Mungkin, kita pernah bertemu dengan orang-orang yang sehari-harinya mengeluh. Gampang bosan atau jemu. Mudah putus asa saat mengerjakan apapun. Bahkan sering merasa lelah saat kerjaannya belum selesai. Tapi omongannya segede langit. Antusiasnya sebatas komentar, bukan perbuatan. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Antusiasme,
itulah yang harus dijaga setiap hari. Semangat atau gairah untuk berkarya,
sekecil apapun kintribusinya. Hebatnya, antusiasi sama sekali tidak bisa
direkayasa. Sikap antusasi tidak bisa dibuat-buat lagi membutuhkan ketulusan.
Berbeda dengan omonga atau penampilan, semuanya bisa direkayasa. Tidak suka
tapi bilangnya suka. Maka siapapun yang bertabur sikap antusiasi, pasti punya energi
besar untuk melakukan sesuatu. Orang yang antusias pasti tulus, selalu berprasangka
baik, dan optimis.
Atas
dasar itu, saya selalu menjaga antusiasme di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiap kahir pekan membangkitkan gairah
membaca buku dan bermain bersama puluhan anak-anak taman bacaan. Bahkan
berbagai event sering digelar di TBM Lentera Pustaka. Belum lagi antusiasme
wali baca dan relawan TBM yang luar biasa. Di TBM Lentera Pustaka, semua orang
sibuk membaca buku, bermain bersama, berbuat baik hingga menebar manfaat. Hampir
tidak ada kata lelah saat berada di TBM Lentera Pustaka.
Jaga
sikap antusias setiap hari. Karena orang
yang antusias selalu yakin untuk terus belajar dan melakukan aktivitas apapun
dengan optimis. Maka ada yang bilang, hasil yang dicapai biasanya berbanding
lurus dengan antusiasme yang dimiliki. Antuasiasnya tinggi maka hasilnya
optimal, sebaliknya antusias rendah maka hasilnya pun tidak optimal. Sebab orang
yang antusias fokus terhadap pemikiran dan tindakan nyata. Energinya berpusat
untuk ikhtiar yang terbaik. Bahkan antusias bisa jadi Gambaran sikap percaya
diri dan kompetensi seseorang.
Hari
ini, tidak sedikit orang yang bersikap apatis. Malas-malasan atau tidak punya
gairah. Bimbang alias ragu atas pilihan jalan hidupnya. Akhirnya, apapun
dikerjakan dengan setengah hati. Proses dijalani alakadarnya, hasil pun
seadanya. Tiap hari mengeluh, merasa susah, bahkan hampir frustrasi. Semu aitu terjadi
karena gagal menjaga sikap antusiasme, gagal memelihara gairah. Soal apapun dan
di mana pun.
Kita
sering lupa, sikap antusias itu cerminan rasa syukur atas potensi yang
dianugerahkan Allah SWT. Hanya antusiasme yang menjadi fondasi kekuatan mental
kita. Untuk selalu berproses dan punya tekad mencapai hasil akhir yang optimal.
Pantang menyerah, apalagi putus asa di Tengah jalan. Apapun yang dikerjakan
harus tuntas hingga titik terakhir. Tentu, dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Karena orang antusias selalu yakin, Allah SWT pasti memberikan yang terbaik
untuknya.
Dalam
buku “The 17 Essential Qualities of a Team Player”, John C. Maxwell
menyebut antusias harus dimiliki siapapun. Karena antusias bukan hanya untuk
mencapai tujuan tapi menghindari seseorang dari sikap apatis – sikap tidak
peduli. Karenanya, untuk menjaga siakp antusias tetap bergemuruh di dada maka
caranya 1) tunjukkan rasa urgensi terhadap satu hal, 2) selalu bersedia untuk melakukan
lebih banyak dan berulang-ulang, dan 3) fokus pada kualitas yang lebih baik. Terkadang,
apapaun yang disebut berhasil hanya butuh konsistensi dalam melakukan dan mau
melipatgandakan ikhtiarnya.
Kenapa antusias di taman bacaan? Karena taman bacaan adalah ladang amal dan jalan hidup. Saya selalu belajar untuk menjaga sikap antusias di TBM Lentera Pustaka.
Bersama orang-orang yang tidak pernah berhenti membaca buku, berkiprah secara
sosial tanpa pamrih. Atas dasar yakin, segala sesuatunya akan indah pada
waktunya bila dikerjakan dengan penuh antusias dan setulus hati. Karena apapun,
pasti berhasil bla dikerjakan dengan penuh antusias. Tentu, atas pertolongan
Allah SWT. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar