“Adalah
fakta, tingkat pendidikan di sini 81% SD dan 9% SMP. Wilayah ini pun tidak jauh
dari Ibukota Jakarta. Maka harus ada yang peduli untuk ikut memperbaiki keadaan
masyarakat di sini” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM
Lentera Pustaka di kaki Gn. Salak Bogor.
Tergerak
ingin menekan angka putus sekolah di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor,
Syarif begitu panggilannya, membuka taman bacaan masyarakat di rumahnya yang
memang tidak ditinggali pada November 2017 lalu. Awalnya koleksi buku bacaan di
TBM Lentera Pustaka hanya 900 buku tapi berkat donasi rekan-rekannya, kini
koleksi buku sudah mencapai 3.000 yang siap dibaca oleh 60-an anak pembaca
aktif yang rutin membaca seminggu 3 kali.
Melalui
taman bacaan masyarakat, diharapkan anak-anak akrab dengan buku dan bertambah
wawasannta. Sehingga pada akhirnya semangat untuk sekolah dan belajar menjadi
kuat. Agar tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah di Desa Sukaluyu ini.
Buku, dianggap pria 48 tahun yang berprofesi sebagai dosen di Universitas
Indraprasata PGRI ini, dapat mengubah cara pikir dan sikap anak-anak untuk
tetap sekolah. Persoalan ekonomi yang mengungkung masyarakat harus “dilawan”
dengan ikhtiar cara piker akan pentingnya sekolah dan masa depan.
“Saya
hanya ingin mengubah cara pikri anak-anak melalui buku. Kegiatan mingguan TBM
Lentera Pustaka saya arahkan agar anak-anak tetap bisa melajutkan sekolah.
Jangan ada dari mereka yang putus sekolah di era yang supermodern ini” tambah
Syarif.
Konsekuensinya, Syarif yang tengak menempuh
kuliah S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Pakuan Bogor ini, secara rutin
setiap hari Minggu selalu berada di dekat anak-anak TBM Lentera Pustaka untuk
menemani dan membimbing cara membaca buku. Menyediakan waktu khusus untuk TBM
Lentera Pustaka yang didirikannya telah menjadi komitmennya. Di tengah
kesibukan seperti apapun, pria yang gemar menulis ini, selalu berkomitmen untuk
“menghidupkan” aktivitas di TBM Lentera Pustaka seperti: Laboratorium Baca tiap
hari Minggu, event bulanan + jajan kampung bersama, memahami bacaan melalui
teknik metaforma, dan menggelar kegiatan kreatif anak-anak TBM Lentera Pustaka
melalui senam literasi.
“Mengelola taman bacaan masyarakat sama sekali
tidak mudah. Harus ada yang dikorbankan dari urusan pribadi. Tapi sepenuhnya
saya sadar. Banyak TBM gagal karena pengelolanya tidak komitmen. Karena itu
saya harus hadir da nada bersama anak-anak yang membaca di sini tiap minggu.
Sesibuk apapaun dan tantangan seberat apapun harus saya lawan untuk TBM ini.
Karena inilah warisan saya yang bermanfaat buat masyarakat” kata Syarif
bersemangat.
Alhasil kini, tiap Rabu sore, Jumat sore dan
Minggu pagi, TBM Lentera Pustaka selalu diramaikan anak-anak yang rutin membaca
buku. Anak-anak yang kegirangan karena akhisrnya bisa mendapat akses bacaan
secara gratis. Mereka berkumpul sambil membaca buku di jam baca yang dibimbing
2 petugas baca dan dilengkafi fasilitas free wifi. #BacaBukanMaen, begitula
motto yang diusung TBM Lentera Pustaka dalam menjalankan komitmen untuk
membangun tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak yang tergolong
prasejahtera ini.
TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor
ini adalah taman bacaan masyarakat satu-satunya yang resmi di Kecamatan
Tamansari Kab, Bogor. Membaca dijadikan kegiatan yang menyebangkan di TBM
Lentera Pustaka. Karena anak-anak dapat membaca di sungai, di kebun, atau di
jalan. Saat ini pun, TBM Lentera Pustaka tengah mengembangkan “Kawasan Zona
Baca Hijau” di jalanan sekitar TBM melalui program tanaman 1.000 polybag, di
samping menggagas “Wisata Literasi Lentera Pustaka” sebagai wisata alternative untuk
anak-anak dengan melakukan perjalanan menyusuri sungai sambil membaca dengan
spot-spot foto yang menarik.
“Di tengah gempuran era digital seperti gadget dan
game online, saya bertekad terus hidupkan tradisi baca anak-anak usia sekolah
yang ada di sini. Kita semua harus peduli pada masa depan anak-anak. Agar tidak
tergilas zaman dan tidak boleh putus sekolah” tutur Syarif, alumni UNJ peraih
UNJ Award Tahun 2017 lalu.
Membaca di kalangan anak-anak atau masyarakat saat ini adalah
kebiasaan langka. Tidak mudah mengajak anak-anak
untuk gemar membaca. Apalagi ditambah himpitan ekonomi dan puluhan tahun tanpa
akses bacaan seperti taman bacaan masyarkat. Maka TBM Lentera Pustaka mengajak
masyarakat di Kampung warung Loa Desa Sukaluyu untuk lebih peduli terhadap
tradisi baca anak-anak. Dengan cara mengimbau anak-anak yang ada untuk selalu
membaca di taman bacaan daripada nongkrong atau main yang akan berdampak negative
pada anak-anak. Buday literasi dan kebiasaan membaca harus dibangun untuk masa
depan anak-anak.
Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka saat ini telah
menjadi “tempat nongkrong” 60 anak pembaca aktif
dari 100 anak yang menjadi anggota.
Dengan jam baca 3X dalam seminggu, kini rata-rata tiap
anak mampu “melahap” 5-8 buku per minggu. Untuk
mewujudkan gairah membaca di kalangan anak-anak, TBM Lentera Pustaka selalu
mengadakan kegiatan tiap bulan dan mengadirkan “tamu dari luar”.
Melalui buku dan membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad “tidak ada lagi
anak yang putus sekolah” sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang
SMA.
Kemudahan akses membaca, itulah yang
diinginkan TBM Lentera Pustaka. Karena tanpa baca, anak-anak akan merana di
massa depan. Jauhnya anak-anak dari buku, sungguh akan menjadi momok yang terus
melanggengkan kebodohan dan kemiskinan. Maka dari spirit inilah, TBM LENTERA
PUSTAKA mengajak masyarakat dan berbagai pihak yang mampu untuk bergabung dan
ikut serta berpartisipasi dalam “pengadaan buku bacaan” dan menjadi relawan di
TBM Lentera Pustaka.
“Saya
mengajak semua pihak dan masyarkat, agar menjadikan TBM Lentera Pustaka sebagai
momentum untuk bergerak dan berbuat untuk masa depan anak-anak yang lebih baik
dari orang tuanya. Maka, membacalah selalu di taman bacaan masyarakat” tekad
Syarif, ayah 3 orang anak ini.
Bila kita cinta
anak, buktikan dengan aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar
dari lisan semata. Tapi cinta itu tentang kepedulian dan perhatian yang
tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Baca, baca, dan bacalah …
Hanya
dengan tradisi baca dan budaya literasi, kita pasti bisa membangun optimsime
dan sikap positif anak-anak kita, para generasi penerus bangsa…. #TBMLenteraPustaka
#BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar