Hidup di era media sosial, lebih banyak anehnya dari[ada warasnnya. Ada orang berbuat salah kok malah diejek, dijadikan bahan candaan. Makin aneh lagi, ketika ada orang lain bahkan saudara kita berbuat dosa atau maksiat malah dijadikan bahan gibah atau perbincangan. Lupa untuk bertanya pada diri sendiri, apa kita lebih baik dari orang lain yang digibahi?
Jangan suka mencemooh orang yang berbuat dosa. Jangan
menghina orang yang salah. Itu soal akhlak, soal adab. Apalagi meremehkan orang
lain yang dianggap keliru. Lalu dengan sombong berkata, “Kamu kok bisa mengambil hak orang lain? Aku sih jelas tidak
mungkin.”
Saya atau kita, sungguh belum tentu lebih baik dari
orang lain. Karena sejatinya, bisa jadi orang lain tidak tahu apa yang kita
lakukan. Atau kita yang memang berhasil menutupi kebobrokan kita. Maka jangan
mencemooh orang lain yang berbuat salah. Apalagi bisa jadi, orang lain yang
berbuat dosa iotu sudah bertaubat. Sudah berhasil memperbaiki diri dan mengambil
hikmah dari kesalahannya. Hati-hati, jangan memperolok-olok orang yang salah.
Ketahuilah, “Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia
tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi
no. 2505).
Bantulah orang yang salah menjadi benar. Bantulah
orang yang tidak baik jadi lebih baik. Bukan malah heboh menggunjingkannnya. Apalahi
mencela dan terlalu banyak berkomentar dengan menerka-nerka saja. Menambah-nambah
omongan yang tidak sepenuhnya benar. Hindari bersikap cemooh atas kesalahan
orang lain. Lebih baik diam atau menasehati. Lalu berharap ada kebaikan sesudah
kesalahannya.
Memberi solusi, bukan malah menggunjingkannya. Itulah
prinsip yang diusung Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki
Gunung Salak Bogro. Tanpa sengajar, ada kaum ibu buta huruf maka dibukan kelas
belajar baca dan tulis. Ada anak yatim yang terancam putus sekolah, maka dibina
dan disantuni setiap bulan. Ada kaum ibu yang terjebak rentenir, maka didirikan
koperasi simpan pinjam. Bahkan ada kaum ibu yang tidak bis abaca Al Quran, maka
dibuka kelas melek Al Quran. Termasuk anak-anak yang tadinya hanya main dan
tidak punya tempat membaca buku, kini berduyun-duyun seminggu 3 kali membaca
buku di taman bacaan. Jangan cemooh mereka tapi bantu mereka.
Sekarang ini banyak orang
berdalih menasihati tapi menjelek-jelekkan. Merasa peduli tapi menggibahi kesalahan
orang lain. Ada yang senang melihat orang susah, ada pula yang gembira bila orang
lain bermasalah. Harus diingat, menasehati itu berarti ingin orang lain jadi
baik. Sementara menjelek-jelekkan berarti ada kesombongan diri dan merasa diri
lebih baik dari orang lain. Hati-hati, jangan mencemooh kesalahan orang lain.
Tapi nasehatilah agar menjadi lebih baik.
Dan sadarilah. Bila orang
lain salah, kita belum tentu benar. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar