Mungkin ada benarnya, jangan pernah mencintai buku. Karena buku, seseorang mampu berpikir lebih realistis. Berkata-kata lebih rapi. Bermimpi jadi lebih hebat. Dan buku pula yang membuat perjuangan jadi lebih keras. Maka jangan pernah mencintai buku.
Pada buku, siapapun
harus hati-hati. Karena teks dan kata-kata dalam buku memiliki kekuatan untuk
mengubah kita. Seperti Warren Buffett, karena kebiasaan membaca buku yang
rakus, ia menjadi pemilik Berkshire Hathaway yang punya 400.000 karyawan dan
memiliki puluhan perusahaan, seperti Coca Cola, Apple, American Express. Saking
“gila baca”, ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca, termasuk
membaca laporan tahunan, surat kabar bisnis, dan buku-buku tentang investasi
dan manajemen bisnis.
Sekali lagi, jangan
pernah mencintai buku. Sebab dosa terbesar terbesar pemilik buku adalah tidak
membacanya. Kejahatan paling kejam di dunia itu, selain durhaka pada orang tua
adalah berteman dengan buku tanpa mau membacanya.
Buku itu bahaya. Karena
buku, manusia diingatkan untuk jangan percaya pada satu cara. Jangan terlalu
banyak berharap pada siapapun, jangan mencintai terlalu banyak. Dan jangan
bergantung pada siapapun terlalu banyak. Sebab terlalu banyak akan melukai begitu
banyak pula.
Jangan pernah mencintai
seorang pembaca buku. Bila tidak ingin gelisah dengan segala pertanyaan tentang
buku-buku yang dibacanya. Tentang apa, seperti apa dan mau bagaimana? Buku-buku
selalu menjadi sumber inspirasinya. Maka saya, lebih memilih jadi orang
sederhana di kampung kecil di kaki Gunung Salak Bogor asal ada rak-rak buku.
Daripada jadi raja yang tidak punya hasrat untuk membaca.
Buku-buku itu bahaya.
Selalu mengajak pembacanya terbang bebas dengan imaji dan inspirasinya. Seorang
pembaca tidak akan peduli apapun, saat harus menggauli dan menyetubuhi
teks-teks di dalam buku. Seorang pembaca buku tidak akan pernah mampu menolak
datangnya birahi jika ingin mencumbui aksara. Selalu sangat bergairah, bahkan
sampai mendesah dan basah bersama buku-buku yang berkisah.
Sekali lagi, jangan
pernah mencintai buku. Bila kita tidak siap, tidak punya gairah. Apalagi bila
cemburumu seperti buta huruf. Jangan, jangan, dan jangan mencintai buku. Karena
tidak ada teman yang setia seperti buku.
Buku itu berbahaya.
Karena buku yang dibaca adalah penyulut api, bukan pengisi bejana. Salam
literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar