Sekalipun pahit, Secangkir kopi pagi di taman bacaan tidak perlu dikeluhkan. Cukup jalani, nikmati dan syukuri. Karena kopi di mana pun, tetap dicintai tanpa perlu menyembunyikan pahitnya diri.
Pagi, sulit dibantah, menjadi waktu
yang penting. Karena di pagi hari, hanya ada dua pilihan. Tetap melanjutkan
tidur dan mimpunya atau terbangun untuk merealisasikan mimpi-mimpinya. Maka
siapa pun dapat dilihat dari cara menghabiskan pagi harinya. Pagimu adalah
hidupmu.
Jangan pernah mengutuk pagi. Apalagi
mengeluhkannya. Karena pagi pasti datang dengan sendirinya. Tapi pagi bukanlah
rutinitas, melainkan realitas. Di pagi hari, ada orang yang berani membangun kebiasaan baik. Tapi ada pula yang gagal menghentikan kebiasaan buruk. Memperdebatkan waktu
ibadah hingga tidak sempat ibadah. Mempersoalkan negara tanpa pernah bisa
berkontribusi untuk negara. Pagi menjadi tidak sederhana. Ketika banyak orang
telah mengabaikan pagi. Kata-katanya hebat tapi perbuatannya jahat. Tidak lagi
mampu berbuat.
Maka secangkir kopi pagi di taman
bacaan mengingatkan. Hargailah waktu pagimu.
Kerjakanlah bagianmu yang baik. Berdoalah kebaikan untukmu. Jalani, nikmati dan
syukuri apa yang dimiliki di pagi hari. Lalu, selebihnya biarkan Allah SWT yang
bekerja untuk menghidupi pagimu.
Banyak orang depresi hari ini. Karena
kehabisan secangkir kopi di pagi hari. Akibat meratapi pagi hari ini atas
apa yang terjadi hari kemarin. Hingga lupa, secangkir kopi pagi selalu mengajarkan.
Jadilah orang yang sederhana dalam ucapan tapi mewah dalam perbuatan.
Secangkir kopi di taman bacaan. Selalu jadi energi para pegiat literasi. Untuk selalu optimis bukan pesimis. Selalu bertindak daripada menghujat. Karena pagi yang optimis akan berubah jadi kekuatan. Sebaliknya, pagi yang pesimis akan jadi kelemahan. Sekalipun hanya menyediakan akses bacaan ke anak-anak, secangkir kopi pagi tetap dijalani dengan penuh komitmen dan konsisten. Agar ada harapan kebaikan dan tebaran manfaat yang positif untuk orang lain. Seperti pagi yang selalu menghadirkan sinar matahari untuk kehidupan.
Secangkir kopi pagi di taman bacaan. Selalu mengingatkan kamu
untuk lebih apa adanya. Bukan ada apanya. Lebih optimis daripada pesimis.
Selalu tersenyum saat membuka mata di pagi hari setelah lelap
tidur semalam. Pagi hari yang digunakan untuk berysukur dan menebar amal
perbuatan baik. Bukan pagi yang dipakai untuk mengeluh, berpikir negatif, dan melakukan
aktivitas yang sia-sia.
Secangkir kopi pagi di taman bacaan. Mengajak siapa pun untuk
hidup di hari ini, bukan berada di hari kemarin yang sudah berlalu atau esok yang
belum tiba. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar