Banyak orang sekarang pandai bicara. Bahkan tidak sedikit yang terlalu banyak bicara. Omong ini omong itu. Topiknya bisa lompat-lompat. Ngomongin pilpres, negara, pendidikan, korupsi, hingga agama. Segala rupa diomongin. Ternyata, hanya mahir dalam teori.
Terlalu gampang percaya pada pikirannya sendiri. Terpengaruh otak,
sehingga terlibat pada percakapan yang tidak bermakna atau tidak produktif.
Teorinya banyak tapi praktiknya kosong. Senang sebatas niat baik tanpa aksi
nyata. Akibat terlalu banyak teori, akhirnya keliru dengan praktik.
Lahiriah manusia, sering kali
tidak seindah batinnya. Ucapan suara yang merdu tidak jarang menjauhkan diri
dari lakonnya. Teori-teori yang bergelimpangan di meja seminar. Justru sering
kali menjauhkan diri dari praktik-praktik baik yang seharusnya segera
dieksekusi. Sering kali kita, mahir dalam teori tapi keliru dengan praktik. Mau
sampai kapan?
Entah kenapa, rasionalisme
kini berubah menjadi ambisi. Logika mengakar sebagai kepercayaan. Obsesi dan
mimpi menyetubuhi raga yang arogan. Hingga lupa esensi, bahwa manusia hanya
disuruh ikhtiar. Disuruh melakukan apa yang diomongkan. Mengubah niat baik jadi
aksi nyata. Bertumpu pada perbuatan bukan pelajaran. Agar tidak lagi mahir
dalam teori tapi keliru dengan praktik.
Kita, saya, dan Anda. Bisa
jadi hari ini, sudah terlalu jauh memilih jalan untuk “menuhankan pikiran tanpa
campur tangan kebatinan”. Percaya pada logika tanpa ada kemanusiaan.
Mengumpulkan jasmani, mengosongkan rohani. Mengumpulkan akal tapi mengabaikan nurani.
Hingga berujung mahir dalam teori, keliru dengan praktik.
Apalah namanya, literasi atau
membaca. Sama sekali tidak ampuh bila didekati dengan teori. Tidak lagi berdaya
bila disajikan sebatas narasi dan diskusi. Bahkan literasi selalu mati suri
bila dibarengi dengan obsesi. Hanya praktik, praktik, dan praktik yang bisa
menyelamatkan literasi. Selalu membumi dan tetap fokus pada esensi bukan
seremoni. Literasi hanya bisa bertahan bila tetap dieksekusi. Literasi yang
substansi, tidak lagi teori. Spirit itulah yang hingga kini dijunjung tinggi
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.
Praktik literasi, bukan lagi teori.
Pergilah dari teori ke
praktik. Perbanyaklah perbuatan daripada pelajaran. Karena teori hanya mampu
mengurai realita sepertinya terlihat ideal. Tapi hanya praktik yang mampu
menguji teori benar atau tidak di lapangan. Maka jauhi mahir dalam teori,
keliru dengan praktik. Jadilah literat. Salam literasi #BacaBukanMaen
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar