Betapa ruginya orang-orang yang punya waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, atau 12 bulan setahun. Tapi dalam catatannya tidak ada nilai kebaikan yang digoreskan. Doanya meminta umur panjang tapi digunakan untuk apa? Betapa rugi, betapa menyesal nantinya. Karena telah menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sebuah ungkapan menyebut, “Kasihanilah orang yang
modal pokoknya selalu mencair".
Itu hanya perumpamaan. Seperti kisah “pedagang es
batu”. Es batu adalah modal usia yang diberikan Allah SWT. Betapa banyaknya
waktu yang dilalui, hari-hari yang dijalani. Tapu usia terus saja meleleh dan
menguap, hingga habis tidak tersisa. Dan kita kita gagal menemukan “pembeli”
terbaik dengan “harga terbaik”.
Jika “pembeli terbaik” itu hanya Allah SWT, dan
“harga terbaik” itu adalah surga yang dijanjikan-Nya. Maka betapa ruginya
perdagangan kita, yang selalu menerima tawaran setan untuk melewati waktu dan
usia dalam kelalaian. Enggan berdagang yang baik, enggan menjual yang
bermanfaat.Usia dan waktu yang terlewatkan begitu saja. Tanpa mau bersikap
untuk berbuat baik secara nyata dan menebar manfaat di mana pun kita berada.
Es batu adalah air yang membeku, sementara setiap
satu tetesan airnya tidak akan pernah kembali lagi. Begitu pula modal pokok
usia kita di dunia. Bahwa setiap detik usia yang telah berlalu dari usia kita tidak
akan pernah kembali lagi. Waktu yang tidak mungkin diputar ulang, usia muda
yang tidak akan bisa dipanggil kembali bila sudah melewatinya.
Maka sebelum meleleh modal pokok usia kita. Sebelum ajal
datang menjelang, maka jangan sia-siakan kesempatan hidup yang tersisa. Jangan
abaikan waktu yang masih dimiliki. Untuk selalu meningkatkan iman dan takwa
kepada-Nya. Sambil tetap beramal soleh, berbuat baik, menebar manfaat, hingga saling
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Karena jika tidak, bukan tidak mungkin kita termasuk
orang-orang yang pantas dikasihani. Karena gagal meraih “pembeli terbaik”
dengan “harga terbaik”. Gagal memanfaatkan waktu dan usia untuk kebaikan. Sungguh,
betapa kasihannya orang yang dagangannya terus meleleh. Seperti es batu yang
mencair tanpa manfaat sedikitpun.
Maka mumpung masih ada waktu, masih punya usia yang
tersisa. Segerlah berbuat baik, kapan pun dan di mana pun. Atas spirit itulah, Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor terus berkiprah.
Hanya untuk menegakkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah, di samping
menekan angkat putus sekolah yang masih tinggi. Taman bacaan sebagai ladang
amal untuk semua orang. Agar berani menebar manfaat kepada sesama, sebagai
bekal untuk menunju-Nya. Taman bacaan yang melayani “pembeli terbaik” untuk
mendapatkan “harga terbaik” di akhirat kelak.
Segeralah berbuat baik. Karena betapa ruginya orang-orang yang punya waktu 24 jam
sehari, 7 hari seminggu, atau 12 bulan setahun. Tapi dalam catatannya tidak ada
nilai kebaikan yang digoreskan. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar