Sebagian dari kita mungkin hebat dalam hal ini, namun tak hebat dalam hal itu. Ada sebagian dari kita, mungkin pintar dalam perhitungan, namun tidak cerdas dalam merangkai kata. Ada pula sebagian dari kita mungkin rajin membaca, namun tidak pandai menulis. Semua itu lumrah, tidak usah berkecil hati.
Memang benar kok, tidak
ada di dunia ini manusia yang sempurna. Setiap orang pasti memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada orang yang salah melulu tanpa pernah
berbuat benar. Salah benar itu silih berganti. Karena memang yang sempurna,
hanya Allah semata.
Itu hanya sedikit
renungan saya, saat menjalani aktivitas sosial sebagai driver motor baca
keliling di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ada anak-anak yang
tidak akses bacaan sama sekali padahal mereka ingin membaca buku. Sebaliknya,
ada anak-anak yang begitu gampang punya akses baca namun si anak tidak mau
membaca sama sekali. Semua ada plus dan minusnya.
Faktanya, memang ada
yang hebat dalam berkata-kata. Tapi tidak hebat dalam bertindak. Persis seperti
ada yang sibuk bekerja tanpa berbuat sosial. Tapi ada yang sehari-hari mengurus
aktivitas sosial tanpa orang tahu pekerjaannya apa? Begitulah kehidupan di
dunia.
Tapi satu yang pasti.
Kita tidak bisa memaksakan orang lain di untuk bisa menguasai ilmu seluruhnya.
Kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk bisa menjadi seperti apa yang kita
mau. Kita hanya bisa memfasilitasi dan mengerjakan apa yang harus dikerjakan,
hanya ikhtiar. Selebihnya bukan urusan kita. Seperti akses bacaan, kita hanya
bisa sediakan secara konsisten. Biarkan proses alamiah yang memilih, siapa yang
mau membaca dan siapa yang tidak? Begitu yang terjadi di MOtor BAca KEliling
(MOBAKE) TBM Lentera Pustaka.
Tiap orang pasti
berbeda-beda. Punya kelebihan dan kekurangan. Maka jangan hanya fokus pada
kekurangan orang tanpa mau melihat kelebihannya. Begitu pula sebaliknya. Agar
semua berjalan dengan fair, sepertiga apa adanya saja. Lihatlah para sahabat
Nabi SAW , mereka memiliki kelebihan masing-masing. Abu Hurairah dengan ilmu
hadisnya, Abdullah bin Abbas dengan tafsirnya, Khalid bin Walid dengan
kehebatannya dalam berperang, dan Mush’ab bin Umar yang hebat dalam berbicara.
Dengan perbedaan dan berbagai macam kelebihan yang mereka miliki, tidak ada
satu riwayat hadits yang mengatakan, bahwa mereka para sahabat saling mencela
satu sama lain. Indahnya bukan main, bila memahami arti perbedaan di antara
kita.
Di balik itu semua,
apapun penting untuk selalu introspeksi diri, muhasabah. Untuk selalu melihat
dan mengevaluasi diri atas segala perbuatan dan sikap yang telah dilakukan.
Merenungkan dan selalu mau memperbaiki diri. Untuk selalu berpihak pada
perbuatan baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Asal mau instrospeksi
diri, insya Allah cukup.
Tidak usah memaksa diri
menjadi sempurna. Karena itu melelahkan dan tidak mungkin bisa sempurna. Tiap
kita pasti ada lebihnya ada kurangnya. Setuju kan?
Toh, kita tidak perlu
memaksa kuda untuk terbang atau memaksakan burung untuk berenang? Sama sekali
tidak literat. Salam literasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar