Sebagai apresiasi terhadap anak-anak taman bacaan di tengah pandemi Covid-19 dan PJJ, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor memberi anugerah “Anak Pembaca Terbaik” periode Januari-Maret 2021 (4/04/). Selain rajin membaca, pembaca terbaik yang terdiri dari: 1) Raisa Malika Azzahra kelas VI, 2) Aliya Reviana kelas VI, dan 3) Ekmal Lubis kelas IV pun mampu membaca 7-10 buku per minggu dan mampu memahami isinya.
Dihadiri 168
anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka, anugerah pembaca terbaik ini bertujuan
untuk meningkatkan tradisi baca anak di tengah gempuran era digital. Di
samping, memotivasi anak-anak pembaca lainnya agar semakin akrab dengan buku.
Dalam kesempatan ini pula, TBM Lentera Pustaka bekerjasama dengan Yayasan Tunas Cendekia menggelar
“Kampanye Anti Penipuan #2” tentang bahaya dan cara mencegak penipuan online.
“Di tengah rindu
sekolah, ternyata anak-anak TBM Lentera Pustaka sangat antusias untuk selalu
membaca buku seminggu 3 kali. Maka untuk memotivasi mereka, kami anugerahi anak
pembaca terbaik setiap 3 bulanan. Agar mereka lebih akrab dengan buku, bukan
dengan gawai atau nongkrong di jalan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor kemarin.
Sebagai
taman bacaan yang terletak di daerah prasejahtera, TBM Lentera Pustaka kini
memiliki 168 anak pembaca aktig, tumbuh 180% dari akhir tahun 2020 lalu. Terdiri
dari 53% anak perempuan dan 47% anak laki-laki dengan 09% dari mereka sekolah
di bangku SD. Anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka berasal dari 3 desa, yaitu
1) Sukaluyu
43%, 2) Tamansari
49%, dan 3) Sukajaya 7%. Tingkat kemampuan membaca
buku per minggu anak-anak TBM Lentera Pustaka terdiri dari: 1) 1 - 3
buku = 26%, 2) 4 - 6
buku = 66%, dan 3) 7 - 10
buku = 22%.
TBM Lentera Pustaka saat ini dikenal sebagai taman bacaan
yang kreatif, dengan menerapkan model “TBM Edutainment” sebagai basis tata kelola
yang memadukan edukasi dan entertainment. Aktivitas yang menjadi ciri khas
taman bacaan yang didirikan dosen Unindra 4 tahun lalu ini, antara lain: 1)
salam – doa - senam literasi, 2) selalu ada event bulanan dan jajanan kampung gratis,
3) laboratorium baca, 4) literasi digital/computer,
5) edukasi literasi keuangan, dan 6) peminatan seni budaya angklung
- marawis -
musikalisasi puisi. Selain taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun
memiliki program lainnya seperti 1) GErakan BERantas BUta aksaRA
(GEBERBURA), 2) KElas
PRAsekolah (KEPRA), 3) YAtim BInaan (YABI), 4) JOMpo
BInaan (JOMBI), 5) RAjin menaBUng (RABU), dan 6) Koperasi Lentera yang
diikuti kaum ibu-ibu.
“Pandemi
Covid-19 ini membuktikan peran penting taman bacaan sebagai sarana belajar sebagai
simbol deschooling society. Apalagi gaya hidup bermain gawai kian mengancam
anak-anak Indonesia. Karena itu, ikhtiar membangun tradisi baca di anak-anak
harus terus dikampanyekan. Maka semua pihak harus peduli pada taman bacaan”
tambah Syarifudin Yunus, kandidat doktor taman bacaan dari S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak
Bogor ini.
Untuk
diketahui, TBM Lentera Pustaka hadir di kaki Gunung Salak punya tujuan besar
menekan angka putus sekolah dan pernikahan dini. Karena secara demografi,
tingkat pendidikan di Desa Sukaluyu 81% hanya SD. Itu berarti, banyak anak terancam
putus sekolah akibat soal ekonomi. Maka TBM Lentera Pustaka berusaha mengubah
“mind set” anak untuk membaca dan termotivasi untuk terus sekolah.
Dengan
koleksi lebih dari 6.000 buku bacaab, TBM Lentera Pustaka terus bertekad untuk
menegakkan tradisi baca anak-anak dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Maka
inilah momen seluruh pihak, untuk ikut
andil dalam menyebarkan virus membaca kepada anak-anak. Untuk masa
depan yang lebih baik. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar