Ini sekadar nasihat literasi di pagi hari. Bahwa bila hati kita baik, maka kita tidak akan memperlakukan orang dengan tidak baik. Sekalipun ada orang ynag berbuat jahat kepada kita, maka kita tidak akan membalas kejahatannya. Lebih baik diam atau menjauh dari kejahatan.
Karena sejatinya, hanya
orang yang tidak bahagia dengan dirinya sendiri yang mampu berbuat jahat
terhadap orang lain. Dalam banyak riset, orang yang senang membenci dan gemar
bermusuhan terbukti adalah manusia yang tidak bahagia. Mereka yang suka memancing
emosi orang atau gemar mem-bully orang lain adalah individu yang sangat tidak
bahagia. Bahagia itu bukan di pikiran apalagi di mulut. Tapi tercermin dari prasangka
baik dan perbuatan baik sehari-harinya. Tanya saja, berapa banyak kebaikan yang
dibuat sehari-harinya?
Allah memang menciptakan
dunia ini penuh dinamika. Setiap orang memiliki takdirnya dan diberi kesempatan
beramal untuk menemukan kebahagiaannya sendiri, Sesuai jalan hidupnya dan
kebiasaan sehari-hari. Orang yang terlihat baik hari ini, belum tentu benar-benar
baik hari esok. Orang yang terlihat buruk hari ini, belum tentu pasti buruk
hari esok. Karena setiap kita tidak akan tahu akan takdir. Hanya Allah Yang
Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Maka apapun, cukup lakukan apa yang
menjadi kewajiban kita sebaik-baiknya. Selanjutnya biarlah Allah yang
menentukan mana yang pantas dan mana yang terbaik untuk kita.
Nabi bersabda, “Siapa yang
telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, dia akan dimudahkan untuk
beramal amalan orang yang berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan
sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal amalan
orang yang sengsara.” (al-Bukhari: 1274).
Rugilah orang yang
sehari-harinya gemar berbuat jahat atau tidak baik. Tanpa pernah mau
membiasakan diri berbuat baik dan menebar manfaat. Jiwanya sempit, pikirannya
buruk. Hidupnya tidak realistis dan selalu membandingkan dirinya dengan orang
lain. Sehari-harinya penuh keluh-kesah dan berprasangka buruk terhadap orang
lain. Lupa, baik dan kebaikan itu harus dibiasakan, dilatih dan disediakan “ruang”
dalam dirinya, Agar kebahagaian hakiki bisa diraih.
Seperti berkiprah di taman
bacaan, Selain untuk menyediakan akses membaca anak-anak, sekaligus menjadi sarana
untuk melatih diri selalu berbuat baik dan menebar manfaat. Karena baik memang
harus diikhtiarkan, bukan hanya sebatas omongan. Baik harus diperjuangkan
terus-menerus, apalagi di tengah zaman begini. Sesungguhnya, selalu ada saja
cara Allah membahagiakan hamba-Nya, menghapuskan tangis kita, melegakan hati
kita. Asal kita mau berbuat baik kepada sesama dan terus berbaik sangka sembari
berdoa kepada-Nya.
Jadilah baik di mana pun,
Karena baik adalah obat bagi orang lain dan penawar sedih untuk kita. La Tahzan
Innallaha ma'ana. Teruslah berbuat baik
dan perbanyaklah doa. Agar kita tergolong orang yang mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Dan bersabarlah kepada mereka yang menjadi tabir penghalang
kebahagiaan kita. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #MotorBacaKeliling
#BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar