Di banyak tempat baca, taman bacaan, atau perpustakaan. Biasanya untuk bisa membaca justru disuruh mendaftar menjadi anggota. Lalu dibuatkanlah "kartu anggota" sebagai syarat untuk bisa masuk dan membaca. Walau tidak tahu, bila sudah jadi anggota akhirnya membaca atau tidak? Asal anggota bisa masuk walau belum tentu membaca, begitulah faktanya.
Berbeda dengan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Justru setiap anak atau warga
mana pun, tidak perlu mendaftar jadi anggota. Tapi setiap anak dan warga yang
membaca pasti punya "kartu baca" (bukan kartu anggota). Melalui kartu
baca, bisa dicek anak yang rajin atau tidak membaca buku. Setiap anak pasti
punya "kartu baca". Karena tidak boleh anak mengambil buku baru
sebelum tuntas membaca satu buku dan kartu bacanya diparaf oleh wali
baca/relawan. Kartu baca adalah alat kontrol tentang membaca atau tidak. Begitulah
fungsi "kartu baca" di TBM Lentera Pustaka. Dari membaca 1 buku per minggu,
hingga kini ada yang anak yang bisa membaca 10-20 buku per minggu. Agar terukur
minat baca sekaligus kegemaran membaca anak.
Kartu baca, memang hanya hal kecil. Tapi
dari kartu baca itu, bisa terlihat 1) seberapa intensif anak datang ke taman
bacaan, 2) perilaku membaca buku, dan 3) jadi bukti dokumen tentang aktivitas
membaca anak. Dan mau tidak mau, wali baca/relawan pun harus memparaf aktivitas
baca anak, selain membimbing anak saat membaca buku. Karena tanpa kartu baca,
bagaimana kita bisa tahu anak-anak itu membaca atau tidak?
Taman bacaan itu hanya soal membiasakan
hal-hal kecil yang baik dan positif. Membaca buku itu bukan untuk jadi pintar
atau hebat. Tapi membiasakan melakukan hal-hal kecil tapi efektif. Selalu
memberi salam saat datang ke TBM, melatih cium tangan kepada yang lebih tua, menemani
anak yang membaca, memparaf kartu baca, mengajarkan buta huruf, melatih adab
dengan antre, membiasakan menabung, membuang sampah di tempatnya, dan lainnya.
Itu semua hal-hal kecil yang ada di TBM Lentera Pustaka. Untuk apa mengejar
hal-hal yang besar, tanpa mau menghargai hal-hal kecil? Untuk apa
"jago" membaca buku tapi tidak bisa menghargai hal yang kecil?
Maka siapapun yang ada di TBM Lentera
Pustaka, pasti terus belajar. Bahwa hidup itu tidak melulu mendambakan hal-hal
yang besar. Mengejar harta, pangkat, jabatan, kepandaian atau ketenaran. Tapi
cukup dengan membiasakan hal-hal yang kecil yang positif. Karena hidup tidak
selalu dinilai dari “untung-rugi”. Tapi cukup dinilai dari “seberapa manfaat
untuk orang lain”. Dari kartu baca, siapapun bisa belajar. Seberapa besar kita
mau membaca dan mau memperhatikan hal yang kecil?
Mulailah membaca dari yang kecil-kecil. Karena sesuatu yang
baik dan bermanfaat di taman bacaan, hanya dimulai dari yang kecil, yang sederhana,
dan mau dilakukan secara berulang-ulang. Salam literasi #KartuBaca #BacaBukanMaen
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar