Kemarin Jumat (29/12/2023), saya ziarah ke kubur Ibu-Bapak
saya (Alm. Ambo Lotang Yunus dan Almh Taty Raenawaty) yang satu lubang. Di
tempat yang sama, ada kubur kakek-nenek (paman-tante Bapak saya) juga di satu
lubang. Semuanya di TPU Munjul Cibubur Jaktim. Sedangkan kubur kakek-nenek saya
dari Bapak saya ada di Desa Limapoccoe Cenrana Maros Sulsel. Dan kakek nenek
saya dari Ibu, kuburnya ada di TPU Sunan Giri Rawamangun Jaktim. Semua kubur
orang-orang yang terhormat iini mengingatkan saya, bahwa hidup itu hanya sebuah
perjalanan. Manusia pada akhirnya, bukan soal keadaan gimana berawal. Tapi akan
seperti apa berakhir?
Kata Imam Ghazali, dalam buku Mizan Al Amal, ternyata
dijelaskan beberapa alasan kenapa manusia takut mati? Karena ia ingin
bersenang-senang dan menikmati hidup lebih lama. Takut pada dosa-dosa yang
diperbuatnya. Takut keadaan matinya seperti apa? Simpulannya, terlalu cinta
pada dunia. Tapi di saat yang sama lupa. Bahwa dunia itu jalan bukan tujuan.
Jalan untuk berbuat baik, menebar manfaat. Dunia sebagai ladang amal untuk
menuju kematian.
Maka saat ziarah kubur. Siapapun bukan hanya disuruh ingat
mati. Tapi diminta untuk memperbanyak bekal akhirat. Mau bawa apa menuju
kematian? Maka jangan terlalu menyibukkan diri dengan urusan dunia. Apalagi
bertindak jahat dan terlalu sering mengerjakan sesuatu yang sia-sia.
Literasi kubur di akhir tahun hanya berpesan. Jadikan
akhirat di hati, dunia di tangan, dan kematian di pelupuk mata. Kerjakan
perintah yang wajib, perbanyaklah amal ibadah dan sedekah. Karena mati tidak
harus sakit, tidak harus tua. Datangnya bisa tiba-tiba tanpa pernah bisa
diduga.
Sungguh, tidak ada yang pasti di dunia ini. Yang pasti
hanyalah kematian. Masalahnya, sudah siap atau belum? Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar