Gerakan literasi bukan hanya aktivitas membaca. Justru tantangan terbesar gerakan literasi di Indonesia dalah “mengubah mind set” atau cara pandang masyarakat. Hal itu pula jadi sebab gerakan literasi seperti “jauh panggang dari api”, menjadi tidak inklusif. Maka Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di era digital sekarang ditantang untuk memposisikan diri yang sama dengan orang lain atau masyarakat di samping mampu melibatkan semua elemen masyarakat dan pemerintah. Cara pandang untuk lebih inklusif dan kolaboratif itulah yang dibutuhkan gerakan literasi.
M.
Jumadi, Wakil Walikota Tegal sebagai narasumber menegaskan pentingnya pegiat
literasi di mana pun untuk terus bergerak membangun tradisi baca dan budaya
literasi. Untuk itu, literasi harus
dilakukan secara kreatif dan disesuaikan dengan realitas sosial dan budaya di
wilayah masing-masing. Maka untuk lebih inklusif, gerakan literasi harus
libatkan semua pihak dan lakukan bersama-sama.
“Di Tegal,
terminal bis pun ada taman bacaan.
Bahkan setiap desa ada taman bacaan. Karena membaca buku itu terbukti
menjadikan manusia dan daerah lebih baik. Maka ubah cara pandang kita sebelum
mengubah cara pandang masyarakat’ ujar M. Jumadi saat Bimtek Peningkatan Minat
Baca tahun 2021 yang diselenggarakan Direktorat PMPK Kemdikbud RI hari ini
(28/5) di Bekasi.
Dalam
konteks itu pula, Direktorat PMPK Kemdikbud RI melakukan inisiasi program “Kampung Literasi (KL)
Tahun 2021”. Nantinya, KL dapat menjadi poros pengembangan literasi masyarakat, termasuk dalam meningkatkan
kemampuan 6 literasi dasar, seperti: literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial serta budaya
dan kewargaan. Program
KL sebagai momentum untuk mengoptimalkan taman bacaan masyarakat (TBM) sebagai agen perubahan di masyarakat, di samping sarana penguatan TBM untuk bisa berkiprah
lebih optimal di masyaraat.
Dihadiri 80 pegiat
literasi Indonesia dari 45 kabupaten/kota, bimtek program Kampung Literasi
sangat memberi pencerahan untuk revitalisasi gerakan literasi di Indonesia.
Selain Wakil Walikota Tegal, ikut pula jadi narasumber: 1) Johar Winarni, 2)
Mulya dari Itjen Kemdikbud, Hendry Biro Umum, dan Kantor Pajak. Kampung
Literasi yang dijalankan TBM nantinya menjadi bagian dari upaya mendorong
dan memfasilitasi masyarakat dalam peningkatan kualitas SDM khususnya untuk pengembangan literasi masyarakat.
Maka poin penting dalam
gerakan literasi adalah jangan berpikir sempit tentang literasi. Ada banyak hal
yang dapat disinergikan melalui aktivitas literasi. Hanya untuk menggiatkan
tradisi baca dan buaya literasi masyarakat. Lebih dari sekedar meningkatkan
minat baca.
“Selain pegiat
literasi harus terus bergerak. Mungkin saatnya dunia literasi mulai merangkul
leader atau tokoh masyarakat untuk ikut peduli dan bersinergi. Literasi itu tidak
hanya membangun fisik. Tapi juga membangun pikiran dan masa depan anak-anak serta masyarakat ke depan yang lebih literat” kata
Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka Bogor sebagai peserta
bimtek Kampung Literasi PMPK Kemendikbud. Salam literasi #KampungLiterasi #TamanBacaanMasyarakat
#TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar