Gerakan Berantas Buta Huruf Dicanangkan TBM Lentera Pustaka
Minggu siang 9 Desember 2018, GErakan BERantas
BUta aksaRA (GEBERBURA) dicanangkan TBM Lentera Pustaka. Kelas perdana program
pemberantasan buta huruf ini diikuti 5 orang ibu-ibu yang tidak bisa baca dan
tulis di RK 12 Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Adalah
fakta, masih banyak warga, baik bapak amaupun ibu di wilayah ini yang masih
tidak bisa membaca, bahkan tidak mengenal huruf sekalipun. Kondisi ini harus
disikapi dengan program nyata dalam memberantas buta huruf. Agar jangan ada
lagi warga yang masih tidak bisa baca di zaman nilenial yang katanya
supermodern ini.
“Hati saya terpanggil untuk sediakan waktu dan mengajari para
ibu dan bapak yang tidak bisa baca. Sedih, bila di zaman ini masih ada yang
tidak bisa baca. Metode SOFTEN saya terapkan di sini. Insya Allah dalam 6 bulan
mereka sudah bisa baca semua, bismillah” ujar Syarifudin Yunus, pencetus
GEBERBURA yang sekaligus Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gn. Salak
Bogor.
Bertempat di TBM Lentera Pustaka, gerakan
berantas buta aksara ini dilakukan seminggu 2 kali. Khusus pada hari Minggu,
program baca-tulis dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Maklum, mengingat
peserta adalah ibu dan bapak yang relatif sudah lama tidak belajar.
Pada kelas perdana, GEBERBURA mengajarkan
pengenalan angka dan huruf vocal, termasuk pengucapan dan penulisannya. Memang
tidak mudah, untuk mengajar orang yang berusia dewasa atau lanjut. Karena itu,
bukan hanya komitemn untuk bisa memberantas buta huruf di mereka tapi butuh kesabaran
dan ketekunan.
"Mereka belajar baca dengan lesehan dan
penuh interaktif. Maju ke papan tulisa untuk membaca dan menuliskan kembali.
Bahkan, sebagai peserta pertama dalam gerakan berantas buta huruf ini, saya
memberikan hadiah beras untuk penyemangat. Semoga ibu bapak di wilayah ini,
tidak malu-malu dan mau bergabung di GEBERBURA” tambah Syarifudin Yunus, yang
kebetulan sebagai pendidik dan tengah menempuh S3 Manajemen Pendidikan di
Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.
Fakta, dari peserta yang hadir. Didapati 2
masalah fundamental yaitu 1) sama sekali tidak mengenal angka dan huruf dan 2)
mengenal huruf tapi tidak bisa menggabungkan ke dalam susku kata dan kata.
Itulah fakta buta huruf yang terjadi di wilayah ini.
Ke depan, diharapkan warga yang tidak bisa baca
dan tulis, tanpa malu-malu, mau bergabung di program pemberantasan buta huruf
yang baik dan terprogram ini. Termasuk GEBERBURA pun membuka peluang relawan
untuk mengajarkan para ibu dan bapak yang tidak bisa baca.
“Program pemberantasa buta huruf ini butuh
sinergi semua pihak, butuh kepedulian semua orang. Targetnya sederhana, jangan
ada lagi warga di sekitar kita yang buta huruf, yang tidak bisa baca. Kasihan
dan ayo berdayakan mereka” tambah Syarif.
GEBERBURA
diinisiasi oleh TBM Lentera Pustaka, sebauh taman bacaan masyarakat yang telah
berjalan dalam setahun ini dan mampu membina 60 anak pembaca aktf yang selalu
membaca 3X dalam seminggu. Kini rata-rata tiap anak mampu “melahap” 5
sampai 8 buku per minggu. Untuk mewujudkan gairah membaca di kalangan
anak-anak, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki koleksi 3.000 buku dan dikenal
sebagai taman bacaan yang kreatif dan inovatif.
Selama ini, TBM Lentera Pustaka mengkampanyekan pentingnya
membaca buku sebagai aksi nyata agar TIDAK ADA LAGI ANAK PUTUS SEKOLAH.
Karena selama ini, di wilayah ini 81% penduduknya hanya sebatas SD dan 9% SMP.
Melalui buku dan bacaan, diharapkan “semangat belajar dan sekolah” anak-anak
menjadi meningkat. Sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.
TBM Lentera
Pustaka ingin memberikan akses yang luas kepada anak-anak untuk membaca. Bukan
hanya main. Karena tanpa baca, anak-anak akan merana. Tidak adanya bacaan atau
buku, sungguh akan menjadi momok yang terus melanggengkan kebodohan dan kemiskinan.
Kini dengan GEBERBURA, sebuah pengabdian dan pemberdayaan masyarakat menjadi
tekad TBM Lentera Pustaka.
KEPEDULIAN kita semua, itulah kata kuncinya.
Karena usia-uang-waktu-status sosial atau apapun itu hanya
"angka" bagi mereka yang memperjuangkan satu sama lainnya. Tapi tanpa
"pengabdian" semua itu tidak bernilai apapun.
TBM Lentera Pustaka, berprinsip “ini bukan soal apa yang
diperoleh tapi tentang apa yang diberikan lalu ditinggalkan nanti”
#TBMLenteraPustaka #GeberBuRa #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar