Seorang tetangga dekat TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor hampir setiap pagi ngedumel. Pasalnya, pohon-pohon pisang yang ditanamnya tidak berbuah. Pohonnya tumbuh, daunnya bagus, dan menjulang. Namun musim buah tiba, justru pohon-pohon pisang yang ditanamnya sama sekali tidak ada yang berbuah. Tidak ada yang bisa dipanen. Tumbuh tapi tidak berbuah.
Itu hanya sepenggal
kisah nyata. Mungkin, ada banyak pohon lain yang ditanam dan tumbuh tapi tidak
ada buahnya. Seharusnya, pohon apapun yang ditanam tidak cukup hanya tumbuh.
Tapi harusnya berbuah, agar bisa dinikmati bersama, bisa dibagikan ke orang lain.
Atau dijual ke pasar.
Pohon pisang ditanam,
dirawat dan tumbuh agar berbuah dan bisa dipanen. Bukan hanya daunnya bagus
atau menjulang tinggi karena buah pisang itulah yang memberi manfaat. Agar bisa
dimakan atau dibagikan ke orang lain. Maka begitu pula seharusnya ilmu pengetahuan.
Harus bermanfaat untuk orang lain.
Jadi, ilmu pengetahuan
itu seperti pohon pisang? Iya, harusnya begitu. Ilmu pengetahuan tidak cukup
hanya dipelajari, ditimba dan dimiliki. Tapi semestinya diterapkan dalam
tindakan nyata. Karena ilmu, kita jadi tahu apa apa yang benar dan apa yang
baik agar bisa “berbuah”. Maka ilmu yang dimiliki, bila tidak diterapkan persis
seperti “pohon pisang tanpa buah”. Tumbuh, tapi tidak memberi manfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain.”
Ada benarnya, ilmu tanpa
tindakan beluk jadi apa-apa. Niat baik tanpa eksekusi pun tidak berguna
apa-apa. Persis, seperti pohon pisang tanpa buah. Maka ilmu pengetahuan tidak
cukup untuk tahu apa yang benar. Tapi mampu diterapkan dalam tindakan sehari-hari.
Tahu keadilan tapi tidak bertindak adil. Tahu membaca buku itu baik tapi tidak
dilakukan. Dan tahu peduli itu bagus tapi bersikap tidak peduli. Mana ada benih
yang subur tapi tidak pernah ditanam. Kita sering lupa, ilmu pengetahuan sehat
apapun yang dimiliki hanya bisa mencapai tujuannya bisa diikuti tindakan nyata.
Bukan hanya dipelajari setinggi-tingginya tapi tanpa ada manfaatnya bagi orang
lain. Seperti pohon pisang yang ditanam pasti keren bila menghasilkan buah yang
segar dan menyehatkan.
Apapun itu, tindakan
nyata atau perilaku adalah buah dari ilmu pengetahuan. Tanpa tindakan nyata,
ilmu pengetahuan sama sekali tidak akan pernah berubah dan bermanfaat.
Di sekitar kita, banya
orang cerdas. Banyak orang punya wawasan luas. Pendidikannya tinggi, bahkan
omongannya selangit. Retorikanya sebakul, persis kayak debat di TV-TV. Tapi
sayang, semuanya hanya sebatas di kepala dan di omongan. Tanpa aksi nyata dan tindakan
nyata. Tanpa punya manfaat banyak untuk orang lain. Hanya sibuk bilang,
harusnya begini harusnya begitu tanpa tanpa pernah mengerjakannya.
Hati-hati, ilmu pengetahuan tanpa diwujudkan dalam tindakan persis seperti pohon pisang tanpa buah. Potensinya ada tapi tidak pernah direalisasikan. Waktunya punya tapi tidak digunakan untuk yang bermanfaat. Tenaganya kuat tapi tidak untuk menolong yang lah. Pikirannya keren tapi tidak ada gunanya untuk kaum yang tertinggal. Dan uangnya ada tapi tidak bermanfaat untuk yang membutuhkan. Kita sering lupa, ijazah itu hanya bukti bahwa kita pernah sekolah. Tapi bukan bukti bahwa kita sudah mengerjakan ilmu yang sudah dipelajari dan dikuasai. Kita memang punya ijazah tapi mungkin belum bertindak nyata untuk orang lain.
Apapun alasannya,
tindakan adalah cara kita menerapkan ilmu pengetahuan. Untuk membuatnya nyata
dalam kehidupan. Seperti buah pisang yang dapat dilihat, dirasakan, dan
dinikmati. Agar benar-benar berarti dan bermanfaat. Begitulah yang direnungkan
sekarang driver MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka saat sediakan
akses bacaan ke Kp. Sinarwangi Desa Sukajadi Kec. Tamansari Kab. Bogor. Salam
literasi #MotorBacaKeliling #TBMLenteraPuskata #KomunitasPenggerakLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar