Arti pertemanan setelah bersama di sekolah SMA dan kemudian berpisah karena kuliah tentu memberi kesan yang mendalam. Hal itu pula yang dialami Najla, Andini, Kaisya, Nanda, dan Farah, alumni MA Annajah Jakarta yang melakukan ”healing” ke Kaki Gunung Salak Bogor (14-18 Juni 2025) untuk menikmati kebersamaan yang tersisa jelang kuliah di kampus masing-masing nantinya.
Diantar abinya Farah, perjalanan healing alumni MA Annajah kali ini sekaligus
membuktikan pertemanan yang tahan uji seiring waktu berjalan. Selain menikmati
suasana alam di kaki Gunung Salak, Farah dan friends juga menengok langsung dan
memberi motivasi kepada puluhan anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka sebagai
bentuk kepedulian sosial kepada anak-anak kampung untuk terus semangat membaca
dan belajar. Berbagai agenda alumi MA Annajah
Jakarta di Bogor, antara lain: ke Curug Nangka, barbeque-an, hingga menikmati malam
”city light” nan indah.
Harapannya, melalui healing sesama teman, alumni MA Annajah Jakarta ini dapat
memperkuat pertemanan walau dipisahkan oleh kuliah dan belajar yang dijalani
esok. Sekaligus menjadi
kenangan yang tak tergantikan sesama teman SMA, dalam suka dan duka, dalam
emosi dan sensasi.
“Aku senang banget di sini, sejuk dan
menakjubkan pemandangannya. Lebih fresh dan bikin semangat untuk menempuh
kuliah dan semangat dalam belajar” ujar Nanda saat menikmati senja di Resto Mac99
sore ini.
Pengalaman dan kebersamaan ‘healing”
ke kaki Gunung Salak Bogor ini sejatinya akan menjadi pengingat diantara mereja
bahwa “kita pernah bersama”. Sebagai bentuk pertemanan yang berubah karena
harus kuliah namun tidak hilang. Wajar kalau komunikasi tidak seintens dulu.
Tapi saat bertemu kembali, rasanya seperti tidak pernah berpisah sebagai hbukti
pertemanan bukan sekadar rutinitas, tapi ikatan emosional.
Healing alumni MA Annajah Jakarta ini
sekaligus menjadi penanda “kita pernah satu sekolah”, satu dunia kecil bernama MA
Annajah di Petukangan Jakarta. Pernah jajan bersama di sekolah, pernah berkediatan
bersama mengisi hari-hari dengan tawa tanpa beban, terkadang mengerjakan tugas sekolah
dengan setengah hati, dan rencana masa depan yang masih samar.
Ketika di masa SMA, setiap pagi saling menyapa tanpa perlu janji. Dan sebentar
lagi, jarak dan kesibukan kuliah membuat pertemuan jadi langka. Tapi nyatanya,
pertemanan tidak selalu harus dekat. Ada yang tetap tumbuh meski berjauhan. Ada
yang tidak hilang meski tidak sering bicara. Dan ada yang diam-diam mendoakan
dari jauh, berharap masing-masing dari kita tetap baik-baik saja dan bisa
menggapai mimpi setelah kuliah selesai.
Di momen “healing” ini pula, Farah dan
friends menyadari. Mungkin esok kita tidak lagi berjalan bersama. Tapi kita
pernah berjalan berdampingan. Dan itu cukup untuk membuat ikatan ini tetap
hidup. Karena pertemanan sejati bukan tentang seberapa sering bertemu,
tapi tentang siapa yang tetap tinggal di hati meski dunia terus berubah.
Inilah momen langka, healing jelang kuliah. Sebagai jembatan ke masa lalu yang membentuk masa depan.
Menikmati kebersamaan yang tersisa sebelum melangkah ke kampus masing-masing. Karena
biar bagaimana pun, teman SMA bisa jadi orang yang mengingatkan kita akan
mimpi-mimpi awal, memberi semangat, atau bahkan menebar tawa bersama. Maka di
situlah, teman terkadang menjadi “kompas” kecil yang tidak terlihat. Salam
healing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar