Payah sekali saya ini. Cuma urusan
buku doang sampe “diingatkan” penerbit kapan kelar naskahnya? Kayak bumi saja,
diingatkan usianya sudah menua lewat gempa. Bersyukur sajalah, karena masih ada
yang “mengingatkan”. Karena ngeri sekali hidup ini. Kalo udah gak mau “diingatkan”
atawa “mengingatkan” ?
Manusia itu emang seperti buku …
Kita bisa menulis cerita suka di
satu halaman. Tapi juga bisa berkisah duka di halaman yang lain. Karena lembar
demi lembar halamannya, punya cerita sendiri.
Ada juga yang suka buku tebal. Tapi
gak masalah juga kalo gemar pada buku yang tipis. Bebas-bebas saja sih. Buku
juga ada kok yang menarik untuk dibaca. Tapi ada juga buku yang sama sekali gak
enak dibaca, apalagi dinikmati.
Tapi satu yang pasti di buku, apapun
yang sudah ditulis. Tidak akan pernah bisa di-edit lagi. Maka berhati-hatilah;
jangan lengah. Karena tiap lembar halamannya. Akan baik atau buruk, tergantung
yang menuliskannya, tergantung orangnya.
Buku memang seperti manusia.
Siapapun dan apapun dia.
Dia boleh menulis apapun tiap
harinya. Begini begitu, gak ini gak itu. Tulislah terus sesukanya. Hingga nanti
tiba di halaman terakhir, hingga selesai semuanya. Lalu bertanya, “apakah kita
sudah menjadi pribadi yang pantas di hadapan-Nya?”
Buku, persis “buku cerita” hidup manusia
Cover depannya bak tanggal
kelahiran. Cover belakangnya ibarat tanggal kematian.
Maka menullis buku pun pantas untuk “diingatkan”.
Seperti yang lainnya pun pantas “diingatkan”. Dari mana dan mau ke mana?
Tapi di buku.
Seburuk dan sejelek apapun halaman
sebelumnya. Selalu tersedia beriikutnya, halaman yang baru; halaman yang bersih
…. Selalu ada waktu “baru” yang bisa dipakai untuk-Nya … #CintaiBuku #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar