Kasus perundungan alias bullying terhadap siswa Binus School Serpong oleh seniornya lagi viral. Polres Metro Tangerang Selatan turun tangan dan mengusutnya. Anak artis Vincent Rompies pun terlibat. Apapun perundungan sama sekali tidak bisa ditoleransi. Apalagi di sekolah, sudah ratusan kasus perundungan terjadi. Bahkan ada belasan siswa yang meninggal dunia akibat kasus perundungan. Kenapa sih perundungan masih terjadi?
Segala bentuk tindakan agresif yang dilakukan dengan sengaja
dan berulang kali dengan tujuan untuk melukai atau mengakibatkan
ketidaknyamanan pada orang lain itulah perundungan. Selain secara fisik,
perundungan bisa terjadi secara lisan atau cara lain. Siapapun korban perundungan,
selalu ada intimidasi, tekanan, dan paksaan. Sangat traumatis saat dirundung.
Jelas, perundungan adalah kriminal dan penindasan!
Merundung, pasti pelakunya merasa sok berkuasa. Sok lebih
kuat dari yang lain. Merasa orang lain lebih lemah darinya. Fenomena
perundungan dalam segala bentuknya banyak terjadi. Jangan di sekolah, di
lingkungan kerja atau masyarakat pun sering terjadi. Apalagi perundungan secara
lisan sangat gampang dideteksi di media sosial atau kelompok orang yang gemar
berghibah atau gosip. Sekali lagi, perundungan harus ditolak keras!
Cenderung melakukan penindasan dan kekerasan kepada orang
lain, itulah ciri terpenting perundungan. Ada banyak sebab, kenapa perundungan
masih terjadi? Diantara sebabnya adalah 1) pola asuh orang tua yang tidak sehat,
anak yang terlalu dibebaskan atau kekurangan kasih sayang, 2) pengalaman pernah
menjadi tindak kekerasan, 3) memiliki rasa percaya diri yang rendah, 4) sulit
dalam bersosialisasi, 5) iri dan benci pada orang lain, 6) pengaruh pergaulan dari
orang-orang sekitarnya, dan 7) pengaruh dari game atau tontonan yang
tidak sesuai dengan usianya. Bila ada anak-anak dengan kondisi seperti itu,
maka sangat berpotensi terlibat perundungan.
Suka tidak suka, sekolah dan masyarakat harus peduli untuk mencegah
terjadinya perundungan yang terus-menerus. Kasihan anak-anak Indonesia bila
dihadapkan ancaman perundungan, apalagi di sekolah. Maka untuk mengatasi
perundungan, peran sekolah dan Masyarakat sangat penting. Diantaranya adalah
dengan memfasilitasi kegiatan anak-anak yang positif, membangung lingkungan pergaulan
yang sehat. Orang dewasa harus terlibat dalam pendidikan anak. Untuk mengajarkan
cara bergaul yang baik, menghindari pemakaian gawai yang berlebihan,
mengajarkan bahaya kekerasan, membangun rasa percaya diri anak, memberi contoh
baik, hingga mengkampanyekan anti perundungan.
Sebagai ikhtiar mencegah perundungan, Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor mengambil peran sosial untuk
mengkampanyekan anti perundungan, tidak boleh ada bullying di taman bacaan. Mendekatkan
anak-anak dengan buku bacaan, memberi nasihat dan motivasi kebaikan, hingga
menyediakan ruang sosialisasi anak-anak untuk ber-ekspresi. Secara sosial,
taman bacaan punya peran besar untuk mengisi aktivitas anak-anak melalui
kegiatan yang positif. Di samping bisa menjadi solusi bagi orang tua untuk
mendidik anak. Cukup dengan menyuruh dan mengajak anak-anak membaca buku di
taman bacaan, sesuai dengan jam baca yang dijadwalkan. Karena di taman bacaan,
selalu ada contoh baik untuk anak-anak.
Katakan tidak untuk perundungan di mana pun, atas alasan
apapun. Jangan pernah merasa lebih berkuasa, sehingga melampiaskan kekuatan
fisik atau amarah kepada orang lain. Selalu ingin mendominasi orang lain, hingga
tidak mampu mengontrol diri. Karena di balik setiap perundungan, pasti ada korban
pasti ada orang lain yang dirugikan.
Perundungan atau bullyin, apapun alasannya adalah tindakan
tidak manusiawi. Mari ciptakan lingkungan sosial yang bebas dari perundungan.
Jangan saling menyakiti, saling menjatuhkan. Teruslah berbuat baik dan menebar
manfaat kepada sesama, Salam literasi #AntiPerundungan #BacaBukanMaen
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar