Namanya Pak Ujang, seorang pedagang kecil. Jualan es kue. Beliau aslinya dari Gn. Mulia Tenjolaya tapi ngontrak di Ciomas Bogor. Sudah 2 minggu ini mangkal di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka. Untuk berdagang ke daerah TBM di Sukaluyu-Tamansari, dia butuh 3 kali naik angkot. Bila dihitung pulang-pergi, butuh uang Rp. 20.000,-.
Es
kue dagangannya pun dijual Rp. 2.000. Ternyata, dia ambil di bandar seharga Rp.
800,-. Berarti beliau dapat untung Rp. 1.200 per 1 es kue yang dibeli orang.
Karena usianya yang tidak lagi muda dan berdagang sambil nongkrong, pagi ini
saya pun menemuinnya. Ngobrol tanya tinggal di mana dan jual apa? Pas, anak
sulung dan bontot saya pun sedang menginap di TBM maka mereka saya panggil dan
perkenalkan untuk mencicipi dagangan Pak Ujang. Agar anak-anak saya bisa
merasakan perjuangan sebagai pedagang kecil keliling. Untuk memperbesar rasa
syukur dan peduli kepada "orang-orang kecil". Karena tidak banyak
orang seberuntung anak-anak saya.
Dari
Pak Ujang pula saya belajar. Betapa kepedulian memang harus ditanamkan pada
diri saya dan siapa pun. Karena bila tidak, si kuat menolong di lemah itu hanya
omong kosong. Baik di mulut tapi nol besar di aksi. Kebetulan di TBM Lentera
Pustaka hari ini (28/8/2022) pun ada kegiatan dari BEM Faperta IPB. Maka saya
putuskan dagangan Pak Ujang saya borong dan diberikan ke anak-anak, orang tua
yang mengantar anaknya baca, dan mahasiswa IPB serta wali baca - relawan TBM
Lentera Pustaka yang hadir. Alhamdulillah hari ini, Pak Ujang bisa pulang lebih
siang dan membawa uang hasil dagang Rp. 182.000,- Bantu pedagang kecil bisa pulang ke rumah
lebih cepat saja sudah cukup. Maka jangan tawar harga dagangan pedagang kecil.
Ini
bukan soal untung atau dagangan Pak Ujang habis. Bukan soal itu. Tapi saya mau
bilang, betapa hebat Pak Ujang sebagai pedagang kecil keliling terus
ikhtiar dan berjuang mencari sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Padahal
umurnya tidak lagi muda, bahkan fisiknya pun untuk ukuran saya sudah ringkih.
Sungguh luar biasa dan sekali lagi, saya harus bersyukur atas apa yang sudah
saya miliki. Di samping harus terus peduli kepada sesama dan pedagang kecil.
Maka
saya pun mengingatkan diri sendiri. Untuk tidak usah menawar pedagang kecil
keliling. Bila mau bantu ya beli saja. Bila tidak mau beli ya perlakukan yang
baik dan tidak usah menyebut dengan, "cuma begitu aja, mahal banget".
Jangan tawar apa pun yang dijual pedagang kecil.
Uang
memang tidak bisa dimakan. Tapi karena uang, siapa pun bisa membeli makanan
atau barang sekaligus membantu pedagang kecil. Saya nggak pernah takut, uang
"dibelanjakan" di jalan kebaikan. Apalagi berpikir untuk menawar ke
pedagang kecil hanya karena merasa tidak sebanding uang yang dikeluarkan dengan
makanan yang dibeli, tidak sekeren barang di swalayan. Beli di pedagang kecil
itu untuk membantu, sekaligus peduli pada mereka.
Karena
di luar sana, banyak orang sibuk mencari uang. Lalu-lalang mengejar dunia tapi
sama sekali tidak punya waktu untuk membantu orang lain atau menikmatinya.
Bersyukur dan teruslah bantu pedagang kecil. Karena mereka hanya ingin
menafkahi keluarganya, bukan untuk kaya karena berdagang.
Karena
itu pula, di TBM Lentera Pustaka selalu ada jajanan kampung gratis setiap
bulan. Untuk menyenangkan anak-anak yang membaca di TBM, membantu pedagang
kecil. Dan membuat semua orang senang ada di taman bacaan. Wallahu a'lam
bishowab, semoga Allah SWT ridho. Salam literasi #JanganTawarPedagangKecil #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar