Salah satu tanaman yang ada di Kebun Baca Lentera Pustaka adalah Nangka. Selain rindang pohonnya sehingga teduh saat membaca. Pohon nangka juga punya makna yang luar biasa. Karena nangka, "pohon yang tidak terlalu tinggi, tidak pula merasa rendah. Tidak ketinggian, tidak kerendahan”. Cukup pas. Nangka tok di taman bacaan.
Untuk kehidupan, pohon nangka memberi pesan. Jangan
sampai salah bergaul, jangan ula salah pilih orang. Karena ada orang yang aroma
omongannya wangi seperti nangka. Tapi busuk di dalamnya. Tapia ada pula nangka
yang tampak luarnya busuk. Tapi buahnya enak dan bisa dinikmati. Jadi apa pun,
jangan sampai salah pilih.
Memang, nangka bukan pohon langka. Bukan pula pohon
dengan nilai ekonomis tinggi. Hanya pohon kebanyakan. Mudah ditanam asal ada
lahannya. Tapi nangka, selalu memberi nasihat yang tidak lekang oleh waktu.
Untuk reminder kehidupan siapa pun.
Pohon nangka, bila dirawat dengan baik. Maka rasa dan
aromanya bisa dinikmati semua orang. Tapi sebaliknya, bila dibiarkan alias
tidak dirawat. Maka yang didapat hanya aroma saja. Wang tapi tidak bisa
dinikmati. Tidak akan ada rasa dan selera untuk memakannya. Karena busuk di
dalamnya.
Seperti nangka, kehidupan pun
begitu.
Siapa pun, saat berada di pergaulan dan
lingkungan dirawat pasti baik. Ada akhlak, ada etika, dan ada objektivitas.
Tapi sebaliknya bila tidak dirawat, maka yang didapat hanyalah pergaulan dan
lingkungan yang semu. Hanya pesona tampilan luarnya saja wangi. Tapi busuk di
dalamnya. Karena tidak berlandaskan akhlak baik dan sangat subjektif. Apalagi
ditambah bumbu merasa paling benar sendiri, sementara orang lain selalu salah. Wangi
ceramahnya, busuk pikiran dan perilakunya.
Hebatnya pohon nangka. Selagi masih kecil bisa dibuat
sayur asem. Saat muda bisa dibikin gudeg. Selagi tua dan matang, sungguh buahnya
nikmat luar biasa. Selama tumbuh, dari kecil, muda, hingga tua. Pohon nangka
selalu memberi manfaat, senantiasa bermanfaat untuk manusia sekitarnya.
Nangka tok di taman bacaan. Spirit pohon
nangka itulah yang patut ada di taman bacaan, patut ditiru para pegiat
literasi. Untuk selalu menebar manfaat bagi orang lain. Di mana pun berada. Karena
hidup bukan hanya untuk diri sendiri. Bukankah sebaik-baik manusia di muka bumi
adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain?
Bila sudah ditanam, pohon nangka hanya
tahu tetap tumbuh. Tanpa peduli sesulit apapun kondisinya. Selalu berjuang
untuk berbuah. Agar bisa dinikmati orang yang menanamnya. Begitu pula taman
bacaan. Saat sudah dimulai maka hanya tahu untuk membangun tradisi baca
anak-anak. Selalu optimis untuk eksis. Berjuang untuk memberi manfaat kepada
lingkungan sekitar.
Maka seperti pohon
nangka. Taman bacaan pun harus berani bertindak untuk optimis ukan pesimis. Merawat
pikiran yang positif, bukan negatif. Sehingga mampu menjauh dari keluh-kesa,
apalagi perilaku akhlak yang busuk dan subjektif. Lalu gagal menerima realiatas.
Seakan hidup isinya masalah lalu lupa bersyukur.
Tapi sebaik apapun pohon nangka. Ada satu hal yang
harus tetap hati-hati. Karena ada pepatah, "siapa yang makan nangka, siapa
pula yang kena getahnya". Bahwa ada orang yang melakukan perbuatan jelek. Tapi
menimpakan kesalahannya ke orang lain.
Nangka tok di taman bacaan. Ada pesan,
kerjakan saja hal-hal yang baik. Karena tidak ada tempat untuk berpikir dan berceloteh
yang tidak manfaat. Jangan ceramahnya baik. Tapi realitasnya omong kosong. Salam literasi.
#TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar