Jumat, 25 Agustus 2023

Literasi Masalah, Selalu Ada Kebaikan di Balik Sesuatu yang Belum Sempurna

Kenapa kamu hari ini? Nggak punya uang jelang akhir pekan. Atau keletihan akibat kerja pagi siang malam. Lagi benci pada seseorang. Atau pengen ini pengen itu tapi nggak mampu. Nikmati saja, nggak usah terlalu pusing. Percayalah, di balik sesuatu yang belum sempurna selalu ada kebaikan di dalamnya.

 

Apapun yang terjadi, itu sudah kehendak Allah SWT. Nggak punya uang, keletihan, atau benci sekalipun itu bukti manusia tidak sempurna. Tapi bila ikhlas menjalaninya, Insya Allah jadi kebaikan untuk diri kita sendiri. Nggak usah gundah, apalagi resah. Percayalah, semua takdir Allah SWT itu baik. Maka wajar, terjadinya pun tidak dapat diduga oleh si manusianya.

 

Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Selalu ada pelajaran dari apa yang dihadapi. Karena semua takdir Allah SWT itu baik. Hanya saja, otak manusia yang merasakannya jelek. Terkesan sulit diterima, lalu menyalahkan orang lain. Menuding, menghakimi orang lain seolah apa yang terjadi akibat perbuatan orang lain. Jangan bermentalitas “korban”.

 

Seperti pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Masih banyak kok yang belum sempurna. Dari segi program literasinya, dari tata kelola taman bacaannya, bahkan relawannya. Bahkan terkadang bingung, kenapa taman bacaan masih ada yang membenci? Walau tidak sebanding dengan orang-orang yang mencintainya. Itulah yang belum sempuran di taman bacaan, tapi pegiat literasi tetap ikhlas dan sabar menjalani aktivitas taman bacaan. Maka di balik hal-hal yang belum sempurna, ada akhlak baik dari pegiat literasi. Tapi ada pula yang gemar pada akhlak buruk, kerjanya hanya berbuat buruk.

 

Sudah pasti, nggak ada manusia yang sempurna, Seperti nggak ada kehidupan yang abadi. Jadi apapun, perbaiki niatnya. Baguskan ikhtiarnya. Lalu perbanyak doanya. Insya Allah, di bali sesuatu yang belum sempuran selalu ada kebaikan di dalamnya. Kerjakan yang harus dikerjakan sebaik-baiknya. Setelah itu, cukup bersabar dan bersyukur.  Selebihnya serahkan kepada Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.

 

Sekalipun belum sempurna, kerjakanlah sesuatu yang baik. Bekerja yang benar, membaca buku, bersosial di taman bacaan itu semua baik. Dan kebaikan itu nggak akan pernah bohong. Hanya mulut manusia yang mampu berbohong. Lalu membelokkan kebenaran. Siapapun, bila sudah berani membelokkan kebenaran maka di situ sudah nggak ada kebaikan lagi. Derajat kebaikan itu bukan kata manusia. Tapi “harga” kebaikan yang paling tinggi itu terletak pada hati yang terpuaskan oleh Allah SWT. Maka jika kita menginginkan kebaikan, segeralah laksanakan. Tapi bila menginginkan kejelekan, segeralah hardik diri sendiri karena telah menginginkannya tanpa perlu menyalahkan orang lain.

 


Bila hari ini, ada orang yang gemar menceritakan masalahnya kepada orang lain. Atau menebar aib dan menyalahkan orang lain, jauhi saja. Karena orang itu, berarti nggak tahu arti kehidupan. Nggak paham bahwa manusia nggak ada yang sempurna. Dan nggak pernah yakin bahwa Allah SWT maha segalanya, nggak paham bila ada kebaikan di balik yang belum sempurna. Coba deh dicek, memang bila sudah bercerita yang buruk-buruk, Terus masalah selesai atau orang lain jadi baik?

 

Banyak orang lupa, bahwa orang lain pun belum tentu mengerti masalah sebenarnya. Apalagi yang subjektif dan sepihak doang. Lah orang lain juga punya masalah sendiri, boro-boro ngurusin masalah lain. Nggak semua orang peduli sama masalah kita. Bahkan nggak sedikit di zaman begini, masalah kita malah dijadikan konten media sosial. Jadi, bahan gunjingan dan gosip orang lain tanpa ada solusinya. Karena di dekat kita, selalu ada saja sebagian orang yang justru senang bila kita bermasalah.

 

Jadi apapun yang belumm sempurna, jalani saja. Dan fokus pada solusi, bukan pada masalah. Nggak semua maslaah bisa diceritakan kepada orang lain. Karena orang lain pun punya masalah sendiri. Cukup ceritakan yang positif dan baik. Abaikan yang negtaif dan buruk. Karena di dalamnya selalu ada kebaikan untuk yang mampu menjalaninya.

 

Masa haru gini, masih nggak bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk? Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar