Memang benar adanya. Sebagus apapun perkataan tidak akan mampu mengalahkan bagusnya perbuatan. Maka apapaun, cukup perbanyak perbuatan dan sedikitkan berbicara. Banyak berbiuat sedikit berbicara, bukan hanya sikap tapi juga akhlak. Apalahi untuk urusan yang sia-sia dan tidak ada manfaatnya. Ngobrol, diskusi tentang negara apalagi gibah sangat berpotensi negatif (baca dosa).
Perintahnya sederhana, kerjakanlah yang baik perbanyak amal.
Bukan banyak bicara dan berdebat akan hal yang sia-sia. Apalagi sekadar diskusi
atay wacana yang tidak ada ujung pangkalnya. Tapi sayang, kebanyakan orang masih
terjebak dan gemar melakukan hal yang sia-sia. Terlalu banyak bicara, banyak
diskusi tanpa aksi nyata.
Hari
ini, kian banyak orang yang senang mengkritik tanpa karya yang dibuatnya. Menghakimi
orang lain tanpa berpikir, apakah dia sudah lebih baik dari orang yang
dibicarakannya? Terlalu banyak bicara tanpa aksi nyata. Bicara seolah-olah
seorang pemikir, ahli kebijakan. Tapi perangai dan perilakunya kosong. Semuanya
yang keluar dari mulutnya hanya omong kosong. Persis seperti kata pepatah, “tong
kosong nyaring bunyinya”.
Berbuat tanpa banyak bicara, bisa jadi prinsip
literasi yang kian terabaikan. Karena itu, menjadi pentingnya untuk mengingatkan
semua kalangan untuk “mengubah niat baik jadi aksi nyata”. Berbekal prinsip
literasi “berbuat tanpa banyak bicara”, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka di kaki Gunung Salak Bigor berkiprah. Hanya untuk menegakkan kegemaran
membaca anak-anak usia sekolah, di samping menekan angkat putus sekolah yang
masih tinggi. Bahkan memberantas buat aksara di kalangan kaum ibu-ibu, di samping
meminimalisasi pengaruh “rentenir – bank emok” dengan mendirikan Koperasi
Simpan Pinjam.
Di
TBM Lentera Pustaka, hari ini ada 15 program literasi yang dijalankan. Mulai
dari TABA (Taman Bacaan) dengan 100-an anak usia sekolah pembaca aktif, GEBERBURA
(GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 ibu buta huruf, KEPRA (Kelas
PRAsekolah) dengan 40 anak usai PAUD, YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim,
JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 kaum ibu jompo, TBM Ramah Difabel dengan 2 anak,
KOPERASI LENTERA dengan 28 anggota kaum ibu, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin
menaBUng), LITDIG (LITerasi DIGital), LITFIN (LITerasi FINansial), LIDAB
(LIterasi ADAb), Rooftop Baca, MOBAKE (MOtor BAca KEliling) yang keliling ke 3
kampung untuk sediakan akses bacaan, dan melek Al Quran. Didukung 5 wali baca
dan 12 relawan, TBM Lentera Pustaka kini melayani tidak kurang dari 200 orang
pengguna layanan setiap minggunya yang berasal dari 4 desa (Sukaluyu,
Tamansari, Sukajaya, Sukajadi). Beroperasi 6 hari dalam seminggu, kecuali
Senin.
Berbuat
tanpa banyak bicara. Prinsipnya, siapapun hendaknya selalu berusaha untuk
mengutamakan perbuatan baik. Hindari banyak bicara yang tidak perlu. Sebab
kelak sebagus apapun perkataan tak akan mampu mengalahkan bagusnya perbuatan.
Memang tidak mudah, tapi mencoba mengubah sikap ke arah itu pasti bisa dan
lebih baik. Tentu, landasan moralnya adalah sikap ikhlas dan sabar. Seperti
berbuat baik di taman bacaan. Dan saat berbuat baik, jangan pernah gubrik
komentar orang lain. Karena mereka tugasnya memang berkomentar tanpa melakukan
apapun. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar