Banyak orang dewasa kebingungan, gimana caranya mengajak dan menyemangati anak-anak untuk membaca buku? Mungkin bisa dicoba, salah satunya adalah dengan mentraktir minuman dan cemilan kafe yang dibagikan ke anak-anak di taman bacaan.
Mentraktir minuman
dan cemilan kafe, itulah yang dipilih Pendiri TBM Lentera Pustaka di kaki
Gunung Salak Bogor untuk menyemangati anak-anak yang rajin membaca buku. Sudah 2 minggu ini (14 Juli dan 21 Juli
2024), anak-anak TBM Lentera karena jumlahnya banyak di bagi ke dalam dua
gelombang, ditraktir minuman dan cemilan
yang dijual di Kopi Lentera, kafe literasi ngopi sambil baca yang didirikan
Pendiri TBM Lentera Pustaka. Di satu sisi, minuman dan cemilan yang dibagikan
ke anak-anak bisa menyemangati agar lebih rajin ke taman bacaan. Di sisi lain,
Kopi Lentera yang dikelola relawan TBM Lentera Pustaka ada “pemasukan”. Lumayan,
nilai traktirannya mencapai Rp. 1,5 juta. Namun pesan pentingnya adalah perlu kreativitas
untuk terus menegakkan kegemaran membaca di kalangan anak-anak, apalagi di
daerah yang selama ini tidak ada akses bacaan.
Selain
untuk menyemangati gairah membaca anak-anak, traktiran minuman dan cemilan di
TBM Lentera Pustaka juga dilakukan untuk mengajarkan “budaya antre” saat
mengambil minuman dan cemilan. Sebagai bagian dari literasi adab. Antre, kebiasaan
kecil yang selama ini sudah banyak ditinggalkan orang.
Di
balik traktiran untuk anak-anak TBM Lentera Pustaka, ada pelajaran yang disampaikan.
Agar dalam kehidupan ini, siapapun hendaknya selalu melihat ke atas agar punya
daya juang untuk maju. Melihat ke bawah untuk selalu bersyukur atas apa yang
dimiliki. Melihat ke samping untuk membangun semangat kebersamaan. Melihat ke
belakang sebagai pengalaman berharga. Melihat ke dalam untuk intropeksi diri.
Dan melihat ke depan untuk menjadi lebih baik.
Sejatinya,
taman bacaan bukan hanya tempat membaca. Tapi menjadi sarana untuk melatih
kepedulian dan sikap toleransi kepada sesama. Karena itu, harus ada cara
kreatif untuk membangkitkan gairah membaca di tengah gempuran era digital.
Orang dewasa harus terlibat secara aktif untuk menjadikan kegiatan membaca
sebagai kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan. Membaca tidak harus pintar
tapi harus asyik. Misalnya dengan mentraktir jajanan kampung gratis, memberi
hadiah atau sekadar bersenam literasi bersama di taman bacaan.
Patut
diketahui, setelah berdiri 7 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini menjalankan
15 program literasi seperti TABA (Taman Bacaan) dengan 120 anak usia sekolah,
GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, KEPRA (Kelas
PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak
yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, JOMBI (JOMpo BInaan) dengan
12 jompo usia lanjut, TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, Koperasi Simpan
Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang
berbunga tinggi, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), Literasi Digital,
Literasi Finansial, Kopi Lentera kafenya lirerasi, dan MOBAKE (MOtor BAca
KEliling) yang rutin keliling kampung sediakan akses bacaan. Tidak kurang 200
orang setiap minggunya menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang
didukung oleh 12 wali baca dan relawan dan beroperasi 6 hari dalam seminggu
(kecuali Senin). Aktivitas TBM Lentera Pustaka tahun 2024 ini didukung oleh CSR
korporasi dari Bank Sinarmas, Chubb Life, dan AAI Perancis.
Maka
jadikan taman bacaan sebagai ladang amal. Sebagai tempat untuk melatih [perbuatan
baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar