Minggu, 01 Desember 2024

Cerita Taman Bacaan Favorit, Seperti Apa?

Kemarin kawan saya curhat. Soal sekolah anaknya. Karena pas tahun ajaran baru kemarin, dia daftarkan anaknya ke sekolah favorit. Jadwal belajarnya padat, ekstrakurikulernya banyak. Belum lagi disiplinnya tinggi banget. Dan ternyata, anak kawan saya belum mampu adaptasi. Katanya, kelihatan anaknya capek banget sekolah. Jadwal di sekolah terlalu ketat. Daya tahan fisik dan mental harus luar biasa, katanya lagi.

 

Lalu, dia bertanya. Bisa nggak sih, sekolah bikin peraturan agak lunak, jangan terlalu ketat? Biar para siswa, seperti anaknya bisa menyesuaikan diri. Misalnya, jam masuk sekolah jangan terlalu pagi. Agak siangan sedikit. Kualitas Pelajaran juga jangan terlalu tinggi, kalau bisa yang santai-santai saja. Anak sekolah jangan terlalu padat kayak orang kerja. Jadi, peratutan sekolah juga jangan ketat-ketat banget.

 

Saya pun bertanya, jadi maksud elo. "Bisa nggak sekolah yang ngikutin gaya anak kita gitu? Berarti, kita jangan kita yang harus ngikutin peraturan sekolah?" Maunya begitu bukan?

 

“Iya, kayak gitu, Sekolah yang santai aja” jawab kawan saya.

 

Saya pun menyahut, “Yah bisa-bisa saja. Tapi siap-siap aja, sekolahnya jadi sekolah abal-abal. Bukan jadi sekolah favorit lagi. Terus kenapa kemarin dimasukin ke sekolah favorit?” kata saya.

 

Saya pun membatin. Jangan sekolah favorit. Saya saja di TBM Lentera Pustaka menerapkan yang namanya tepat waktu, tepat jadwal, dan tepat program. Biar tidak terlalu ketat, di taman bacaan ada jadwalnya. Selasa-kamis anak kelas prasekolah, Rabu-Jumat anak-anak taman bacaan. Sabtu harinya relawan. Tiap Minggu, semuanya hadir jam 10.00-12.00 WIB tanpa terkecuali. Minggu siang ada kelas berantas buta aksara dan Minggu sore-nya, ada aktivitas motor baca keliling. Waktunya baca ya baca, waktunya bermain ya main, dan waktunya event hanya ada event saja. Taman bacaan kan juga ada aturannya, nggak bisa sembarangan. Disiplin dan tertib kan juga bagian dari pembelajaran buat anak-anak. Jadi, apalagi sekolah yang sifatnya formal dan apalagi bayar.  Yang sosial seperti TBM saja harus ada aturannya, kan nggak bisa seenak-enaknya.

 


Hidup di dunia juga aturannya, bahkan ada etikanya. Kan nggak mungkin, dunia yang yang suruh ikut kita. Pastinya, kita yang ikut aturan dunia. Pagi-siang dipakai buat kerja, sore malam buat istirahat. Sholat lima waktu juga ada aturannya, masa dibikin jadi terserah kita. Atau ngikutin kita kapan sempatnya? Kalau begitu, yah siap-siap aja kualitas hidup kita jadi abal-abal.

 

Mungkin sebagian besar orang, ingin ingin tidur lebih panjang setiap harinya. Pengen punya waktu istirahat lebih lama. Tapi dunia ini kan nggak bisa menunggu kita. Bumi terus berputar, waktu terus berjalan. Makanya kita nggak boleh menunda pekerjaan. Karena dunia berubah begitu cepat. Mungkin, kiita berharap dunia bisa menerima orang-orang yang nggak disiplin nggak tertib. Padahal nyatanya, hampir dapat dipastikan tidak ada lagi tempat di dunia ini untuk orang-orang yang nggak mau berubah atau lambat berubah. Jadi, pilihan di dunia hari ini memang kejam. Berubah atau punah …

 

Agak aneh saja. Bila meminta dunia yang harus mengikuti gaya kita, peraturan kita. Bukannya kita yang ikut aturan dunia. Katanya, semua ada aturannya. Lalu, kenapa kita malah mau bikin aturan sendiri?

 

Jadi, gimana agar hidup kita difavoritkan dan tidak lagi abal-abal? Ya sederhana saja. Mulailah untuk memperbaiki diri dan ikhtiar yang baik. Sambil menyesuaikan diri di segala tempat dan keadaaan. Asal tetap berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun. Salam literasi#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar