Bila ada orang yang menggergaji kayu, apakah kita menyebutnya sebagai tukang? Tentu tidak, karena baru sekali menggergaji kayu. Bisa jadi dia tidak tahu teknik menggergaji yang benar.
Begitu juga bila kita
melihat, seseorang yang menanam satu pohon padi di sawah. Apakah kita akan
langsung menyebutnya seorang petani? Pasti tidak, karena hanya sekali menanam.
Bisa jadi dia belum tahu tentang bercocok tanam. Petani yang baik pasti tidak menanam
hanya satu kali dan selesai. Petani yang mahir adalah orang-orang yang
terus-menerus mengolah tanah, menanam, merawat, dan memanen dari tahun ke
tahun. Tindakan-tindakan berulang itulah yang membuat mereka disebut petani
sejati.
Makin jelas kan. Tidak
cukup kita menyebut satu tindakan baik sebagai kebiasaan. Kita disebut tukang
ngopi karena ngopi setiap hari dan berulang. Kita disebut pekerja karena tiap
hari berangkat pagi pulang sore. Disebut anak sekolah karena setiap hari berangkat
pagi, belajar di kelas dan memakai seragam. Maka begitu pula, anak-anak yang
membaca. Disebut pembaca aktif karena seminggu 3 kali secara rutin membaca di
TBM Lentera Pustaka. Kita disebut driver motor baca keliling, bila secara rutin
selalu berkendara motor sediakan akses bacaan ke kampung-kampung.
Kita adalah apa yang
kita lakukan berulang kali. Hingga terbentuk karakter kita dari apa yang kita
lakukan secara konsisten, bukan dari satu atau dua tindakan. Melakukan tindakan
adil satu kali, tentu tidak otomatis menjadi orang yang adil. Tapi bila berulang
kali bersikap adil, maka itulah karakternya.
Kita adalah hasil dari
kebiasaan kita. Siapapun yang mau jadi orang baik ya harus melatih diri untuk
selalu berbuat baik berulang kali, hingga baik itu menjadi kebiasaanya. Karena
baik itu aksi bukan narasi.
Apa artinya? Berarti
kita harus memilih dengan hati-hati apa yang kita lakukan berulang kali. Karena
itulah yang membentuk karakter diri kita. Hari-hari terus berulang dan
berganti, tinggal kita mau pakai untuk apa? Yang jelas, harus berulang kali
bukan hanya sekali. Biarpun hanya tindakan kecil dengan menyediakan akses
bacaan ke anak-anak, asal berulang kali itulah karakter kita.
Karakter adalah hasil
dari tindakan kecil yang dilakukan terus-menerus. Buah dari perbuatan kecil
yang berulang kali. Maka, kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Jadi
kebiasaan yang bukan hanya berdampak sesaat. Tapi membentuk siapa diri kita di
masa depan nantinya.
Bacalah berulang-ulang
kali, maka kita bisa jadi pembaca. Uruslah taman bacaan kita berulang kali,
maka kita disebut pegiat taman bacaan. Tapi bila kita kerjanya ngobrol setiap
hari, maka kita pantas disebut tukang ngobrol. Salam literasi. #TBMLenteraPustaka
#KomunitasPenggerakLiterasi #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar