 70 ibu-ibu pengantar anak ke TBM, dan 20 wali baca-relawann yang menjalan 15 program literasi 6 hari dalam seminggu, seperti TABA, KEPRA, GEBERBURA, MOBAKE, YABI, JOMBI, Literasi Finansial, Literasi Digital, bahkan Ramah Difabel.

 

Kemarin di 4 Okt 2024, salah seorang penguji seminar hasil penelitian disertasi saya bertanya. Apa indikator terpenting pengelolaan taman bacaan? Saya menjawab dengan lantang, "saat tidak ada lagi orang penting di taman bacaan". TBM yang dikelola dengan hati dan melibatkan banyak orang di dalamnya. TBM yang dikelola dengan PASSION, bukan AMBITION. Begitu salah satu hasil penelitian disertasi saya berjudul "Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan" yang sebentar lagi ujian terbuka. 

 



 

Saya bukan orang penting di TBM Lentera Pustaka. Saya hanya melakukan apa yang harus saya kerjakan di taman bacaan sekalipun tidak sempurna. Daripada tidak melakukan apapun dengan sempurna.

 

Terima kasih relawan, terima kasih anak-anak dan orang ibu. Semoga sehat dan berkah semuanya, amiin. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #PenggerakLiterasi #TamanBacaan

 




Antrean 70 Ibu Ikut Penyuluhan Ayo Membaca di TBM Lentera Pustaka, Perkuat Literasi Masyarakat

Telah terjasi antrean panjang untuk mengikuti Penyuluhan Ayo Membaca di taman bacaan, kok bisa? 

TBM Lentera Pustaka hari ini menggelar “Penyuluhan Ayo Membaca untuk Kaum Ibu” yang diikuti 70 ibu-ibu dari 4 desa di Kecamatan Tamansari Kab. Bogor untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam kegiatan literasi (13/10/2024). Bertempat di Rooftop Baca TBM Lentera Pustaka, penyluhan ini menghadirkan narasumber: Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka) dan dimoderatori Kak Ai (Wali Baca TBM). Penyuluhan Ayo Membaca yang diikuti 70 kaum ibu ini menjadi event ke-5 dalam program Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI.

 

Tujuan utama penyuluhan membaca ini adalah mengajak para ibu untuk mengantar anak-anaknya ke taman bacaan untuk membaca. Sehingga membaca bisa menjaga keseimabngan aktivitas keseharian anak di rumah, ada sekolah ada bermain dan ada membaca buku. Para ibu yang menjadi peserta sangat antusias dengan penyuluhan ini dan menunjukkan komitmennya untuk meramaikan TBM Lentera Pustaka dengan mengajak anaknya ke taman bacaan.

“Penyuluhan Ayo Membaca ini digelar untuk para ibu, agar mau mengantar dan mengajak anaknya ke taman bacaan. Sebagai cara TBM Lentera Pustaka melibatkan para ibu untuk memperkuat literasi masyarakat. Para ibu adalah aset penting taman bacaan yang dipelihara, selain ana-anak yang membaca tentunya. Ayo membaca di TBM Lentera Pustaka” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera di sela acara hari ini di Bogor.

 

Dalam pemaparannya, Syarifudin Yunus menjelaskan manfaat membaca bagi anak-anak diantaranya untuk menambah kosakata dari teks buku bacaan, di samping dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak-anak. Dengan membaca, anak-anak pun terlatih untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau berpikirnya. Agar aktivitas keseharian anak menjadi seimbang, antara main dan membaca buku.

 


“Saya senang bisa ikut penyuluhan Ayo membaca di TBM Lentera Pustaka, jadi paham apa pentingnya membaca bagi anak-anak. Insya Allah, saya akan ajak anak saya ke taman bacaan. Biar tidak main melulu sehari-sehari” kata Ibu Mayang, salah satu peserta Penyuluhan Ayo Membaca.  

 

Seperti diketahui, TBM Lentera Pustaka selama sebulan penuh menyelenggarakan Festival Literasi BACA EUY sebagai implementasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI yang melibatkan 400 warga dan anak-anak usia sekolah. Festival Literasi BACA EUY berlangsung dari 6 - 27 Oktober 2024 yang meliputi program: 1) penguatan literasi masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi.

 

Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menghadirkan 8 (delapan) program andalan dengan narasumber dari berbagai kalangan untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BanpemLiterasi #KomunitasPenggerakLiterasi




Banpem Literasi di TBM Lentera Pustaka Libatkan 50 Anak Usia Sekolah Berdongeng

Sebagai bagian penguatan literasi masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah, TBM Lentera Pustaka menggelar “Penguatan Kemampuan Dongeng” yang diikuti 50 anak usia sekolah di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka Bogor (13/10/2024). Bertindak sebagai narasumber Kak Rere (Finalis Duta Baca Kab. Bogor – Mahasiswa UNJ) dengan moderator Kak Resa (Relawan TBM). Penguatan kemampuan dongeng ini menjadi event ke-4 dalam Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI.

 

Sebagai cerita fiksi, dongeng sangat penting dilatih ke anak-anak sebagai cara sederhana memacu kreativitas dan imajinasi anak. Selain bersifat sederhana, cerita dongeng dapat dituturkan secara lisan. Sehingga dapat melatih kemampuan komunikasi anak.

 

“Hari ini, saya ajarkan anak-anak TBM Lentera Pustaka berdingeng. Selain untuk memahami apa itu dongeng? Tiap anak juga diminta untuk membacakan dongeng sesuai isi cerita dan gaya cerita masing-masing anak. Asal pesan ceritanya sampai ke audiens” ujar Kak Rere saat memaparkan materinya.

 

TBM Lentera Pustaka memandang penting meningkatkan kemampuan dongeng anak-anak usia sekolah karena dongeng memiliki pesan moral yang pas untuk anak di samping bisa menjadi hiburan di taman bacaan. Selain itu, dongeng juga sekaligus mewariskan budaya dan pemikiran sebagai sarana memacu imajinan anak-anak. Makanya dongeng  bisa dikategorikan bagian dari literasi budaya.

 


Seperti diketahui, TBM Lentera Pustaka selama sebulan penuh menyelenggarakan Festival Literasi BACA EUY sebagai implementasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI yang melibatkan 400 warga dan anak-anak usia sekolah. Festival Literasi BACA EUY berlangsung dari 6 - 27 Oktober 2024 yang meliputi program: 1) penguatan literasi masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi.

 

Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menghadirkan 8 (delapan) program andalan dengan narasumber dari berbagai kalangan untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BanpemLiterasi #KomunitasPenggerakLiterasi

 



Sabtu, 12 Oktober 2024

Uniknya Banpem Literasi, TBM Lentera Pustaka Latih Menulis dan Siapkan Buku Kisah Nyata Relawan

Sebagai bagian penguatan komunitas literasi, TBM Lentera Pustaka menggelar “Pelatihan Menulis untuk TBM” yang diikuti 30 relawan, mahasiswa, dan karang taruna yang berkiprah di TBM Lentera Pustaka Bogor (12/10/2024). Dibuka oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka, kegiatan pelatihan menulis ini menghadirkan narasumber: Kak Alwi (Penulis 3 Buku – Alumni Unindra) dan dimoderatori Nuraini (Relawan TBM). Pelatihan Menulis menjadi event ke-3 dalam Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI.

 

Pelatihan menulis merupakan keterampilan penting bagi relawan TBM untuk menyuarakan kiprahnya secara sosial di taman bacaan. Selain untuk menuangkan ide dan gagasannya selama berada di TBM, menulis bisa memacu pengembangan cara berpikir kritis dan kreativitas dalam berkomunikasi. Antusiasme peserta pelatihan, terlihat dari pertanyaan yang diajukan cukup banyak. Di akhir kegiatan, para relawan pun langsung menulis 1 orang 1 artikel atas kiprahnya di taman bacaan selama ini.

 

Dari pelatihan menulis ini, TBM Lentera Pustaka akan menerbitkan buku Kumpulan kisah nyata relawan yang berjudul “Relawan TBM Menulis untuk Literasi” sebagai penguatan literasi masyarakat. Buku itu, nantinya menjadi potret perjuangan relawan saat mengabdikan diri di taman bacaan. Saat membimbing dan melayani anak-anak yang membaca, di samping memotivasi dan bermain bersama di taman bacaan.

 

“Alhamdulillah, relawan TBM Lentera Pustaka bisa kumpul semua di pelatihan menulis untuk TBM. Hal ini terjadi berkat Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI. Semoga dari pelatihan menulis ini, kita akan menerbitkan buku kisah relawan di TBM” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor hari ini.

 


Seperti diketahui, TBM Lentera Pustaka selama sebulan penuh menyelenggarakan Festival Literasi BACA EUY sebagai implementasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI yang melibatkan 400 warga dan anak-anak usia sekolah. Festival Literasi BACA EUY berlangsung dari 6 - 27 Oktober 2024 yang meliputi program: 1) penguatan literasi masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi.

 

Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menghadirkan 8 (delapan) program andalan dengan narasumber dari berbagai kalangan untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Nantikan event ke-4 Festival Literasi BACA EUY, yaitu “Pelatihan AYO MEMBACA Kaum Ibu” dan ke-5 “Penguatan Kemampuan Dongeng” yang diikuti 70 ibu-ibu dan 50 anak usia sekolah. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BanpemLiterasi #KomunitasPenggerakLiterasi




Kamis, 10 Oktober 2024

Penguatan Belajar Calistung Banpem Literasi, Ajak Anak Kelas Prasekolah Senang Berada di Taman Bacaan

Sebagai bagian dari penguatan literasi masyarakat, TBM Lentera Pustaka siang ini menggelar "Penguatan Belajar Calistung" yang diikuti 40 anak-anak usia KElas PRAsekolah (KEPRA) di Bogor (10/10/2024).  Event ke-2 dalam Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI ini, menghadirkan narasumber Kak Mega (Wali Baca dan Mahasiswa Bogor) dan moderator Kak Zhia (Wali Baca). Selain menonton video edukatif, semua anak diajak bermain bersama sambil belajar baca tulis hitung dengan gembira.

 

Penguatan belajar calistung ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang ramah anak sehingga membuat taman bacaan kian semarak. Menjadikan taman bacaan yang akrban dengan anak-anak. Maka wajar. anak-anak Kelas PRAsekolah di TBM Lentera Pustaka terus bertambah karena dampak positif yang diperoleh anak-anak secara langsung. Dari belajar menggunakan media gambar, menonton video, diajak untuk aktif berbicara atau sekadar ber-ekspresi sambil bernyanyi.

 

Dan yang paling penting, di TBM Lentera Pustaka, anak-anak yang belajar selalu diajak dalam kondisi asyik dan menyenangkan. Agar taman bacaan memainkan peran sebagai tempat yang ramah anak-anak, sekaligus membangun aktivitas literasi yang lebih berkualitas.

 

“Anak-anak kelas prasekolah di sini belum SD tapi sudah dibekali belajar calistung. Diajarkan aktualisasi diri dan sopan santun. Penting banget, taman bacaan bisa jadi tempat belajar yang menyenangkan sehingga anak-anak antusias ke taman bacaan. Inilah manfaat Banpem Literasi, pengalaman literasi masyarakat semakinn dikuatkan” ujar Kak Mega, narasumber Pembelajaran Calistung di Bogor hari ini.

 


Seperti diketahui, TBM Lentera Pustaka selama sebulan penuh menyelenggarakan Festival Literasi BACA EUY sebagai implementasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI yang melibatkan 400 warga dan anak-anak usia sekolah. Festival Literasi BACA EUY berlangsung dari 6 - 27 Oktober 2024 yang meliputi program: 1) penguatan literasi masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi.

 

Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menghadirkan 8 (delapan) program andalan dengan narasumber dari berbagai kalangan untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Nantikan event ke-3 Festival Literasi BACA EUY, yaitu “Pelatihan Menulis untuk Taman Bacaan” sebagai keterampilan penting pegiat literasi yang akan diikuti 30 relawan dan mahasiswa pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Dan event ke-4 Penguatan Kemampuan Dongeng yang diikuti 50 anak usia sekolah dan event ke-5 Penyuluhan Ayo Membaca untuk Kaum Ibu yang diikuti 70 ibu-ibu pada Minggu, 13 Oktober 2024. Salam literasi #BelajarCalistung #TBMLenteraPustaka #BanpemLiterasi #BadanBahasa #KomunitasPenggerakLiterasi

 


Pegiat Literasi di Bogor Bikin Disertasi Kupas Tata Kelola Taman Bacaan, Apa Hasilnya?

Berangkat dari pertanyaan sederhana, bagaimana cara mengukur efektif atau tidaknya aktivitas taman bacaan? Di sisi lain, karena beluma pernah ada evaluasi tata kelola taman bacaan masyarakat secara kualitatif sebagai cara untuk meningkatkan peran taman bacaan di masyarakat. Bahkan di tengah maraknya taman bacaan di Indonesia, maka diperlukan adanya faktor-faktor baru dalam tata kelola taman bacaan untuk meningkatkan minat baca anak-anak dan masyarakat. Atas “novelty” penelitian itulah, Syarifudin Yunus, mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) Bogor menyusun disertasi yang tergolong langka, mengupas soal efektivitas tata kelola taman bacaan.

 

Bertajuk “Implementasi Model CIPP untuk Meningkatkan Tata Kelola Taman Bacaan Masyarakat”, hari ini Pascasarjana Unpak  menggelar seminar nasional 49th Webinar Series in Education Management yang dihadiri 262 peserta dari seluruh Indonesia (10/10/2024). Seminar nasional ini untuk memperkuat “uji publik” atas disertasi Syarifudin Yunus yang berjudul “Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan Masyarakat” dan kini memasuki babak akhir.

 

Bertindak sebagai keynote speaker, Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata (Dekan Sekolah Pascasarjana Unpak) menegaskan pentingnya peran taman bacaan di era digital. Untuk itu, penelitian terkait kesenjangan antara harapan dan kenyataan di taman bacaan harus terus digalakkan. Agar dapat meningkatkan kualitas SDM di zaman yang berubah.

 

“Disertasi tentang taman bacaan ini menarik, karena jarang yang meneliti. Dan kali ini, mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak bisa menguraikannya. Agar berguna bagi peningkatan tata kelola taman bacaan” ujar Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata saat membuka acara seminar nasional.

 

Dalam webinar ini, narasumber pertama, Prof. Dr. Sri Setyaningsih, M.Si (Kaprodi Manajemen Pendidikan S3 – Universitas Pakuan) menegaskan pentingnya peningkatan tata kelola taman bacaan di era revolusi industri. Karena itu, peran taman bacaan harus ditingkatkan di tengah masyarakat.

 

Narasumber kedua, Prof. Dr. Rais Hidayat, M.Pd. (Kaprodi Manajemen Pendidikan S2 – Universitas Pakuan) pun menegaskan pentingnya manajemen taman bacaan yang profesional agar memberi dampak nyata kepada masyarakat. Melalui materi “Menyuarakan Taman Bacaan sebagai Gerakan Literasi untuk Merdeka Belajar”, Prof. Rais menuturkan pegiat taman bacaan harus siap mau dibawa ke mana gerakan literasi dan tradisi membaca di era Merdeka Belajar di Indonesia.

 


Sebagai pemateri diseminasi dalam seminar ini, Syarifudin Yunus menulis disertasi terkait efektivitas tata kelola taman bacaan masyarakat didasari atas pemikiran “bagaimana cara mengukur efektif atau tidaknya suatu taman bacaan?”. Sementara banyak orang mempersoalkan minat baca rendah tapi ketersediaan akses bacaan diabaikan. Karena itu, disertasi Syarifudin Yunus ditujukan untuk menjawab belum adanya penelitian ilmiah yang melakukan evaluasi terhadap tata kelola taman bacaan masyarakat. Hasil penelitian ini sangat penting untuk bukan hanya meningkatkan minat baca tapi juga kegemaran membaca secara konkret. Penelitian kualitatif disertasi tentang evaluasi berbasis model CIPP ini dilakukan secara alamiah, melalui studi dokumen, wawancara, observasi, kuesioner, dan focus group discussion dengan melibatkan regulator, pengelola taman bacaan, dan pengguna layanan taman bacaan.

 

Syarif sebagai promovendus yang juga Pendiri TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor ini, dalam disertasinya menyebutkan efektivitas tata kelola taman bacaan hanya “cukup” (belum mencapai efektif). Maka dari 23 komponen CIPP yang dibedah, disertasi ini merekomendasikan 13 (tiga belas) faktor penting untuk meningkatkan tata kelola taman bacaan masyarakat. Agar taman bacaan ke depan, dapat meningkatkan minat baca masyarakat, di samping mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia di masa datang. Sekaligus meningkatkan peran taman bacaan di mata masyarakat.

 

Setelah momen seminar diseminasi ini, Syarifudin Yunus dengan bimbingan Prof. Dr. Ir. Didik Notosudjono, M.Sc (Promotor) dan Dr. Martinus Tukiran M.T. (kopromotor) akan melanjutkan ke tahap ujian tertutup dan terbuka untuk meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan dari Pascasarjana Universitas Pakuan. Salam literasi #DisertasiTamanBacaan #TBMLenteraPustaka #WebinarTamanBacaan




Rabu, 09 Oktober 2024

Berkah, Menahan Diri dari Apa yang Dibenci

Apalah namanya, musibah atau cobaan pasti pernah dialami tiap manusia. Saat terjadi peristiwa yang menyedihkan. Mengalami kejadian yang tidak meng-enakkan. Entah sebab apapun, musibah bisa menimpa siapapun. Cobaan pasti dialami siapapun.

 

Sayangnya hari ini, tidak banyak orang yang bisa menyikapi musibah atau cobaan dengan bijak. Buru-buru curcol dan bertutur tentang musibahnya kepada orang lain. Berkeluh-kesah, meminta bantuan pada orang lain. Bahkan sering kali emosi saat tertimpa musibah atau cobaan. Begitulah adanya.

 

Terkadang, kita sering lupa. Musibah atau cobaan sejatinya dapat menjadi rezeki jika direspon dengan sikap sabar. Bila dijadikan batu lompatan untuk memperbaiki diri, muhasabah diri. Karena musibah justru mengingatkan, untuk menjadi jalan kembali kepada Allah. Tidak lebih tidak kurang.

 

Masih ingat kisah Nabi Yusuf? Ketika dibuang saudara-saudaranya ke dalam sumur tua agar mati kelaparan. Ternyata Nabi Yusuf tetap hidup dalam keadaan segar bugar. Dipisahkannya dari ayahnya dengan harapan Nabi Yusuf dapat dilupakan. Ternyata sang ayah semakin mengingatnya. Ditinggalkan di tengah hutan belukar yang sepi tidak pernah dilewati orang lain, ternyata justru rombongan kafilah yang ramai menemukannya. Nabi Yusuf dijual oleh kafilah tersebut sebagai budak, justru akhirnya menjadi jalan baginya untuk menjadi raja

 

Apa yang dilakukan Nabi Yusuf di setiap musibah atay episode kehidupannya? Beliau tidak melakukan apa-apa. Hanya pasrah dengan segala kelemahan dirinya, tetap bertawakal kepada Allah. Beliau selalu sabar saat tertimpa musibah. Sabar untuk menahan diri terhadap apa yang dibenci.

 


Pelajaran itulah yang menjadi pegangan pegiat literasi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiga tahun awal sejak berdiri di 2017, berapa banyak musibah dan cobaan yang dialami. Dibenci, difitnah, bahkan dimusuhi orang-orang yang tidak suka pada taman bacaan. Semuanya dibiarkan, diserahkan kepada-Nya. Asal TBM Lentera Pustaka tetap berkiprah demi tegaknya kegemaran membaca anak-anak. Dan kini, setelah 7 tahun berjalan, tidak kurang dari 200 orang setiap minggunya melayani masyarakat, 6 hari seminggu beroperasi (kecuali Senin). Mulai dari aktivitas taman bacaan, kelas prasekolah, berantas buta aksara, literasi digital, koperasi simpan pinjam, hingga motor baca keliling. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka semakin berkembang semakin digemari masyarakat sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan.

 

Jadi, tidak usah khawatir terhadap musibah atau cobaan di mana pun, atas sebab apapun. Cukup sabar dan tawakal saja kepada-Nya. Hanya sabar dan tawakal yang bisa mengubah mati menjadi hidup, lupa menjadi ingat, sepi menjadi ramai, bahkan budak menjadi raja. Bila mau dari tidak punya jadi punya, dari tidak ada jadi ada. Cukup bersabar dalam tawakal dan selalu bersyukur di segala keadaan. Tidak perlu emosi, berghibah atau memfitnah dengan bicara yang tidak sesuai faktanya.

 

Insya Allah, musibah berubah jadi rezeki. Mengubah musibah jadi berkah, bila dihadapi dengan diam dan sabar. Karena prinsipnya, “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu” (Al-Anfaal:64). Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Senin, 07 Oktober 2024

Jadi Relawan TBM, Lebih Baik Menebar Manfaat daripada Membungkuk dalam Doa

Halo teman-teman pegiat literasi, apa kabarnya nih? Semoga sehat-sehat selalu ya.

 

Kemarin, ada yang bertanya. Kenapa saya berkiprah di taman bacaan? Jawabannya sederhana. Saya sudah coba semua pergaulan. Mulai dari nongkrong di kafe-kafe sesama teman sekolah, ikut komunitas sana-sini hingga punya banyak agenda. Bahkan bikin “geng” dengan hobi yang sama. Ehh ujungnya, ternyata enaknya hanya untuk diri sendiri.

 

Sejak itu, saya mulai cari aktivitas yang enaknya bukan bukan diri sendiri tapi untuk orang lain. Akhirnya, bertemulah dengan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Di situlah, saya mulai berkiprah jadi relawan-nya. Ikutan terjun langsung, berbuat baik dan menebar manfaat ke sekitar 200-an orang setiap hari Minggu. Sekalipun kata orang,jadi relawan itu jalan sunyi pengabdian. Tapi saya selalu percaya, taman bacaan inilah yang mempersatukan saya dengan relawan-relawan lain yang bekerja atas hati nurani, bukan sekadar logika.

 

Banyak yang bilang, mau jadi apa berkiprah di taman bacaan? Tidak apa-apa, memang berkiprah di taman bacaan sifatnya sosial. Tidak ada untungnya. Tapi saya yakin, ratusan anak-anak yang ada di taman bacaan bakl punya masa depan yang lebih baik akibat rajin membaca buku. Dan saya akhirnya, bisa bertemu dengan orang-orang baik, yang kerjanya mengajak baca anak-anak dan melayaninya tanpa pamrih.

 

Tahu nggak? Setelah jadi relawan TBM Lentera Pustaka, saya justru makin paham. Ternyata bahagia itu bukan diukur dari materi atau uang. Bukan pula dilihat dari untung-rugi saat mengerjakan sesuatu. Tapi terletak pada perbuatan baik dan tebaran manfaat yang kita lakukan terus-menerus kepada orang lain. Mau melakukan yang baik dengan cara yang baik. Mengerjakan yang bermanfaat untuk alasan yang bermanfaat pula. Begitulah niatnya jadi relawan taman bacaan.

 

Ada benarnya kalimat bijak yang pernah saya baca di rak buku TBM Lentera Pustaka. Katanya, jadilah orang kuat tapi tidak kasar. Bersikaplah baik tapi tidak lemah. Jadilah orang yang berani tapi tidak menakut-nakuti. Bersikplah rendah hari tapi jangan rendah diri. Dan silakan bangga asal tidak sombong. Ternyata itu benar, dan saya memperolehnya setelah menjadi relawan TBM Lentera Pustaka setelah 3 tahun terakhir ini. Sungguh luar biasa dan sulit dibandingkan dengan apapun,

 


Terus terang nih sahabat. Setelah berkiprah di TBM Lentera Pustaka selama ini. Saya makin yakin. Jika kita menyadari betapa kuatnya pikiran kita untuk menebar manfaat ke orang lain, maka kita tidak akan pernah memikirkan hal-hal yang negatif.. Memang tidak mudah berkiprah di taman bacaan tapi nikmati saja prosesnya. Terbukti banget, bila kita hanya bersedia melakukan apa yang mudah, ternyata hidup malah jadi sulit. Tapi sebaliknya bila kita bersedia melakukan apa yang sulit, justru hidup jadi lebih mudah. Lagi-lagi, itulah yang saya rasakan setelah jadi relawan TBM Lentera Pustaka.

 

Saya pun dapat pelajaran penting, setelah jadi relawan taman bacaan. Bahwa perbuatan baik yang paling sederhana seperti mendampingi anak-anak yang membaca buku jauh lebih kuat daripada seribu kepala yang membungkuk dalam doa. Karena faktanya esok, kita tidak hidup dengan apa yang kita dapatkan. Tapi kita bisa membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan. Sekalipun hanya berkiprah di taman bacaan. Melayani anak-anak yang membaca buku dan warga yang datang ke taman bacaan.

 

Jadi, apa yang saya mau bilang? Intinya, saat berkiprah di taman bacaan harus punya energi yang luar biasa. Pikiran, sikap dan mental yang pantang menyerah. Jangan rapuh dengan keadaan dan tantangan yang ada. Jangan bergantung terlalu banyak kepada orang lain. Karena kekuatan itu ada pada diri kita sendiri, tentu dengan dukungan komitmen dan konsistensi sepenuh hati. Karena di taman bacaan, kita tidak sedang mengendalikan orang lain. Tapi justru sedang mengendalikan dan memperbaiki diri sendiri, atas alasan apapun.

 

Dan tidak kalah penting, seberapa pun sumbangsih yang kita berikan di taman bacaan. Jangan pernah kita merasa memilikinya, agar tetap langgeng dan selalu bergairah untuk berbuat baik dan menebar manfaat secara terus-menerus … Salam literasi #TBMLenteraPustaka #RelawanTBM #PengerakLiterasi #BacaBukanMaen