Di saat sekolah “ditutup” akibat wabah virus corona, semestinya taman bacaan masyarakat (TBM) di manapun punya peran yang besar. Sebagai tempat alternatif untuk melangsungkan pembelajaran lingkungan, karakter, dan sosial kepada anak-anak di rumah. Karena harus diakui, belajar jarak jauh dengan sistem daring tidak sepenuhnya dilakukan. Apalagi anak-anak dan guru yang berada di kampung atau di pelosok. Karena soal akses internet yang terbatas, bahkan ponsel maupun laptop yang tidak dimiliki.
Belajar
jarak jauh itu hanya bisa dilakukan anak-anak kota. Utamanya yang secara ekonomi
tidak masalah. Tapi bagi anak-anak di daerah atau di kampung, sudah pasti sulit
mengikuti belajar jarak jauh dengan sistem daring. Lalu, bagaimana anak-anak
tetap bisa belajar?
Maka
di masa Covid-19, taman bacaan harus membuktikan peran pentingnya sebagai alternatif
pembelajaran anak di rumah. Di samping momentum untuk membangun kesadaran
tradisi membaca anak-anak. Taman bacaan bisa menjadi fasilitator untuk
pembelajaran lingkungan dan pembentukan karakter anak-anak. Jika perlu, taman
bacaan menjadi tempat untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada anak-anak
dan masyarakat terkait wabah virus
corona. Apa dan kenapa virus corona?
Ada
banyak hal yang bisa dipelajari atau diambil hikmahnya dari wabah virus corona.
Sementara sekolah secara “tidak siap” harus ditutup. Maka taman bacaan
masyarakat bisa mengambil peran untuk menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak
selama berada di rumah, seperti:
1. Pembelajaran Lingkungan,
menyangkut pengetahuan tentang pentingnya lingkungan yang bersih, cara hidup
sehat, dan sikap untuk melestarikan lingkungan, dan sebagainya.
2.
Pembelajaran
Karakter, menyangkut pengetahuan tentang pentingnya karakter manusia dalam menyikapi
kesulitan di tengah wabah penyakit, karakter sabar dan syukur dalam setiap
keadaan, dan karakter untuk tetap berserah diri kepada Allah SWT, dan sebagainya.
3.
Pembelajaran
Sosial, menyangkut pengetahuan tentang pentingnya sikap gotong royong di di
masa Covid-19, pentingnya menjaga harmoni sosial, dan sikap toleransi dalam
berbagai keadaan, dan sebagainya.
Bahkan
teman bacaan masyarakat (TBM) tetap bisa melakukan aktivitas dengan menerapkan protokol
Kesehatan. Dengan mengajarkan 1) cara mencuci tangan, 2) selalu memekai masker,
dan 3) menjaga jarak satu sama lainnya. Agar tidak tertular virus corona,
sekaligus pembelajaran akan pentingnya Kesehatan.
Upaya
inilah yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Selama
masa virus corona pun tetap melakukan aktivitas membaca dengan protokol Kesehatan;
1) memakai masker dan 2) jaga jarak. Sebulan penuh di bulan puasa lalu,
menggelar program “NGABUBU-READ” untuk optimalkan bacaan terkait akhlak dan
karakter anak. Dan kini setelah Idul Fitri 1441 H pun, aktivitas membaca tetap
berlangsung di TBM Lentera Pustaka sebagai alternatif pembelajaran di rumah
bagi anak-anak. Sekaligus memperkuat bacaan akhlak dan karakter selagi kegiatan
sekolah masih “ditutup” akibat PSBB virus corona. Maklum, anak-anak pembaca di
lingkungan TBM Lentera Pustaka tergolong anak-anak prasejahtera. Sehingga upaya
memperkuat tekad untuk tetap sekolah dan semangat belajar harus terus
ditanamkan.
“Aktivitas
membaca di Taman Bacaan Lentera Pustaka tetap berjalan normal. Sebagai
alternati pembelajaran di rumah. Karena di kampung ini, praktis sekolah tutut
tidak bisa lakukan belajar jauh. Tidak ada fasilitasnya. Maka taman bacaan
mengambil peran. Agar anak-anak tetap membaca dan menambha pengetahun melalui
buku bacaan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera
Pustaka yang juga Dosen Universitas Indraprasta PGRI.
Maka
ke depan, adalah tantangan bagi taman bacaan. Untuk terus memperkuat peran dan
tanggung jawabnya sebagai bagian pendidikan masyarakat. Untuk membangun tradisi
baca anak, di samping menjadi sarana alternative pembelajara di rumah yang tidak
diberikan di sekolah, seperti 1) pembelajaran lingkungam 2) sosial, dan 3)
karakter. Apalagi di tengah wabah virus corona yang tidak tahu kapan akan berakhir..
Oleh
karena itu, taman bacaan bukan hanya harus mempertahankan eksistensinya di
tengah masyaralat. Tapi juga harus mampu menyajikan format pembelajaran yang
menyenangkan di taman bacaan. Membaca dengan senang, bergaul dengan senang
sehingga anak-anak betah berada di taman bacaan. #Tamanbacaan #BudayaLiterasi #TradisiBacaAnak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar