Selain rasa haru dan bersyukur, jujur saya sudah tidak lagi sanggup berkata-kata. Setelah kemarin Minggu (1/5/2023), saya dan keluarga menyaksikan langsung wisuda anak kedua saya Farid Nabil Syarif, S.Stat (sarjana statistik) di Kampus Univesritas Brawijaya (UB) Malang. Setelah 4 tahun berjuang kuliah, dia akhirnya mengucap janji wisudawan. Atas gelar sarjana yang diraihnya dari Prodi Statistika FMIPA UB.
Alhamdulillah wa syukrulillah, terima kasih
Ya Allah. Sungguh, tidak mudah bagi Farid
anak saya untuk bisa merampungkan kuliah dalam waktu 3 tahun 10 bulan. Apalagi
berjuang sendiri di kota yang jauh dari Jakarta, jauh dari orang tua. Belum
lagi, pahit getir yang dialaminya, seperti batu kerikil yang menusuk kaki
telanjang. Perih dan mungkin menyakitkan. Tapi hanya bekal tekad-semangat dan
iman-akhlak yang luar biasa, akhirnya Farid mampu menuntaskan kuliahnya. Apapun
yang terjadi, dia hanya tahu untuk tidak pernah mundur saat sudah melangkah.
Haru dan mata pun berkaca-kaca, saat nama
Farid Nabil Elsyarif dipanggil untuk menaiki panggung Gedung Samantha Krida
Kampus UB. Meraih ijazah dari Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, Rektor UB dan Ratno Bagus Edy
Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D., Dekan FMIPA UB. Di hadapan tidak kurang 800 wisudawan dan 2.000
orang tua, kuncir toga yang dikenakan
sudah berpindah, maka semuanya terbayar sudah. Rasa bahagia dan bangga pun tidak
bisa kami sembunyikan lagi. Toga untuk Farid, sama sekali tidak ada yang bisa
menghentikannya.
“Terima kasih Nak, Karena kamu telah menuntaskan
tanggung jawab Abi atasmu. Kamu telah menabur senyum bangga dan Syukur untuk
Ibu, untuk kakak Fahmi dan adikmu Farah” saya membatin sambil mengabadikan
prosesi wisudanya dengan handphone. Tuntas sudah perjuangan dan kerja keras Abi
untuk memastikan kamu mencapai puncak prestasi dalam belajar. Biarlah waktu waktu
yang mencatat suka-duka yang mengiringi perjalananmu selama kuliah di Malang.
Cukup katakan, alhamdulillah untuk semuanya. Insya Allah, doa Abi dan Ibu
selalu menyertaimu. Semoga kamu tetap diberi sehat wal afiat dan berhasil
meraih cita-cita yang diimpikan. Tentu, berkat petunjuk dan ridho Allah SWT.
Karena hari esok dan masa depan memang ada di tanganmu, Nak.
Sedikit cerita ke belakang, Nak. Sepertinya
baru kemarin Abi dan Ibu menggendong kamu sambil bersenandung cinta di rumah. Bermain
bersama di rumah, hingga jalan-jalan ke pantai, ke gunung. Saat kamu masih
bayi, Abi selalu melantunkan ayat suci Al Quran di telingamu. Selalu ikhtiar
sekuat tenaga untuk bisa mendidik kamu dengan baik walau ada kekurangannya.
Tapi asal kamu tahu Nak, tiap tetes pipis bayi Farid dan raut wajah ceria
selalu menjadi energi penghapus lelah raga dan kepenatan jiwa Abi. Tapi kini, semua
itu tinggal cerita. Cukup untuk dikenang dan menjadi sejarah kita.
Selamat wisuda Farid Nabil Elsyarif,
S.Stat. Kamu adalah “permata” keluarga. Selalu memancarkan Cahaya dan tetap
bersinar di mana pun berada. Jadilah Cahaya untuk keluarga dan orang lain dalam
kebaikan dan kemanfaatan. Jadikan ilmu dan gelar sarjana yang kamu raih sebagai
cara untuk tetap bertahan dalam hidup. Namun di saat yang sama, ketahuilah bahwa
tidak ada sekolah atau kampus yang bisa mengajarkan bagaimana
cara Abi dan Ibu membesarkan anak-anaknya. Untuk mendidik Farid, Kak Fahmi dan
adikmu Farah.
Seusai wisudamu. tidak ada kado istimewa
dari Abi atau Ibu. Hanya tulisan ini yang bisa kamu baca kapan saja di google.
Sebagai motivasi dan mengenang sejarah kita bersama. Sebagai nasihat dan tanda
pelukan cinta Abi dan Ibu. Bukan hanya untuk kenangan. Tapi bisa jadi
"bacaan indah' tentang kita.
Maka izinkan Abi berpesan untuk Farid. Tetaplah
sederhana dan berbakti kepada Ibu dan Abi. Bantulah kakak Fahmi dan lindungi
adikmu Farah. Teruslah bersabar dan bersyukur dalam segala perkara. Silakan putuskan
ke mana kamu harus pergi. Asal jangan pernah melangkah ke jalan buntu yang
sia-sia. Karena di luar sana, masih banyak jalan yang lurus untuk ditempuh.
Selalu perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa. Ambil yang baik dan
buang yang buruk, soal apapun dan di mana pun. Selagi baik kerjakan, bila buruk
jauhkan. Dan berhati-hatilah dalam hidup. Karena selalu ada orang-orang yang
susah melihat senangmu. Ada pula orang-orang yang senang melihat susahmu. Jadi,
tetaplah melangkah dan berjalan dengan baik. Urus diri sendiri, jangan urus
orang lain.
Semua orang sadar, waktu itu katanya
singkat. Tapi hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkan waktu untuk perbuatan
baik dan bermanfaat. Maka jangan pernah sia-siakan waktu Nak! Jangan pernah
meminta umur panjang, bila tidak mampu berbuat baik untuk orang lain. Bila mau
dimengerti orang lain, maka kamu pun harus mengerti orang lain. Begitulah
hidup yang sesungguhnya.
Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Allah, perkenankanlah doaku (QS. 14:40). Semoga Allah SWT selalu memberikan Farid sehat
wal afiat dan berkah dalam kehidupan. Peluk cium dari Abi, Ibu, Kak Fahmi, Kak
Firda, Aleena, dan Farah untukmu. Stay humble ya Nak! #FaridNabilEslyarif #NasihatWisudaAnak #TogaUntukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar