Kali ini saya menyindir diri sendiri.
Saat membaca buku, saya meminta difoto. Maka terpampanglah “foto saya sedang
membaca”. Lalu, apa yang dimaknakan orang lain atau syaa sendiri tentang
“membaca buku” yang difoto?
Sebuah sindiran cerdas sudah dimulai oleh Russell, seorang filsuf dan logikawan. Tentang motif seseorang dalam membaca buku, untuk mengkritisi potensi kemunafikan sosial dengan cara yang halus namun tajam. Menjadikan buku sebagai “alat” entah untuk apa, karena yang tahu adalah “si dia” yang membaca buku sambil di foto.
Hanya ada dua motif orang membaca buku
di zaman begini:
Satu, menikmati bacaan (enjoyment).
Ini adalah alasan paling otentik dan murni. Membaca karena tertarik pada isi,
ide, cerita, atau karena buku itu memberi makna dan kesenangan batin
tersendiri. Pembaca semacam ini cenderung membaca secara reflektif dan mendalam,
ada kesadaran akan pentingnya membaca buku.
Kedua, menyombongkan diri (boasting).
Ini adalah motif sosial yang lebih dangkal. Orang membaca bukan karena
menikmati atau ingin memahami isi buku, tetapi agar bisa menunjukkan status
intelektual di hadapan orang lain. Ini lazim terjadi terutama pada bacaan yang
dianggap “berat”, klasik, atau terkenal.
Adalah Russell yang menyindir
kecenderungan manusia untuk mencari pengakuan sosial bahkan dalam aktivitas
intelektual seperti membaca buku. Ia mengajak kita untuk jujur pada diri
sendiri: apakah kita membaca karena ingin tahu dan berkembang, atau sekadar
ingin dipandang Kuti buku atau pintar?
Di zaman begini, di era media sosial,
sindiran tentang motif membaca buku sangat relevan. Karena sekarang, banyak
orang memajang buku-buku jadi latar belakang, jadi status, atau posting di
medsos bukan untuk membagikan pemikiran. Tapi untuk membangun citra. Sindiran
ini untuk diri saya sendiri, agar kembali pada esensi membaca yaitu menikmati
dan memahaminya.
Tapi, bila pun motif membaca pun untuk
menyombongkan diri. Bagi saya,tidak ada salahnya dan baik-baik saja. Barangkali
masih ada orang yang terinspirasi untuk membaca buku gara-gara notif
menyombongkan diri saat membaca buku. Seperti mencitrakan taman bacaan oun
tidak masalah, daripada hanya mencitrakan diri yang hanya kamuflase. Lebih
kamuflase bersama buku daripada kamuflase diri. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar