Sahabat, sudah tahu belum?
Ada hal yang paling banyak dimiliki orang. Tapi sulit sekali dibagi ke orang
lain?
Itu bukan uang, bukan pula harta. Apalagi pangkat dan kekuasaan. Tapi SENYUMAN.
Maka bila kemarin ada teror. Hari ini ada korupsi. Bahkan siapa pun yang
masih terus berjuang untuk membenci atau memusuhi orang lain. Bisa jadi, mereka
telah kehilangan senyuman. Mereka, orang-orang yang sudah lupa arti senyum. Lupa
tentang gerak bibir yang ekspresif untuk menunjukkan rasa senang, syukur, gembira
atau suka.
Senyum atau senyuman. Bukan hanya mudah dan sederhana.
Tapi senyum juga jadi bukti “Bahasa yang sama” dari semua masalah, dari semua
tafsir yang berbeda. Apa saja boleh beda. Sudut pandang beda, idola berbeda,
cara pun boleh beda. Tapi siapa punya bahasa yang sama saat “tersenyum”.
Maka literasi senyuman sangat penting. Karena hidup di zaman
now terlalu mudah
untuk stress. Mudah gelisah hingga gampang tidak suka pada orang lain. Macet di
jalan stress, kelamaan di rumah akibat pandemi pun stress. Pekerjaan numpuk
stress. Gara-gara skripsi stress. Apalagi gara-gara utang atau tidak punya
uang, pasti stress. Nah obatnya, harusnya memperbanyak senyuman. Karena senyuman itu membuat semua jadi
rileks. Dalam literasi
senyuman. Tidak semua masalah harus diselesaikan atau dipikirkan. Tapi
hadapi saja dengan penuh senyuman. Toh, pasti akan berlalu jua.
Seperti di taman bacaan, senyuman harus jadi budaya.
Karena berjuang di taman bacaan itu tidak mudah. Belum lagi kepedulian yang
masih sedikit. Mengurusi anak-anak membaca, apalagi bukan anaknya sendiri. Di
taman bacaan, pasti ada banyak tantangan bahkan cobaan. Maka semuanya hadapi
saja dengan senyuman. Sedehana sekali.
Maka jangan lupa tersenyum. Untuk apa pun dan soal apa
pun. Karena senyuman itu, pekerjaan paling sederhana yang
dampaknya luar biasa. Bahkan, senyuman itu
satu-satunya modal paling hebat yang dimiliki setiap orang, di
manapun.
Sangat disayangkan. Bila hari ini, ada orang-orang yang kehilangan senyumnya sendiri.
Mungkin, mereka lupa senyum itu sedekah lagi berkah. Senyum
itu perbuatan paling mudah yang bisa diberikan kepada siapapun. Tanpa biaya, tanpa pandang
kasta.
Siapa pun, tentu boleh kecewa. Benci, iri bahkan tidak
suka kepada orang lain. Itu sangat lumrah. Tapi di
saat yang sama, jangan lupa untuk tetap tersenyum. Karena
tidak ada
orang yang bisa bertahan hidup tanpa senyuman. Dan yang paling penting. Jangan
pernah menyesali apapun, yang pernah membuat kita tersenyum.
Sekali lagi, jangan lupa tersenyum, dalam kondisi apa
pun. Agar semuanya menjadi lebih baik. Seperti kata John Lennon, “Hitunglah umurmu dari jumlah teman,
bukan tahun. Hitunglah hidupmu dari senyum bukan airmata”. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar