Ini sekadar resep kehidupan. Literasi kehidupan yang perlu diterapkan, mumpung tahun baru 2025. Agar kita bisa fokus menjalankan aktivitas dan pekerjaan. Di samping menjaga hidup yang nyaman. Seimbang antara lahir dan batin, seimbang antara harapan dan kenyataan.
Adalah belajar menghiraukan orang lain. Latihan
untuk tidak peduli apa kata orang lain. Acuh terhadap perhatian orang lain.
Karena bisa jadi, orang yang peduli kepada kita hanya sekadar basa-basi atau
kepo. Jadi, belajarlah menghiraukan orang lain.
Terkadang, kita harus belajar untuk tidak terlalu
memperhatikan opini orang lain. Abaikan apa kata orang lain. Karena bisa jadi,
mereka punya strategi atau iktikad yang tidak baik. Apalagi bila kita maju,
nyaman, dan punya aktivitas yang bikin dirinya iri. Kadang, mereka sengaja
mencoba memancing emosi kita atas dasar rasa tidak suka. Saat kita fokus pada
apa yang dikatakan orang lain, tentu risikonya terjebak dalam permainan mereka.
Dan akhirnya, kita kehilangan kontrol atas diri kita sendiri. Belajar hiraukan
apa akta orang lain.
Seperti berkiprah di taman bacaan. Pasti ada saja
orang yang bicara sinis atau berpandangan buruk. Beginilah begitulah, semua
karena rasa tidak suka. Maka jangan peduli, tetaplah fokus pada perbuatan baik
dan menebar manfaat sekalipun hanya aktif di taman bacaan. Toh, mereka yang
banyak bicara tidak membiayai atau menopang apapun di taman bacaan. Begitulah
prinsip para relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Demi tegaknya
kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Tetap komitmen dan konsisten
berkiprah di taman bacaan, sudah 7 tahun belakangan ini.
Belajar menghiraukan perkataan orang lain. Karena
kita tidak tahu niat atau motifnya. Bila omongannya buruk, upayakan kita tidak
terbawa emosi. Tenang saja dan bersikap yang tegas tanpa perlu emosi. Bila
perlu, muali jaga jarak dan tetapkan batasan kepadanya. Agar kita tidak
diremehkan atau tidak terganggu atas omongannya.
Orang lain itu, kalau sudah bicara kadang
seenaknya. Hampir mendekati sok tahu. Maka apapaun omongannya, jangan terlalu
dipikirkan. Tetaplah fokus pada tujuan dan ikhtiar kita. Karena biasanya, orang
yang pandai bicara tidak pernah melakukannya. Justru, jadikan omongan orang
lain sebagai energi kita untuk berbuat lebih baik, bermanfaat lebih banyak.
Sejatinya, kita tidak pernah bisa mengontrol orang
lain. Kita tidak tahu, kapan orang lain itu suka dan tidak suka? Maka kita
hanya bisa mengontrol diri sendiri. Salah satunya, belajarlah untuk
menghiraukan apa yang dikatakan orang lain. Belahar tidak peduli pada orang
yang tidak berpengaruh dalam hidup kita.
Maka di mana pun, jadilah diri sendiri. Kerjakan
apapun yang kita senangi, lakukan yang baik dan bermanfaat. Seperti berkiprah
di taman bacaan. Jadilah diri sendiri dan jangan biarkan orang lain
membentuk kita menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri. Dan saat bertemu
dengannya, katakan saja “siapa elo? “. Salam literasi #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar