Alhamdulillah, akhirnya setelah berjuang selama 4 tahun pas. Kemarin Minggu (1/5/2023), saya telah lulus dan diwisuda sebagai sarjana statistik (S.Stat) dari FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Dihadiri kedua orang tua saya, kakak, adik, dan pacar, wisuda saya jadi momen yang luar biasa. Untuk memasuki dunia kerja yang nya, di samping tetap belajar untuk kehidupan yang lebih baik.
Kuliah dan wisuda, bagi saya adalah satu kesatuan.
Bila pernah masuk kampus, maka harus ada masa untuk keluar kampus. Kuliah dan
wisuda selalu memberi pelajaran. Bahwa hidup siapapun tidak selalu
berjalan dengan mulus. Selalu ada tantangan dan kendala itu biasa. Seperti
halnya sinar mentari di langit, yang terkadang bisa tertutup oleh awan mendung. Tapi apapun kondisinya,
semua harus dijalani. Tanpa banyak mengeluh apalagi berdiam diri.
Terus terang, saya kuliah bukan untuk mengubah dunia.
Wisuda pun bukan untuk menjadi sukses atau kaya. Tapi kuliah dan wisuda hanya jadi
jawaban atas hidup saya. Bahwa tidak ada jalan
pintas ke tempat yang layak dituju. Maka di situ, pendidikan jadi penting tentu
dengan landasan iman dan akhlak.
Saya belajar, karena tidak semua yang saya harapkan
akan menjadi kenyataan. Terkadang Allah SWT membelokkan rencana saya.
Tapi saya tahu, bahwa itu lebih baik dari yang saya rencanakan. Sebab itu saya
belajar menerima semunya dengan suka cita. Saya belajar, karena cobaan
itu pasti datang dalam hidup saya. Terkadang Allah SWT harus menguji saya. Tapi
saya paham bahwa semua itu tidak akan melampaui kekuatan saya. Sebab itu saya
belajar menghadapinya dengan sabar. Saya belajar, agar tidak ada
kejadian yang harus disesali dan ditangisi. Karena semua rancangan-Nya yang
sangat indah bagi saya.
Semasa kuliah, sering terjadi pada saya. Bahwa
kesalahan itu mendorang kita untuk mencari tahu sesuatu yang benar. Bahwa jatuh
itu mengingatkan kita, agar hati-hati dan waspada. Bahwa kegagalan itu memberi
tahu, barangkali cara yang kita tempuh keliru. Dan kesenangan pun mengajarkan
untuk tidak terlena. Agar tetap fokus pada tujuan. Begitulah, kehidupan seperti
bangku-bangku kuliah. Selalu ada kebenaran, kesalahan, pengetahuan, wawasan, suka,
duka, kejujuran bahkan kebohongan. Semua yang terjadi semassa kuliah, menjadi
saya pembelajar yang kokoh. Belajar tentang cara bangkit dari kegagalan, cara
berbenah dari kesalahan, dan cara bertahan dalam ketidakpastian.
Dan kini, alhamdulillah. Saya pun telah melewati perjalanan
masa-masa kuliah. Dengan segala kondisinya, dengan segala suka dukanya. Esok,
saya pun harus Bersiap untuk menempuh perjanan baru di dunia kerja. Untuk
berkiprah secara nyata dan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.
Kini saya baru sadar dan paham. Akan pentingnya
pendidikan dan ilmu. Seperti ungkapan
bijak. Bahwa bila kita ingin merencanakan masa depan untuk 1 hari ke depan maka
masaklah nasi. Bila kita ingin merencanakan masa depan untuk 1 tahun ke depan
maka tanamlah padi. Bila kita ingin merencanakan masa depan untuk 10 tahun ke
depan maka tanamlah pohon. Tapi bila kita ingin merencanakan masa depan tanpa
batas tahun maka ilmu dan agamalah yang ditanamkan. Alhamdulillah – Farid Nabil
Elsyarif, S.Stat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar