Senin, 02 Oktober 2023

Literasi Wisuda Anak, Tetap Sederhana dan Masih Banyak Jalan Lurus yang Bisa Ditempuh

Selain rasa haru dan bersyukur, jujur saya sudah tidak lagi sanggup berkata-kata. Setelah kemarin Minggu (1/5/2023), saya dan keluarga menyaksikan langsung wisuda anak kedua saya Farid Nabil Syarif, S.Stat (sarjana statistik) di Kampus Univesritas Brawijaya (UB) Malang. Setelah 4 tahun berjuang kuliah, dia akhirnya mengucap janji wisudawan. Atas gelar sarjana yang diraihnya dari Prodi Statistika FMIPA UB.

 

Alhamdulillah wa syukrulillah, terima kasih Ya Allah. Sungguh, tidak mudah bagi Farid anak saya untuk bisa merampungkan kuliah dalam waktu 3 tahun 10 bulan. Apalagi berjuang sendiri di kota yang jauh dari Jakarta, jauh dari orang tua. Belum lagi, pahit getir yang dialaminya, seperti batu kerikil yang menusuk kaki telanjang. Perih dan mungkin menyakitkan. Tapi hanya bekal tekad-semangat dan iman-akhlak yang luar biasa, akhirnya Farid mampu menuntaskan kuliahnya. Apapun yang terjadi, dia hanya tahu untuk tidak pernah mundur saat sudah melangkah.

 

Haru dan mata pun berkaca-kaca, saat nama Farid Nabil Elsyarif dipanggil untuk menaiki panggung Gedung Samantha Krida Kampus UB. Meraih ijazah dari Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, Rektor UB dan Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D., Dekan FMIPA UB. Di hadapan tidak kurang 800 wisudawan dan 2.000 orang tua, kuncir toga yang dikenakan sudah berpindah, maka semuanya terbayar sudah. Rasa bahagia dan bangga pun tidak bisa kami sembunyikan lagi. Toga untuk Farid, sama sekali tidak ada yang bisa menghentikannya.

 

“Terima kasih Nak, Karena kamu telah menuntaskan tanggung jawab Abi atasmu. Kamu telah menabur senyum bangga dan Syukur untuk Ibu, untuk kakak Fahmi dan adikmu Farah” saya membatin sambil mengabadikan prosesi wisudanya dengan handphone. Tuntas sudah perjuangan dan kerja keras Abi untuk memastikan kamu mencapai puncak prestasi dalam belajar. Biarlah waktu waktu yang mencatat suka-duka yang mengiringi perjalananmu selama kuliah di Malang. Cukup katakan, alhamdulillah untuk semuanya. Insya Allah, doa Abi dan Ibu selalu menyertaimu. Semoga kamu tetap diberi sehat wal afiat dan berhasil meraih cita-cita yang diimpikan. Tentu, berkat petunjuk dan ridho Allah SWT. Karena hari esok dan masa depan memang ada di tanganmu, Nak.

 

Sedikit cerita ke belakang, Nak. Sepertinya baru kemarin Abi dan Ibu menggendong kamu sambil bersenandung cinta di rumah. Bermain bersama di rumah, hingga jalan-jalan ke pantai, ke gunung. Saat kamu masih bayi, Abi selalu melantunkan ayat suci Al Quran di telingamu. Selalu ikhtiar sekuat tenaga untuk bisa mendidik kamu dengan baik walau ada kekurangannya. Tapi asal kamu tahu Nak, tiap tetes pipis bayi Farid dan raut wajah ceria selalu menjadi energi penghapus lelah raga dan kepenatan jiwa Abi. Tapi kini, semua itu tinggal cerita. Cukup untuk dikenang dan menjadi sejarah kita.

 

Selamat wisuda Farid Nabil Elsyarif, S.Stat. Kamu adalah “permata” keluarga. Selalu memancarkan Cahaya dan tetap bersinar di mana pun berada. Jadilah Cahaya untuk keluarga dan orang lain dalam kebaikan dan kemanfaatan. Jadikan ilmu dan gelar sarjana yang kamu raih sebagai cara untuk tetap bertahan dalam hidup. Namun di saat yang sama, ketahuilah bahwa tidak ada sekolah atau kampus yang bisa mengajarkan bagaimana cara Abi dan Ibu membesarkan anak-anaknya. Untuk mendidik Farid, Kak Fahmi dan adikmu Farah.

 


Seusai wisudamu. tidak ada kado istimewa dari Abi atau Ibu. Hanya tulisan ini yang bisa kamu baca kapan saja di google. Sebagai motivasi dan mengenang sejarah kita bersama. Sebagai nasihat dan tanda pelukan cinta Abi dan Ibu. Bukan hanya untuk kenangan. Tapi bisa jadi "bacaan indah' tentang kita.

 

Maka izinkan Abi berpesan untuk Farid. Tetaplah sederhana dan berbakti kepada Ibu dan Abi. Bantulah kakak Fahmi dan lindungi adikmu Farah. Teruslah bersabar dan bersyukur dalam segala perkara. Silakan putuskan ke mana kamu harus pergi. Asal jangan pernah melangkah ke jalan buntu yang sia-sia. Karena di luar sana, masih banyak jalan yang lurus untuk ditempuh. Selalu perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa. Ambil yang baik dan buang yang buruk, soal apapun dan di mana pun. Selagi baik kerjakan, bila buruk jauhkan. Dan berhati-hatilah dalam hidup. Karena selalu ada orang-orang yang susah melihat senangmu. Ada pula orang-orang yang senang melihat susahmu. Jadi, tetaplah melangkah dan berjalan dengan baik. Urus diri sendiri, jangan urus orang lain.

 

Semua orang sadar, waktu itu katanya singkat. Tapi hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkan waktu untuk perbuatan baik dan bermanfaat. Maka jangan pernah sia-siakan waktu Nak! Jangan pernah meminta umur panjang, bila tidak mampu berbuat baik untuk orang lain. Bila mau dimengerti orang lain, maka kamu pun harus mengerti orang lain. Begitulah hidup yang sesungguhnya.

 

Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Allah, perkenankanlah doaku (QS. 14:40). Semoga Allah SWT selalu memberikan Farid sehat wal afiat dan berkah dalam kehidupan. Peluk cium dari Abi, Ibu, Kak Fahmi, Kak Firda, Aleena, dan Farah untukmu. Stay humble ya Nak! #FaridNabilEslyarif #NasihatWisudaAnak #TogaUntukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar